Seketika chanyeol terdiam. "Chae kau..."
"Ne, aku menyukainya." Sahut chae tanpa menoleh pada chanyeol.
Chanyeol melirik seseorang yang berdiri tidak jauh dari dirinya dan chae. Chanyeol sangat kesal dengan jawaban chae. Dirinya merasa kalah dari jimin.
Sedangkan jimin yang sedari tadi mengintip chae dan chanyeol tersenyum penuh kemenangan.
Chanyeol yang sudah sangat kesal itu langsung menarik lengan chae dan mencium bibir chae.
Chae yang terkejut mencoba melepaskan dengan memukul dada chanyeol, tetapi usahanya sia-sia karna chanyeol lebih kuat dari dirinya.
Jimin yang melihat itu pun langsung berlari menuju chae dan menarik bahu chanyeol.
Tanpa pikir panjang jimin langsung memukul chanyeol yang tepat mengenai rahangnya.
Chanyeol langsung tersungkur dilantai dan terkekeh sambil menatap wajah jimin yang sudah memerah ingin meluapkan kemarahannya.
"Sepertinya aku salah mengharapkan chae kembali bersamaku..... Kau!" Ucap chanyeol sambil menunjuk jimin
"Dia tadi bilang menyukaimu. Huh...Aku akan menyerah saja." Chanyeol bangkit lalu pergi meninggalkan chae dan jimin berdua.
Jimin melihat chae tertunduk sambil menangis. Ia langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
"Hei tenanglah,jangan menangis." Ucap jimin berusaha menenangkan chae.
"Miyane." Chae kembali menangis dipelukan jimin.
"Sudahlah lupakan, sebaiknya kau istirahat."
~~~~~
"Chae!" Panggil jimin.
Chae tidak menghiraukan panggilan itu, dia masih hanyut dalam pikirannya.
Jimin menepuk bahu chae.
Chae sontak menoleh. "Eoh, wae?"
"Kau melamun?"
Chae hanya diam.
"Apa karena chanyeol?" Tanya jimin memastikan.
Chae langsung menoleh. Dan kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Jimin tersenyum. "Kalau bukan chanyeol, siapa lagi, eoh apa kau memikirkanku sayang."
Chae membulatkan matanya, apa ini jimin memanggilnya sayang. Chae sangat malu sekarang bahkan pipinya memerah.
"Sebenarnya apa hubungan kalian? Apa dia kekasihmu? Eoh pasti bukan! Aku yakin dia pasti mantan kekasihmu 'kan?"
"Chae!" Jimin mengayunkan tangannya di depan wajah chae.
Chae menundukkan kepalanya,ia tidak tahu harus menjawab apa. Namun setelahnya chae menjawab pertanyaan jimin dengan anggukan.
"Wah daebak, dunia terasa sempit. Sepertinya takdir menginginkan kalian bersama lagi rupanya."
"A..a...aniya, bukan seperti itu jimin-ah. Aku tidak bermaksud menyakiti lisa."
"Tapi kenyataannya jika lisa tahu kalau chanyeol berkelahi denganku hanya karena memperebutkanmu pasti dia akan sangat sakit hati. Dengar chae, ku tegaskan padamu, kau sudah menjadi milikku,dan aku tidak suka jika ada yang menyentuh milikku." Jimin menempelkan telunjuknya di bibir chae.
"Bukankah dia menciummu. Kenapa kau tidak menolaknya?" Tanya jimin
Chae hanya menggelengkan kepalanya.
"Oh ayolah sebelum tadi malam juga aku pernah memergoki kalian berdua berciuman.Kau masih mencintainya?" Jimin mengangkat dagu chae agar menatapnya.
"Kau tahu aku yang membawamu kesini. Aku menyelamatkanmu dari jongin. Aku sangat menyukaimu, kau tahu itu sejak awal kan?
"Ne."
"Dan tadi malam aku mendengar semua obrolan kalian. Hmm......apa benar kau menyukaiku?" Tanya jimin ragu.
"Aku tidak tahu, tapi setiap aku bersamamu jantungku selalu berdegup kencang." Chae menutup matanya karna malu.
Jimin tersenyum lalu mengecup pipi chae. "Kau harus selalu bersamaku!" Ucap jimin dengan tegas.
"Ne." Chae hanya menurut pada apa yang dikatakan jimin.
🌹🌹
"Chaeng!" Teriak chanyeol.
Chae yang kenal dengan suara chanyeol langsung mencoba menghindarinya. Chae berjalan cepat menuju ruang makan.
Di ruang makan sudah ada jimin yang menunggu chae untuk sarapan bersama.
Setelah sampai di ruang makan,jimin langsung merangkul bahu chae. Seketika chanyeol terdiam melihat jimin merangkul bahu chae
Jimin menyadari keberadaan chanyeol. Ia menunjukkan smirknya pada chanyeol seolah mengejek.
"Sial! Rupanya benar-benar sudah tidak ada kesempatan lagi untukku." Chanyeol hanya mengumpat.
BRAKK
Beberapa foto berhamburan tepat mengenai wajah chanyeol.
To be continued...
