20. Start

2.6K 302 5
                                    

Plak!

Zuma memandang Nandara dengan tatapan tidak percaya. Ia mengusap pipi yang baru saja ditampar oleh gadis di depannya itu. Seolah baru saja tersadar, Zuma merasa bersalah.

"Nda, tadi itu ...."

"Aku udah tahu gimana Kak Zuma yang sebenarnya. Aku kecewa!" tukas Nandara cepat.

Nandara buru-buru keluar dari mobil lalu menutup pintu mobil hingga terdengar suara debuman yang keras. Ia rasa lebih baik dirinya kembali ke rumah. Bertemu Zuma membuat suasana hatinya semakin memburuk.

Zuma menggeram frustrasi karena kehilangan kendali diri di depan Nandara. Namun, ia tidak akan menyangkal mengenai apa yang dikatakannya. Dia adalah psikopat. Seperti yang orang lain tuduhkan padanya.

Zuma keluar dari mobil. Ia mengikuti langkah adik sepupunya. Setidaknya sampai Nandara benar-benar selamat sampai rumah.

Nandara merasa diikuti oleh seseorang. Ia menghentikan langkahnya dan menemukan Zuma. Lelaki itu berdeham dan mendekati Nandara. Nandara merasa sedikit takut dan ia mempercepat langkahnya. Sayang, Zuma berhasil menangkap tangan Nandara.

"Lepas, Kak! Apa lagi yang mau Kakak lakuin?" teriak Nandara sekuat tenaga melepas tangan pegangan Zuma.

"Aku tahu kamu syok. Aku akan beri kamu waktu untuk batalin pernikahan kamu sama Xilon."

"Kakak gila!" sentak Nandara.

"Aku gila? Perasaanku salah, Nda?" tanya Zuma terlihat frustrasi.

"Kakak psikopat!"

Zuma langsung melepas tangan Nandara. Nandara mengusap pergelangan tangannya. Ia rasa tangannya pasti memerah.

Zuma terlihat menahan emosi. Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya. Ia sudah mencoba untuk bersikap lembut, tetapi Nandara menolaknya dengan cara seperti itu. Apa yang dipikirkan gadis itu?

Nandara terlihat ketakutan. Zuma tidak tega dan menghela napas panjang. Ia harus menahan emosinya agar mendapat kepercayaan Nandara.

"Aku cinta kamu, Nda. Aku posesif karena aku sayang kamu. Apa kamu gak berpikir, kenapa aku dukung kamu sama Xilon? Sedangkan aku sendiri sakit sendirian? Aku coba jauhin kamu untuk buang rasa itu. Tapi aku rasa aku gak bisa relain kamu untuk orang lain. Terlebih saat Xilon
...."

Nandara menunggu kalimat Zuma selanjutnya. Nama Xilon disebut, ada apa?

"Kenapa?"

"Percaya sama aku, Nda. Aku ngelindungin kamu dari bahaya. Aku posesif, aku jadi psikopat demi kamu. Suatu saat kamu akan tau kenapa," lanjut Zuma membuat Nandara semakin penasaran.

Zuma menghampiri Nandara. Ia mengusap pelan rambut Nandara. Gadis hanya diam saja. Ia larut dalam pemikirannya.

"Untuk malam ini, cukup perasaanku saja yang kamu tahu. Untuk rahasia selanjutnya akan segera menyusul. Percaya sama aku, Nda?"

Nandara mendongak dan mendapati netra Zuma. Netra yang memancarkan kelembutan dan ketenangan seperti biasanya. Pengakuan Zuma saja sudah cukup membuatnya syok. Belum lagi dengan hal lain yang ia ketahui.

Zuma mungkin mengakui bahwa dirinya posesif dan psikopat. Namun, selama ini Zuma menjaganya dengan baik. Sikap mengerikan Zuma itu telah melindunginya.

Perasaan Nandara telah dibalas. Namun, keraguan muncul di hatinya. Benarkah ia masih memiliki perasaan pada Zuma? Apa perasaannya pada Xilon hanya bersifat sementara?

"Kita akan lihat ke depan, Kak. Apa aku emang harus percaya Kakak atau enggak."

🌂🌂🌂

Jasmine Addict (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang