Terkadang aku lupa bahwa kamu pernah melukaiku terlalu dalam. Bodohkah aku karena telah memaafkanmu?
_____
Semua yang terjadi hari ini adalah sebuah kegilaan! Bagaimana tidak? Nandara tiba-tiba harus ke butik untuk fitting baju pengantin. Tidak pernah terbayang semuanya akan seperti ini.
Lebih gilanya lagi, Nandara tidak bisa mengelak sedikit pun. Pasrah dan hanya bisa berpura-pura tersenyum bahagia. Mencoba melupakan setengah hatinya yang retak karena sebuah fakta yang memilukan. Cinta sepihaknya resmi kandas hari ini juga.
Nandara sangat muak dengan kebohongan yang membuatnya terlibat dalam masalah seperti ini. Terlebih ia harus melepaskan cinta yang mendekam bertahun-tahun lamanya hanya karena kebohongan kecil. Lebih tepatnya karena kehadiran seorang lelaki aneh yang berasal dari antah berantah.
Nandara menghirup napas dalam-dalam. Ia mendongak menatap langit malam yang selalu menjadi favoritnya. Tidak sia-sia ia melarikan diri ke rooftop restoran ketimbang menikmati hidangan makan malam khas Perancis yang diliputi suasana canggung dengan keluarga Azadirachta.
"Lo nikah sama gue. Dan Zuma bakal tunangan sama Rafflesia. Udah takdir dan lo gak bisa apa-apa."
Nandara memutar bola matanya dengan malas, ia sudah menduga bahwa lelaki aneh itu cepat atau lambat akan menyusulnya. Padahal ia sengaja beralasan ke toilet untuk menghindari Xilon. Siapa sangka lelaki itu malah mengetahui tujuannya.
Nandara sadar, sosok Xilon telah berdiri tepat di belakangnya. Aroma jasmine itu, Nandara telah menghapalnya dengan baik.
"Lo udah jatuh cinta sama gue. Kenapa masih bersikap seolah-olah lo patah hati? Gue rasa lo gak perlu sesedih itu."
Bacot!
Jika saja Nandara tidak sedang dalam mood yang sangat buruk, ia mungkin akan membalas mulut cabe itu dengan cara menampolnya dengan sepatu. Ia bahkan tidak bisa mengekspresikan kekesalannya untuk saat ini. Karena itu akan berbahaya bagi kesehatan jiwa dan raga Xilon.
"Zuma udah jatuh cinta sama Rafflesia. Dan cewek itu juga kelihatan cocok sama Zuma. Zuma bebas punya kebahagiaan sendiri. Lo gak bisa memonopoli dia deng--"
"Itu mulut mau disumpal sepatu, kaga? Lemes banget mulut lo," cerca Nandara memotong pembicaraan Xilon.
Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri mendapat ketusan dari Nandara. Andai saja gadis di depannya itu bukan anaknya Garren Argon Granitama, sudah dipastikan gadis itu didepak dari universitas. Lihat saja kelakuannya yang tidak sopan dengan dosen sendiri. Gadis itu bahkan tidak peduli dengan umur mereka yang terpaut jauh. Ia tetap bersikap tidak sopan dengan Xilon.
"Bad mood amat lo. Padahal hari ini kita baru fitting baju pengantin. Harusnya lo senang karena pernikahan kita gak akan lama lagi," ucap Xilon dengan setengah berbisik. Buku kuduk Nandara meremang seketika. Apa yang dilakukan lelaki itu padanya?
Senang? Untuk apa? Kenapa Nandara harus senang? Ia bahkan tidak tahu apa yang ia rasakan. Ia tidak suka dengan pernikahan itu, tetapi ia tidak menolaknya. Ia juga tidak senang dengan kabar pertunangan Zuma yang diberi tahu sore tadi, tetapi dia malah membiarkannya.
"Buat apa gue senang?" tanya Nandara lalu membalikkan tubuhnya. Sial, jaraknya dan Xilon semakin dekat. Dan Nandara kesulitan mengontrol detakan jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine Addict (Tamat)
General Fiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] ⚠Cerita ini bakal bikin kamu pusing, berhenti sebelum menggila⚠ (Romance-Fantasy) Namanya Jasmine, tapi dia benci bunga itu terutama aromanya. Aroma kematian. Awalnya ia mengabaikan seseorang yang beraroma...