40. Epilog

6.8K 445 97
                                    

Kalau kita bertemu lagi di dunia lain, aku harap kamu tidak pernah melupakanku.

❤❤❤

"Zona!!!"

"Akh! Sial!!!"

Dengan langkah seribu, Zona segera beranjak dari kursinya. Ia tidak mau bertemu dengan dua gadis gila itu. Gadis-gadis yang sejak pagi tadi dia hindari, malah muncul tiba-tiba di sini.

Zona bahkan sampai menabrak orang-orang yang berdatangan masuk ke dalam kafe. Maklum, ada diskon besar-besaran di kafe yang baru dibuka itu. Ia sendiri datang ke sana juga untuk menikmati minuman yang telah berharga belasan ribu itu. Lumayan, ia bisa menabung sejak dini untuk membeli handphone terbaru. Jangan tanya kenapa harus menabung padahal orang tuanya berkecukupan. Semua karena mulut ember dua kembaran laknatnya. Mereka mengadu pada sang papa bahwa ia mencoba merokok, padahal ia hanya coba-coba saja.

Zona mempercepat langkahnya saat kedua gadis itu berjarak semakin dekat. Ya, mereka adalah kembaran Zona yang menyebalkan itu, Ziva dan Zeva.

Kedua gadis itu mengejar Zona karena ingin memberinya pelajaran. Jangan salahkan Zona yang balas dendam pada kedua gadis itu dengan membakar alat make up mereka. Bukan salah Zona.

Merasa perlu persembunyian, Zona membelokkan langkahnya. Ia sedikit kebingungan saat melihat deretan toko yang rata-rata bertanda 'close'. Namun, ada satu toko yang nyaris tak terlihat yang masih buka.

Zona segera berlari masuk ke dalamnya. Ia berhasil sembunyi dari kesua gadis itu. Semoga saja kembarannya tidak akan tahu jika ia bersembunyi di dalam toko ini.

Zona mengatur napasnya yang terengah-engah. Menumpukan kedua tangannya di atas lutut. Setelah dirasa pernapasannya kembali normal, barulah ia memutari matanya untuk melihat isi toko tersebut.

Toko barang antik.

Mata Zona berbinar. Ia harus mengabadikan tempat itu sebagai konten Youtube-nya. Jarang-jarang ada toko barang antik yang se-estetik ini.

Zona merogoh saku celananya, bahkan saku kemejanya tetapi tidak ia temukan benda pipih itu. Seketika ia menepuk keningnya sendiri. Ia lupa bahwa handphone legend-nya tertinggal di kafe tadi. Padahal ia berharap bisa mendapat minimal foto isi toko itu. Pada saat ia punya waktu untuk membuat konten Youtube, barulah ia ke sana.

Sedikit merasa kecewa, tetapi Zona menepisnya dengan berjalan di antara lorong-lorong. Tidak banyak pengunjung di sana, hanya ada beberapa orang. Sang kasir pun terlihat santai dengan koran di tangannya.

Zona mengumpat beberapa kali di dalam hati saat melihat benda-benda antik tetapi masih terlihat bagus itu. Yang membuatnya tidak percaya adalah harga-harga yang tertera di sana. Mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta. Daebak!

Seketika Zona berpikir licik nan cerdas. Sepulangnya dari toko ini, ia berniat untuk mengumpulkan barang-barang lama di rumahnya untuk dijual ke toko ini. Ia yakin akan menjadi milyuner mendadak. Namun, setelahnya ia akan berbaring di rumah sakit karena tinjuan papanya. Zona mendesah pelan.

Merasa sudah puas memanjakan mata, Zona menghampiri sang kasir yang masih antusias dengan korannya.

"Bu, kalau mau jual barang antik di sini gimana?" tanya Zona tanpa basa-basi.

Wanita tua yang tidak lain adalah sang kasir menaikkan kedua alisnya. Ia melipat koran yang dibacanya tadi lalu disimpan di dalam laci.

"Tergantung. Semakin lama umurnya, maka semakin mahal. Tapi bukan berarti kamu menjual tanah kuburan Kakek buyut kamu ke sini."

Jasmine Addict (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang