▪️▪️▪️
"Ren lo disuruh ke ruang XII Bahasa 1 buat remedial Ekonomi."
Suatu hal yang membuat siswa malas adalah remedial. Penilaian Akhir Semester selesai seharusnya bisa bernapas lega, namun tidak jadi karena itu. Memang remdial itu untuk perbaikan atas kekurangan sebelumnya, tapi kadang terasa berat untuk mengulang.
Irena sadar bahwa ia memiliki kemampuan yang kurang dalam pelajaran Ekonomi, bahkan dari 34 siswa di kelasnya hanya dialah yang melakukan remedial. Semua siswa yang melakukan remedial materi tersebut dijadwalkan ke ruang kelas XII Bahasa 1. Sedangkan siswa yang tidak remedial mungkin selonjoran atau rebahan sambil wifian.
Sekarang Irena duduk sambil celingukan, siapa tahu di tempat ini ada orang yang ia kenal.Nyatanya, disini hanya berisi siswa kelas lain yang tidak ia kenal atau hanya sekadar melihat sekilas ketika berpapasan.
"Silakan dikerjakan, Ibu keluar sebentar." Usai memberikan soal dan lembar jawaban Bu Nike langsung keluar ruangan. Waktu-waktu seperti ini guru pasti sedang sibuk menyusun nilai rapor.
Jemari Irena memegang sudut kertas, membaca sekilas lalu mengambil pulpen untuk menulis jawaban berupa esai. Suara gemrusuk kursi yang digeser mengalihkan perhatiannya.
"Lo ngerjain nomor 1-5, gue 6-10. Paham kan?" Suara dari seorang cowok di belakang Irena, hingga sepersekian detik kemudian ia mendengar orang itu memanggilnya.
"Eh elo Irena kan." Cowok di belakang Irena itu menyalurkan kakinya hingga menyentuh kursi Irena, refleks ia menoleh.
"Iya, kenapa?"
"Kelas IPS 5, temannya Megan, sekelas sama Bhima juga kan? Eh dulu keknya." Cowok itu mengetukkan pulpen di pelipisnya. "ELO KAN DULU KAPTEN BASKET CEWEK. FIX GUE NGEFANS SAMA LO!" Ia kelepasan berteriak namun tersamarkan oleh suara berisik siswa lain yang sedang bertukar jawaban.
Ia mengerutkan kening, masih ada yang ingat kalau dia pernah menjadi kapten basket ketika kelas 10, karena setelah itu Irena benar-benar berhenti dari dunia olahraga.
"Masih ingat aja lo.BTW, mau apa? Ngga bakal sempet deh kalau kita ngobrol."
"Lo bantuin ngerjain deh nomor 11-15, kalau udah selesai langsung bagiin ke kita, paham?" Irena mengangguk, ia tersenyum sekilas. Terkadang remedial tidak seburuk itu, anggap saja silaturahmi dengan siswa kelas lain. Bekerja sama dalam mengerjakan soal itu bisa menambah keakraban.
Seperti yang diminta cowok itu, ia mengerjakan soal dari nomor 11-15, mereka lalu saling berbagi jawaban. Seperti kegiatan belajar kelompok, suasana dalam ruang ini memang terdengar ribut namun tersamarkan oleh suara berisik dari luar. Karena hari ini terhitung freeclass.
Sekitar 30 menit berlalu, mengumpulkan lembar jawaban. Irena menepuk kedua telapak tangannya. Hari ini menjadi remedial terakhir baginya. Mungkin Bhima dan lainnya sudah selesai remedial. Irena sudah bisa menebak sebelumnya, kalau ia akan remedial banyak pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIGHT
Ficção Adolescente[COMPLETED] Bagi Irena, Bhima itu cuman cowok brengsek yang kebetulan mampir dalam kehidupannya. Karena memang mereka dipertemukan sebagai teman sekelas. Irena selalu menghindar dengan sikap Bhima yang sok manis. Bukan karena ia sombong, tapi ia ha...