32th About Dream

26 2 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Orang tua kamu di mana?"

"Ayah kamu kerja di situ ya?"

"Tolong aku, aku sendirian!"

Seseorang mendekati gadis itu , ia memengang pundaknya, sayangnya tak ada respons sama sekali. Cowok itu lantas menepuk-nepuk pipi gadis itu.

"Bangun, jangan tiduran di kelas."Irena mengerjapkan matanya. Gadis itu mengembuskan napas, suara itu tiba-tiba menghantuinya. Padahal selama ini ia tidak mempermasalahkan hal itu. Pertanyaan-pertanyaan orang yang menanyakan keberadaan orang tuanya.

Ia meneguk air mineral yang Bhima sodorkan. "Lo sakit kan? Gue antar ke UKS ya." Irena menatap Bhima sayu, sorot mata gadis itu begitu lelah. Kepalanya terasa pening, namun ia menggeleng cepat. "Gue nggapapa."

Sebenarnya masalah sebesar itu tak seharusnya Irena tahu, ia masih belum paham soal itu. Namun melihat kondisi Mama sekarang, dan ia yang tiba-tiba menyadari perihal ketidakhadiran kedua orang tuanya dalam masa-masa penting Irena membuat gadis itu semakin tertekan. Ketika Irena masih kecil, ia sering dianggap berbeda , di saat anak-anak lain merasakan diantar jemput orang tua, dikhawatirkan orang tua ketika study tour, maka Irena tak merasakan itu semua.

"Udah, ngga usah bohong. Lo sakit perlu dibawa ke UKS." Bhima menarik pergelangan tangan Irena, namun dengan sigap gadis itu menepis.

"Gue nggapapa Bhim."

Bhima tak menghiraukan, karena semburat kacau dalam wajah Irena membuatnya mengembuskan napas dan membiarkan gadis itu sendiri. Hari ini Irena memilih tempat duduk paling belakang, ini langka, tak biasanya Irena suka menyendiri di pojokan. Bhima terus mengamati gadis itu, hingga pelajaran berakhir. Semua siswa berhamburan keluar, hanya menyisakan kedua remaja itu.

Irena berjalan gontai menggendong tasnya. Melewati lorong kelas yang tampak sepi, ia menoleh ke belakang.

"Lo ngapain ngikutin gue?"

Bhima menyunggingkan senyumnya dan berjalan mendekati Irena. "Gue lagi ngga ada kerjaan."

Gadis itu memutar bola matanya. "Belajar! Bentar lagi UN! Masa depan lo mau dibawa kemana?"

"Masa depan gue kan ada di elo!" Seraya menampakkan senyuman manis milik Bhima.

Irena menatap sarkas cowok itu, lalu ia berlari. "Bang bang angkot Bang!!"

"Woi tungguin!"

Bau kendaraan yang sangat khas tercium di hidung mereka. Akhirnya kedua remaja itu duduk bersebelahan di angkot, beruntung penumpangnya tidak terlalu ramai. Bhima mengambil ponsel di sakunya. Ia membuka spotify dan mencari playlist lagu favoritnya. Ia memasangkan earphone di telinga kirinya dan memasangkan ke telinga kanan Irena.

INSIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang