•••
Bhima menarik handle pintu kamar kos, begitu terbuka ia langsung mengembuskan napasnya. Ia tidak tahu sejak kapan dua manusia itu ada di kamarnya. Sendy duduk di depan meja depan mata yang fokus pada layar laptop. Sedangkan Adit, rebahan di atas tempat tidur.
Cowok itu baru saja kembali dari kegiatan kumpul di Algagis. Bhima menggantungkan almamaternya, dia melepas dasi yang seharian ini terasa mengikat lehernya dan melepas kemeja putih dan menyisakan kaus hitam yang menjadi dalaman.
Suara lagu Twice-What Is Love terdengar melalui laptop Sendy. Bhima melirik sekilas, melalui aplikasi Adobe Premiere, Sendy sedang membuat vidio opening Senam. Katanya Sendy dimintai bantuan kelas sebelah untuk mengedit vidio senam yang menjadi tugas mapel olahraga.
Bhima ikut membuka laptopnya, ia duduk di samping Sendy. Memperhatikan traffic pengujung blog-nya sembari memakan chocopie yang tadi ia temukan di tasnya. Tunggu, Bhima jadi penasaran siapa yang memberikan itu dan juga puisi singkat melalui sticky note yang tertempel di balik chocopie.
Selama ini memang ada beberapa orang yang memberikan hadiah kecil kepadanya. Tapi biasanya orang itu akan memberikan secara langsung. Atau mungkin itu semacam penggemar rahasia? Ia mengerutkan kening, masa' sih dirinya punya secret admirer?
Adit bangkit dari rebahan. "Gue heran sama kalian berdua. Kenapa kelihatan nyantai banget. Ujian udah di depan mata. Bentar lagi kita lulus SMA. Lo masih aja asyik sendiri. Lo ngga keliatan kelihatan cemas atau takut."
"Apa yang harus dicemaskan? Kalo ngga mau cemas, gampang, ngga usah dibuat cemas." Sahut Sendy.
Mereka berteman sudah hampir tiga tahun. Hal tersebut membuat Bhima cukup hafal dengan karakter kedua sahabatnya itu.
Sendy adalah pribadi yang santai. Keluarganya cukup mampu. Dia terlihat berkecukupan.Yang menjadi kelebihan seorang Sendy, Ia tak pernah memperlihatkan miliknya. Sendy cenderung bersikap biasa bahkan terlihat konyol dan bodoh. Padahal diantara mereka bertiga Sendy-lah yang lebih pintar. Nilai ujian nasional SMP dia cukup tinggi.
Sedangkan Adit, dia paling ambisius dalam mengejar mimpi. Sayangnya, di waktu tertentu Adit terkadang susah mengontrol emosinya. Dia memiliki kecemasan, apalagi karena tekanan keluarga. Adit adalah anak kedua yang selalu dibandingkan dengan kakaknya. Papa Adit selalu merasa 'kurang' dengan prestasi Adit. Dan Bhima tahu, alasan sesungguhnya Adit ngekos adalah untuk menjauh dari keluarganya.
"Lo berdua belum mikir kan, lulus mau ngapain? Kuliah jurusan apa? Diantara kita bertiga cuman gue doang yang ngga lolos pemeringkatan SNMPTN. Kenapa kalian berdua malah nyantai, kalian punya kesempatan. Gue pengen banget eligible, tapi faktanya prestasi gue paling rendah di kelas."
Sendy tidak menoleh ke sumber suara, ia masih fokus dengan laptopnya. "Gue ngga mau mikir seleksi masuk PTN, gue mau masuk kampus swasta."
Bhima mendongakkan kepala, selama ini dia memang tidak seperti anak kelas 12 lainnya yang sibuk belajar materi UTBK. Dia lebih suka mendalami bahasa pemrograman yang sedang ia pelajari. "Gue udah ikut bimbingan belajar di Algagis. Kalo di kos ya gue lebih milih coding."
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIGHT
Ficção Adolescente[COMPLETED] Bagi Irena, Bhima itu cuman cowok brengsek yang kebetulan mampir dalam kehidupannya. Karena memang mereka dipertemukan sebagai teman sekelas. Irena selalu menghindar dengan sikap Bhima yang sok manis. Bukan karena ia sombong, tapi ia ha...