Chapter 6: Kedatangan orang lain

579 86 0
                                    


Kak Inosuke: Dandan yg cantik
Kak Inosuke: Bntr lagi aku sampe

Hannah: Iya


Hannah meneguk ludahnya.

Ia tidak pernah segugup ini hanya untuk kencan dengan seseorang. Bahkan gadis itu sudah rela duduk di teras rumahnya setengah jam lamanya. Faktornya tentu adalah semua pemikiran buruk selama menunggu Inosuke. 

Selama ini, ada gurat kecewa di wajah Mama setiap kali melihat pemuda yang akan pergi bersama Hannah. Karena itu lah Hannah sengaja menunggu di depan supaya Inosuke tidak bertemu dengan Mama.

Atau mungkin lebih tepatnya, Hannah tidak ingin melihat gurat kecewa itu saat ada Inosuke. Hannah hanya berharap Mama bisa menerima Inosuke, walau rasanya mustahil.

Tin! tin!!

Hannah tersentak kecil. Begitu ia menoleh ke arah gerbang, gadis itu langsung mendapati Inosuke yang sudah siap dengan motornya di depan. Hannah pun segera menghampiri pemuda itu dan segera naik ke jok belakang.

"Cepet ya, nggak bisa lama aku. Jam 4 ada les," ujar Hannah.

Inosuke mengangguk paham. "Oke."

Inosuke pun mulai melajukan motornya meninggalkan perumahan Hannah. Selama perjalanan, tak ada yang bicara. Hanya suara deru motor dan padatnya kendaraan lain di siang ini. 

 Setelah beberapa lama, Hannah pun melingkarkan tangannya di perut Inosuke. Gadis itu berharap dalam hati, semoga Inosuke-lah pemuda yang diharapkan Mama untuk bisa menjaga Hannah, meski rasanya tidak mungkin.

Memangnya Mama kenal Inosuke? 

Hannah sayang Inosuke, dan rasanya berbeda dengan pemuda lain. Ia tidak bisa membayangkan Inosuke jadi pemuda yang kembali gugur hanya karena gurat kecewa Mama. Hannah tidak mau, Hannah ingin bersama Inosuke.

"Jangan pergi." ujar Hannah lirih.

Inosuke tak langsung menyahut. Bahkan Hannah sempat berfikir bahwa suaranya memang terlalu pelan hingga Inosuke tak mendengarnya. Namun nyatanya, pemuda itu tetap menyahut pada akhirnya.

"Iya, aku nggak akan pergi, Na." ujar pemuda itu sebelum ia berucap lagi dengan suara yang lebih pelan. "Aku nggak akan pergi lagi."

Tunggu, apa panggilannya tadi? Na? Nana?

Bagimana bisa Inosuke tahu panggilan Hannah saat kecil?




***

"YES, DAPET!"

Hannah memekik hirang begitu satu boneka berhasil masuk ke sudut mesin pencapit. Tak lama kemudian, boneka itu pun keluar dari bagian bawah mesin. Hannah pun senang bukan main, gadis itu langsung mengambil bonekanya.

"Kok bisa jago banget mainnya?" tanya Hannah begitu mengetahui Inosuke yang bisa langsung mendapatkan boneka itu. Padahal Hannah sudah mencoba berkali-kali, tapi tetap gagal.

"Hoki doang," jawab Inosuke santai. "Ambil aja bonekanya."

"Beneran?"

"Iya, buat kamu."

"Yeay!"

Hannah kembali memekik girang dengan senyuman lebar di bibirnya. Gadis itu pun menatap boneka di tangannya. Setelah beberapa detik, Hannah baru sadar boneka babi itu mirip seseorang. 

Seseorang di masa lalu Hannah.

Seseorang yang selalu berhasil memicu segaris senyum.

Ia sama dengan Kak Inosuke. Sama-sama konyolnya, sama-sama barbar, dan sama berisiknya. Dan poin utamanya dalah, topi rajut abu-abu dengan hiasan ala babi. 

Ah, sudah lama sekali. 

Hannah selalu bersedih mengingatnya.

"Kenapa?" tanya Inosuke melihat pandangan sendu Hannah.

Hannah menggeleng ringan dengan senyum tipis di bibirnya. "Aku namain Babi Laknat, ya?"

Inosuke terdiam seketika.

Sejurus kemudian, senyuman tipis pun muncul di bibirnya. Pemuda itu langsung mengacak pucuk kepala Hannah. "Iya," ujar pemuda itu. "Cari makan dulu, yuk?"

Hannah mengangguk cepat. "Mau dimana?"

"Restoran bento?"

"Yuk!"

Hannah kembali menyahut girang. Inosuke pun kembali mengusap pucuk kepala gadis itu sebelum keduanya mulai melangkah mencari restoran bento.

Ramainya mall siang ini membuat Hannah dan Inosuke harus mengantri bersama para pelanggan lain. Inosuke merangkul Hannah. Yah, tak apa, selama ada Inosuke, tak masalah bagi Hannah untuk menunggu.

"Inosuke?"

Nah, itu masalahnya.

Inosuke dan Hannah menoleh bersamaan. Keduanya pun mendapati seorang gadis bertubuh kecil dengan rambut hitam keunguan. Dibibirnya, ada senyuman miris. Hannah tahu siapa dia, gadis itu memang cukup dekat dengan Inosuke.

Hannah tidak tahu apa arti eksistensi gadis itu disini.

"Jadi karena dia?"



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang