Chapter 4: Pacar sontoloyo

674 102 14
                                    


Unknown: Heh

Unknown: Hannah kan?

Hannah: Siapa?

Unknown: Cwo rambut item-biru yg tadi jadi ojek pribadi lo seharian

Hannah: Dasar:)
Hannah: Iya iya ini di save

Unknown: Telpon ga terima penolakan.

Baru saja Hannah selesai menyimpan nomor Inosuke, satu telpon sudah masuk ke ponselnya. Cewek itu pun tersenyum tipis, dasar tidak sabaran.

"Halo?" ujar Hannah mengawali.

"Nona manis, paswordnya?"

"Hah?" Hannah mengerutkan dahi, tidak paham.

"Ayo jawab. Biar dapet dua juta rupiah."

"Gak tau, anjir. Lo kira kuis apa?"

"Ah masa gitu aja nggak tahu! Inosuke ganteng, nyaman di hati!"

"Najis. Gini amat punya pacar naris."

"Asik, udah diakuin jadi pacar, nih."

"Keceplosan doang, cacing."

"Alah, alibi."  terdengar suara dengusan kecil Inosuke dari ujung telpon sana. "Tidur sana."

"Lo kan masih nelpon, dodol garut. Mau gue matiin?" 

"Ya udah sih, ya. Tidur tinggal tidur. Malemnya mimpiin gue, paginya di sekolah bareng gue. Jadi kita bareng terus."

"Anjir,"

Hannah menjauhkan ponselnya sejenak. Cewek itu tersenyum lebar tanpa di Inosuke tahu. Rasanya ia ingin berteriak sekarang juga. 

"Hannah, you're there?" 

"Yes yes," Hannah segera mendekatkan benda pipih itu kembali di telinganya. 

"Udah makan?"

"Udah."

"Udah ngerjain tugas?"

"Udah."

"Ya udah, cuci kaki, rapiin kasur, baca doa. Terus tidur, jangan lupa mimpiin aku. Tubuh terlelap, tapi rasa akan terus terjaga."

Hannah kembali terdiam, lalu menarik segaris senyum. "Agak geli,"

"Idih, padahal juga senyum-senyum."

"Sok tau!" elaknya.

"Udah sana tidur ah. Besok aku jemput lagi di deket halte ya."

"Iya, iya. Bawel nih. Aku tut—"

"Dengerin dulu. Inget baik-baik, Han."

"Apa?"

"Kamu punyaku. Dan aku nggak mau berbagi, apalagi terbagi."

Hannah mematung di tempat.

Pipinya memanas, dan detak jantungnya makin kacau. Ia jadi segila itu hanya karena ucapan datar Inosuke dengan nada bariton cowok itu.

"Iya," jawab Hannah sebelum menutup telpon.

Malamnya, Hannah terus memikirkan Inosuke. Cewek itu benar-benar sudah kembali jatuh hati oleh sikap dan pesona Inosuke Hashibira.





***

"Gimana semalem tidurnya?"

Hannah menoleh pada Inosuke yang tengah berjalan di sebelahnya menuju ke koridor kelas 10, lalu tersenyum tipis. "Baik-baik aja. Nggak ada bencana alam."

"Bencana hati, ada?" tanya cowok itu.

"Geli, njing." sahut Hannah sebal. Dua siswa itu pun terkekeh pelan. Dan sungguh, senyuman Hannah hanya semakin membuat Inosuke gemas pada gadis itu. Tapi tiba-tiba saja, langkah Hannah memelan saat cewek itu teringat sesuatu. "Kak,"

"Hm?" 

"Kak Inosuke suka sama aku, kenapa?"

"Karena kamu suka sama aku."

"Alasan macam apa itu?" Hannah mengerutkan dahinya, tidak terima oleh alasan konyol Inosuke. "Dasar sinting."

Inosuke terkekeh pelan, lalu mengacak-acak rambut Hannah. "Kalo aku bilang aku suka sama kamu, dan aku serius saat aku bilang itu. Kamu bakal percaya, nggak?"

Hannah merasa pipinya memanas, jantungnya sudah tidak karuan saja oleh tatapan cowok itu. "Nggak tahu," jawabnya asal.

"Kok gitu?"

"Abisnya Kak Inosuke sontoloyo. Sukanya bercanda."

"Ya kan nggak selamanya aku bercanda mulu, tongseng goreng." 

Inosuke menghentikan langkahnya begitu keduanya tiba tepat di depan kelas Hannah. "Belajar yang bener," ujar cowok itu.

"Iya." jawab Hannah.

"Sana masuk." 

"Iya," Hannah langsung memablikkan tubuhnya dan hendak masuk ke kelasnya. Tapi tiba-tiba saja Inosuke menarik lengannya dan membalikkan kembali tubuh Hannah.

"Bentar,"

Cup

Satu kecupan mendarat di kening Hannah. Gadis itu pun hanya bisa terdiam di tempat dengan wajah yang mulai memerah.

"Udah, sana masuk."

Hannah mengumpat dalam hati. Cowok itu bisa melakukan semuanya dengan begitu mudah. Sedangkan hanya karena hal kecil itu, jantung Hannah rasanya ingin copot.

"Kenapa diem? Sana masuk." ujar Inosuke lagi.

Hannah masih terdiam di tempat.

"Nggak mau masuk? Ya udah, gue yang pergi."

Inosuke langsung membalikkan tubuhnya. Cowok itu segera beranjak pergi meninggalkan Hannah. Dan begitu Inosuke sudah tidak terlihat, cewek itu langsung terjongkok lemas di depan kelas sembari mengumpati Inosuke dalam hati.

Dan tanpa Hannah tahu, selama perjalanan ke kelas, pipi Inosuke memerah. Jantungnya sudah berpacu lebih cepat.



 Jantungnya sudah berpacu lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang