Chapter 13: Soto sapi rasa micin

402 73 7
                                    


HANNAH menyipitkan matanya.

Gadis itu pun menarik lengan Inosuke untuk menuju ke tempat yang lebih teduh. Tepat di pinggir trotoar dimana pepohonan rindang tumbuh, Hannah dan Inosuke menyusuri jalan.

"No, cari es krim, yuk." rengek Hannah.

"No, sayang. Ini masih pagi. Ga baik."

Hannah memberengut kesal. Bibirnya maju beberapa senti. "Ayo lah, No. Kan jogging-nya udah tadi. Masa masih nggak boleh?" rengeknya kian manja.

Tapi Inosuke tetap menggeleng.

Hannah pun mengendus kesal. Sejak sebelum mereka jogging pun, Hannah sudah merengek pada Inosuke untuk membeli es krim. Tapi di awal Inosuke menolaknya dengan alasan mereka belum mulai jogging sama sekali. Tapi sekarang, pun Inosuke masih melarangnya.

Menyebalkan.

"Kamu belum sarapan, kan? Kita cari sarapan dulu. Perut itu kalo pagi-pagi di isi sama yang dingin bisa bikin penyakit." 

Hannah mengendus kecil. Tapi pada akhirnya, gadis itu mengarahkan langkah ke salah satu warung makan soto. Inosuke pun hanya tersenyum kecil dan mengikuti langkah Hannah.

"Soto sapi satu ya, Bu." ujar Hannah.

"Dua, Bu." ralat Inosuke cepat. "Sama teh anget dua."

"Aku mau es teh!" sahut Hannah sebal. 

Tapi Inosuke hanya menggeleng. Dia benar-benar seperti seorang ibu yang melarang anaknya untuk minum es pagi-pagi. Tak lama kemudian, salah satu pekerja rumah makan itu pun membawakan 2 soto sapi dan 2 teh hangat.

Hannah kesal. Hannah ingin marah. Tapi semua itu hanya akan membuang tenaganya percuma. Jadi segera saja gadis itu menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Kamu nggak mau ngasih kecap, sambel, atau jeruk dulu?" tanya Inosuke sembari menabur micin di atas sotonya.

"Gak. Biar cepet." sahut Hannah singkat.

Inosuke pun mengangguk sembari tersenyum tipis.

Kalau saja 2 temannya yang lain ada di sini, mungkin mereka tidak akan percaya dengan perubahan sikap Inosuke yang bisa tenang dan dewasa di hadapan pacarnya begini. Dan kalau pun 2 raja drama itu di sini, pasti mereka sudah memanggil Pak Haji untuk menrukyah Inosuke yang dikira kerasukan belalang sembah.

"Yang, nanti sore aku latihan." ujar Inosuke sembari mengunyah.

"Terus? Peduli apa sama gue?"

"Puji Tuhan, sabar bener gue punya pacar kek lo." keluh Inosuke sembari mengelus dadanya. "Gue ngasih tau kan ada maksudnya. Aku pengen kamu nemenin aku latihan."

Hannah sontak terdiam. Alisnya tertaut heran. Masalahnya, ini bukan kelakuan Inosuke. Pemuda itu biasanya terkenal independen dan jarang manja, atau bahkan mungkin tidak pernah. Jadi aneh sekali kalau dia tiba-tiba minta ditemani.

"Lo gila? Lo mau gue lumutan nungguin elo latihan 2 jam di padepokan?"

"Iya," jawab Inosuke cepat. "Gue mau ngenalin elo ke temen-temen gue juga."

Hannah kian bingung dengan pemuda itu. Entah otaknya itu terbuat dari apa. Atau mungkin justru dia tidak punya otak.

"Aku mau kamu kenal mereka biar nggak ada salah paham lagi suatu hari nanti. Kalo sampe tiba-tiba aku ngilang, ga bisa dihubungi, ya berarti aku mau ada turnamen." tutur Inosuke menjelaskan.

Hannah pun menghela nafasnya panjang. Gadis itu meraih gelas berisi teh hangatnya yang ada di sudut meja, lalu meneguk minumannya.

"Gini ya, Yang. Bukannya aku nggak mau nemenin kamu. Tapi kamu tau, kita punya urusan masing-masing. Aku masih ada tugas. Aku udah janjian sama temen-temenku buat ngerjain nanti jam 5." jelas Hannah penuh kesabaran.

"Ya bagus dong. Aku kan latihan jam setengah 4. Jadi kamu masih bisa nemenin aku."

"Gak usah maksain kenapa sih," ujar Hannah mulai risih. "Aku nggak bisa ya nggak bisa. Kita ganti lain waktu. Toh, aku nggak mati besok."

Hannah tidak tahu, tapi di pahanya, Inosuke mengepalkan tangan erat. Pemuda itu seperti sedang menahan emosinya. Tapi pada akhirnya Hannah tahu sebab ia bisa membaca dengan benar sorot mata Inosuke yang mulai berubah.

"Kamu kenapa sih, kok jadi pemaksa gini?" 

Inosuke tak menyahut. Pemuda itu hanya mengaduk kuah sotonya. Kalau ia masih terus menyahuti ucapan Hannah, bisa-bisa selera makannya hilang begitu saja. 

"Cepet abisin makanannya, abis ini aku anter kamu pulang."

Hannah menggigit bibir bawahnya.

Gadis itu tahu. Inosuke tidak berubah, hanya sedang menunjukan sikap aslinya.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang