TANJIROU suka segala hal berbau kesehatan.
Karena itu, saat kedua temannya bergibah ria, Tanjirou justru ada di UKS. Pemuda itu membantu Mbak Diah— penjaga UKS di sekolahnya. Mulai dari merekap data siswa sakit, hingga merapikan lemari, Tanjirou melakoni semuanya.
Tak lama setelahnya, Tanjirou pun membuka salah satu gorden dan mendapati seorang gadis yang sedang terbaring. Tatapan mereka terhenti dalam satu titik yang sama.
"Hannah?"
Tanjirou menutup mulutnya sendiri, pemuda itu pun merapatkan gorden dan duduk di kasur yang ada di sebelah Hannah.
"Bisa sakit juga, Han?"
Lah.
Hannah mengumpat dalam hati.
Dikiranya sepecililan apa Hannah sampai Tanjirou bisa bicara seperti itu.
"Bisa kali ah. Disantet orang ya begini," jawab Hannah datar.
Tanjirou terkekeh pelan. Pemuda itu pun menempelkan punggung telapak tangannya pada Hannah lalu mengangguk paham.
"Sakit apa?" tannya Tanjirou.
"Demam doang. Kehujanan mulu dari kemarin,"
Tanjirou mengangguk paham. Pemuda itu pun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
"Chat sama Kak Kanao?" tebak Hannah.
Tanjirou melirik Hannah sejenak, lalu menggeleng. "Inosuke."
Hannah langsung mendelik. Jiwanya langsung meronta-ronta ingin menjambak Tanjirou saat ini juga. Namun mengingat status Tanjirou yang merupakan kakak kelasnya, Hannah pun menahan diri. Gadis itu hanya tidak ingin cowok arogan itu tahu kalau Hannah sakit.
"Udah minum obat?" tanya Tanjirou.
"Belum. Udah keburu pusing banget tadi, terus ketiduran."
Tanjirou menghela nafasnya panjang sambil menatap Hannah datar. Hannah bisa merasakan Tanjirou kesal, jadi gantian gadis itu memasang cengiran lebar, meski sebuah cengiran palsu. Tak lama kemudian, Tanjirou pun keluar.
Melihat ponsel yang ditinggalkan, ini kesempatan emas bagi Hannah. Bersmaan dengan Hannah yang mulai meraih benda pipih milik Tanjirou, satu jawaban masuk.
Nama kontak "Babi Brengsek" tertulis disana, Hannah pun membukanya segera.
Tanjirou Kamado: Beb uks sini
Tanjirou Kamado: Cewekmu sakit
Babi Brengsek: Hannah? Udh biarin aja nanti jg sembuh
Hannah terdiam seketika. Ia dapat merasakan gemuruh di dadanya, antara patah hati dan marah di detik yang sama. Tidak, bukan perihal kalimat terakhir Inosuke. Melainkan saat pacarnya itu bertanya.
Memangnya, kata 'cewekmu' itu tertuju pada siapa kalau bukan Hannah? Seolah Inosuke punya cewek lain saja, sialan.
Gadis itu sempat menarik ke atas layar. Ia mendapati dua pemuda itu yang tengah membicarakan satu nama.
Aoi.
Aoi siapa?
Hannah tidak tahu. Hannah bahkan tidak pernah dengar nama itu.
Begitu mendengar langkah yang kembali mendekat, Hannah langsung melempar ponsel Tanjirou ke tempatnya semula.
Srekk
Tanjirou menjatuhkan segeplek obat di selimut Hannah. Sedangkan tangannya yang lain membawa segelas air minum, lalu meletakkannya di meja. Pemuda itu pun kembali duduk di kasur yang ada di sebelah Hannah.
"Tuh minum," ucap Tanjirou.
Hannah mengangguk pelan. Ia pun perlahan duduk dan mulai menelan obatnya bersama dengan air minum.
Sedangkan Tanjirou merasa ada yang aneh dengan ponselnya.
Tanjirou menoleh pada Hannah.
"Lo ngecek HP gue?"
Hannah nyaris saja terbatuk saat Tanjirou menanyakan hal itu. Untungnya, ia masih bisa menjaga diri. Untungnya juga, Hannah sudah menelan obatnya.
Tanjirou menghela nafas panjang.
Hannah tak menyahut. Ia tidak tahu jawaban apa yang harus ia berikan pada Tanjirou saat Tanjirou sudah tahu faktanya.
"Han, lo—"
Sreekkk...
Korden kembali terbuka. Dua remaja itu menoleh, dan mendapati Genya dari balik kain.
"Loh, ada Kak Tanjirou disini?" ucap pemuda itu.
Tanjirou yang merasa namanya disebut tak menyahut. Ia hanya merasa familiar dengan wajah Genya meski ia tidak mengenali dengan betul pemuda itu.
Tanjirou sempat melihatnya di parkiran, tadi pagi. Datang dengan Hannah.
Apa ini Genya Shinazugawa yang dibicarakan Zenitsu?
"Temennya Hannah, ya?" tebak Tanjirou akhirnya.
Genya mengangguk santai. Ia pun duduk di sebelah Tanjirou dan memberikan sebuah kantung plastik berisi nasi uduk kepada gadis yang sedang duduk di atas kasur UKS itu.
"Makan, Han. Jangan sampe sakit lagi," ucap Genya.
Tanjirou yang mendengar hal itu pun terbatuk, padahal ia tidak sedang mengunyah atau meminum ap apun. Entah kenapa, ia hanya terkejut mendengar ucapan Genya. Masalahnya, Genya itu seperhatian ini dengan seorang gadis yang sudah punya 'pawang'.
Kalau Inosuke melihat ini, dan Tanjirou ada di posisi Inosuke, sudah pasti Tanjirou ikut panas.
"Lo perhatian sama Hannah, ya." sindir Tanjirou.
Genya menoleh, lalu mengangguk tanpa dosa. "Temen sebangku gue."
Tanjirou mengangguk canggung. Tak lama kemudian, ia pun segera berpamitan dengan Hannah dan pergi meninggalkan UKS.
Di jalan, Tanjirou teringat sesuatu.
Bukannya teman sebangku Hannah itu Nezuko, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arogan | Inosuke Hashibira✔️
Fanfiction──ft. Hashibira, Inosuke ❝Mungkin dia udah ngawasin kamu selama ini, mungkin yang dia suka itu kamu. Dan kamu nggak pernah sadar.❞ Kehadiran Inosuke itu plot twist terbesar di hidup Hannah. Dari tiba-tiba nembak, sampai identitas sejati dari cowok...