Chapter 7: Yang ditinggalkan

530 79 5
                                    


INOSUKE berdecak kecil. 

Dengan tatapan tajamnya, ia langsung meninggalkan Hannah. Ia menarik gadis bersurai hitam keunguan itu menjauh, bahkan cukup jauh. Kini hanya tersisa Hannah. Sendirian, tanpa ada kata pamit sedikit pun dari Inosuke. 

Seperti anak ayam yang kehilangan induknya, Hannah pun keluar dari antrian. Gadis itu memilih untuk duduk di bangku kosong sembari menunggu Inosuke.

5 menit berlalu, Hannah menunggu. 10 menit berlalu, Hannah masih menunggu. 15 menit berlalu, Hannah mulai ragu. 

Setengah jam lagi ia sudah akan memulai les tambahan, tapi Inosuke masih belum terlihat. Hannah pun memutuskan untuk menghubungi Inosuke. Tapi sayang, jawaban yang datang bukan dari Inosuke. 

Hannah tahu itu.


Hannah: Kak, aku tunggu di parkiran ya?

Kak Inosuke: Ini cwe yg tadi?
Kak Inosuke: Mslh blm kelar, plng aja duluan.


Hannah menggigit bibir bawahnya. 

Hannah merasa marah, tapi tidak tahu pada siapa. Tapi pada akhirnya, Hannah pun segera memesan ojek online dan pergi meninggalkan mall.

Entah kenapa, rasanya sakit.




***

"Lo ngapain sih, disini!?"

"Abis nonton sama Douma. Dia lagi di toilet, terus kebetulan gue liat lo. Ya gue samperin." jawab gadis bernama Shinobu Kocho itu. "Gue nggak nyangka loh, lo bolos latihan beneran. Apalagi cuma gara-gara cewek. Padahal bentar lagi lo ada turnamen anggar."

"Nggak ngaca?"

"Lah, gue nggak ada jadwal turnamen. Masih bisa santai dong,"

Inosuke berdecak keras. Sumpah ya, ia sebal sekali pada gadis di hadapannya itu. Benar, keduanya memang dekat. Sudah mengenal lama sekali. Tapi sikap menyebalkannya itu sering kali muncul. Pastinya Hannah sudah salah paham sekarang.

"Gue cuma pengen punya waktu sama pacar gue, Kak. Astaga, kolot banget sih lo, sama aja kayak mantan pelatih yang killer itu." keluh Inosuke.

"Seorang Inosuke Hashibira ninggalin latihan demi ceweknya? Emang cewek lo itu sama kayak yang sebelumnya? Sama-sama nggak bisa menerima kesibukan lo? Atau jangan-jangan dia cuma pelarian lo dari A—"

"Shut up."

Inosuke memotong ucapan Shinobu cepat. Tatapannya berubah tajam, tangannya pun mengepal erat. "Dia beda. Lo nggak bakal tau itu."

Shinobu terkekeh pelan. "Emangnya dia cewek yang sama—"

Bruk!

"Apaan sih, woi!?" 

Inosuke langsung menoleh ke arah bawah samping kaki kanannya— dimana ia merasa seseorang menabraknya. Ia mendapati seorang bocah laki-laki dengan noda es krim yang tertempel pada celananya. 

Ah, sumpah, kalau sudah begini, Inosuke ingin meledakkan gedung mall ini sekarang juga.

Tak lama kemudian, Ibu dari bocah itu datang sebelum Inosuke hendak membentak bocah itu dan membuat perdebatan menjadi kian panjang. Yah, Inosuke sendiri memang orangnya keras kepala.

Sementara itu, satu notifikasi masuk ke ponsel Inosuke. Shinobu menyadarinya, karena memang ponsel yang terletak di kantong belakang celana Inosuke itu sempat menyala sejenak saat notifikasi itu masuk.

Shinobu yang hendak membantu Inosuke pun mengambil ponsel itu perlahan, lalu sontak saja segala senyuman Shinobu pudar begitu membaca pesan yang masuk.


Degen: Kak, aku tunggu di parkiran ya?


Degen adalah salah satu pedang dalam olahraga anggar berbentuk segetiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan samping keujung kecil, agak kaku dengan sasaran seluruh tubuh. Tanpa perlu di tanya, Shinobu sudah tahu siapa orang yang mengirim pesan itu.

Shinobu benar-benar muak. Entah mengapa Inosuke memang sulit menemukan gadis yang benar-benar bisa menerima segala kesibukan Inosuke. Selalu saja seorang pencemburu, dan penuntut.

Inosuke adalah junior Shinobu sejak mereka bertemu dalam permainan anggar bertahun-tahun lamanya. Dan sebagai salah satu senior yang paling dekat dan senantiasa membimbing Inosuke, pemuda itu sudah seperti adik bagi Shinobu.

Dan tentu, seorang kakak tidak bisa memberikan restunya secara cuma-cuma.

Shinobu pun mengetikkan balasan.


Inosuke: Ini cwe yg tadi?
Inosuke: Mslh blm kelar, plng aja duluan.


"Lo ngapain?"

Shinobu tersentak kecil dan langsung keluar dari laman chat dengan Degen-nya Inosuke. Gadis itu segera memberikan ponsel Inosuke kembali pada pemuda itu. "Nih, ada chat masuk dari Zenitsu. Ngajakin ngumpul kali."

"Oh," Inosuke mengambil ponselnya dari tangan Shinobu dan mengetikkan jawaban pada temannya itu.

Setelahnya, ia pun keluar dari laman chat dengan Zenitsu lalu hendak mengirim pesan pada Hannah, namun tiba-tiba saja pemuda itu mencengkram ponselnya erat sembari melempar tatapan tajam pada Shinobu.

Inosuke mendelik tajam. "Kak, lo—"

"Gue kakak lo, dan gue sayang sama lo. Gue nggak bakal bikin adek gue salah—"

"Cuma kakak-kakakan!" bentak Inosuke tegas.  "Lo tau nggak sih, lo udah berlebihan, Kak!? Dia tuh orang yang selalu gue ceritain, cewek yang 12 tahun lalu!"

Eh.

Tunggu, apa?

Shinobu sontak terdiam, matanya mendelik tajam. "Serius!?"




***

2 jam sudah berlalu. Para peserta didik bimbel kebanyakan sudah pulang, toh matahari sudah semakin tenggelam. Saat Hannah sudah bersiap untuk memesan ojek online, gadis itu tiba-tiba mendapatkan pesan dari Tanjirou.


Kak Tanjirou: Han, kita bertiga abis kumpul tadi.
Kak Tanjirou: Gue, Zenitsu, sama Inosuke.

Hannah: Lalu?

Kak Tanjirou: Inosuke nggak ngambil jatah 3 pizzanya, Hannah.


Hannah terdiam sejenak, membaca layar ponselnya berkali-kali. Dan disaat yang sama, Inosuke dan motornya pun sudah kembali muncul di depan Hannah.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang