Chapter 10: Masih suka pikun

472 78 1
                                    


"INOSUKEEEEE!!!"

Pemuda bersurai hitam kebiruan itu mendesah berat. Padahal ini sudah pulang sekolah, dan ia ingin lepas dari pemilik suara cempreng itu. Pemilik topi rajut babi itu pun terus melangkah ke arah parkiran, tak memperdulikan seseorang yang tengah mengejar langkahnya.

"HEH, INOSUKE BABI! SETAN YA LO!"

Astaga.

Inosuke kembali mendesah berat. Pemuda itu pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang. "Jadi gue ini babi atau setan? Yang konsisten, dong."

"Lo sih dasar anak jin! Masa temennya lagi make sepatu malah ditinggal di kelas!? Mana kelas udah kosong lagi, kampret!" omel pemuda pemilik surai kuning bernama Zenitsu.

"Lo lama sih. Keburu gue udah punya cucu, baru lo selesai."

Zenitsu langsung mendelik tajam. Inosuke tahu sendiri kalau ia itu penakut, eh malah ditinggal di kelas. Lagian, satu-satunya teman dekat Zenitsu yang akan pulang bersama cowok itu hanya  Inosuke seorang. Secaranya memang hanya mereka yang sekelas, sedangkan si Tanjirou itu ada di jurusan MIPA.

"Lo mau kemana?" tanya Zenitsu.

"Ke rumah sakit jiwa, ngandangin elo." jawab Inosuke asal. "Ya ke parkiran lah, anjir. Lo kira? Gue udah mau pulang."

"Lah, lo ada masalah sama Hannah?"

Inosuke terdiam sejenak, langkahnya langsung terhenti. Dia lupa kalau ia seharusnya menuju ke kelas Hannah dulu. "Oh iya, ya njir. Sekarang kan gue udah punya pacar."

Zenitsu menepuk jidatnya. Di saat yang sama, Inosuke pun langsung meninggalkan Zenitsu dan beranjak menuju kelas Hannah. 

Tolol memang, tapi tidak tolol kalau tidak Inosuke.

Hari ini bahkan sudah tepat 2 bulan lamanya setelah Inosuke dan Hannah resmi menjalin hubungan. Tapi kadang Inosuke masih lupa kalau dia sudah punya pacar.

Tapi sebelum Inosuke sampai di kelas Hannah, keduanya sudah berpapasan di koridor. Gadis itu sudah melangkah bersama dengan Nezuko di sebelahnya.

"Eh, Hannah. Baru aja aku mau samperin," Inosuke menyengir lebar.

"Oh, masih inget aku idup, toh?" 

Inosuke tersenyum tipis dengan pertanyaan tajam Hannah. Pemuda itu pun meneguk ludahnya, lalu kembali menyengir lebar. Inosuke pun langsung mendekati Hannah dan mendorong pundak gadis itu pelan menuju ke parkiran.

"Hehe, jangan marah ya, Yang." bujuk pemuda itu.

"Yang? Yang ke berapa?" sahut Nezuko. "Parah lu, Kak."

Inosuke mengumpat dengan senyuman di bibirnya. Nezuko pun langsung mencibir. Kalau saja ada Tanjirou di sini, mungkin pemuda yang sudah mengumpati adiknya itu sudah disundul olehnya.

"Pulang sama siapa, Nez?" tanya Inosuke beramah-tamah.

"Bang Tanjirou, lah. Masa sama nenek lu." 

"Heh, ditanya baik-baik." pemuda itu mendengus. "Kalo lo pulangnya sama pawang lo terus, kapan mau kasih kesempatan buat Zenitsu?"

Nezuko langsung menoleh dan mendelik tajam. Hanya sedetik sebelum sebuah pukulan dari Nezuko mendarat di punggung Inosuke, pemuda itu sudah membawa kabur Hannah.

"Dadah, Dek Nezuko!"

Nezuko mengendus sebal. Bersamanya, Inosuke hanya terkekeh.

"Mau langsung pulang?" tanya Inosuke sesampainya ia dan Hannah di parkiran siswa.

"Anterin benerin presentasi dulu, gimana? Aku mau WiFi-an dulu."

"Sip." Inosuke mengangguk paham. "Buru naik, Adinda."

"Cot."



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/n:

Sampe chapter ini udah keliatan kan ya versi adaptasinya. Iya ini gabungan book 1 sama book 2, hwhwhwh

Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang