HANNAH kira, saat Inosuke berkata seperti itu saat di warung makan, Inosuke memutuskan untuk menjaga jarak. Tapi ternyata perkiraannya salah.
Seperti saat ini, Inosuke tiba-tiab saja mengirimi Hannah pesan bahwa ia akan menjemput Hannah segera. Jadilah gadis itu terburu-buru bersiap. Dan begini lah pada akhirnya, ia menatap datar pada Inosuke yang ada di depan pagar rumahnya.
"Bawa helm Han, aku cuma bawa satu."
Hannah mengangguk pelan. Gadis itu pun kembali masuk untuk mengambil helm sebelum menuju ke jok belakang Inosuke sembari mengenakkan helmnya.
"Kamu pundung?" tanya Inosuke.
"Tadinya. Tapi udah terlanjur. Ya udah berangkat aja."
Inosuke terkekeh pelan. "Ga usah nangis."
"Emang aku keliatan mau nangis?"
"Mukamu merah."
"Itu aku nahan marah."
"Oh." Inosuke tersenyum kaku.
Sembari mulai menjalankan motornya, Inosuke menahan rasa bersalah dalam hati. Sebenarnya ia kasihan pada pacarnya itu. Tapi masalahnya, hanya pada kesempatan inilah para anak anggar akan berkumpul.
Tidak seperti latihan pada biasanya, kali ini ada ujian. Bisa di ibaratkan seperti ulangan harian di sekolah. Jadi setiap siswa harus hadir, tidak bisa bolos atau pun mager.
Dan Inosuke rasa, kali inilah waktu yang tepat untuk mengenalkan seorang Hannah Watanabe pada teman-temannya.
Setibanya mereka di lahan parkir untuk anak-anak anggar, Inosuke segera memarkirkan motornya. Tanpa banyak bicara, ia segera menggandeng tangan Hannah untuk masuk ke tempat anak-anak biasanya berkumpul sebelum pelatih datang.
"Assalamualaikum, Oppa."
Pintu rolling door terbuka. Beberapa pasang mata pun langsung menatap Inosuke dan seseorang yang ada di belakangnya.
Sumpah, saat ini Hannah hanya bisa tertunduk malu. Kadang punya pacar saklek seperti Inosuke itu memang ada plus minusnya.
"Loh, itu kan jodohku, No."
Plak!
Satu suara geplakan terdengar terdampar di punggung seorang pemuda. Yang di gaplok hanya bisa mengaduh tanpa membalas. Karena saat ia membalas, bisa saja dia mati duluan.
"Diem lo, anak sapi. Itu pacarnya Inosuke yang dia bilang mau kenalin ke kita." satu tangan terulur pada Hannah. "Hannah Watanabe, kan? Kenalin, Shinobu Kocho. Seniornya Inosuke yang waktu itu ketemu di mall."
"Yang bajak hape gue waktu itu, juga." tambah Inosuke dengan tatapan tajam pada Shinobu. Tapi yang ditatap hanya tersenyum manis.
"Hannah, Kak."
Shinobu tersenyum manis, tapi Hannah belum menyalami tangan Shinobu. Bukan karena enggan, tapi masalahnya tangan kanannya masih digenggam oleh Inosuke. Tapi sang tersangka malah tebal muka, seolah tak berdosa.
"Dilepasin tangannya dong, No?" tegur Shinobu lembut.
Inosuke mengendus kecil. "Nggak usah lama-lama salamannya, Han. Nanti abis salaman sama serangga haram, kamu cuci tangan 7 kali pake lumpur, oke?"
Hannah tak menyahut. Ia hanya tersenyum canggung sembari menyalami tangan Shinobu. Rasa kagum pun menyelimuti benak Hannah. Baru kali ini ia melihat pemenang lomba anggar termuda se-Asia Pasifik dari dekat.
Biasanya Hannah hanya bisa melihat Shinobu dan gerombolannya lewat di koridor atau pun di kantin dari jauh, tanpa berani mendekat.
"Gue kok heran, hari gini masih ada yang jelek-jelekin kupu-kupu manis gue." sahut seorang pemuda dengan surai pirang panjangnya. Ia mendekat sembari mengalungkan tangannya di sekitar bahu Shinobu.
Ia pun berdeham sembari mengulurkan tangan, lalu mulai memperkenalkan diri.
"Kalo gue Douma, kakak kelas lo juga. Dan sebagai masa depan dari Shinobu Kocho." ujarnya sok akrab.
"Masa depan suram." tambah Shinobu tidak senang.
"Hannah, Kak."
Lagi-lagi Hannah hanya bisa tersenyum canggung sembari menyalami tangan Douma. Lagi pula ia tidak tahu harus bicara apa. Inosuke memang pandai menaruhnya dalam situasi-situasi rumit.
"Sama kita nggak usah malu-malu, Han. Kalo Inosuke gue anggep adek, lo udah gue anggep kayak adek ipar gue." tutur Shinobu atas sikap kaku Hannah.
"Hehe iya, Kak."
"Hannah nggak malu-malu sama kita. Dia malu karena punya pacar macam spanduk rokok kek Inosuke." tutur Douma membetulkan.
Inosuke langsung mendelik tajam pada Douma. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh tanpa dosa. Baginya dan Shinobu, mengerjai Inosuke begini sudah mendarah daging. Walau akhirnya setelah Hannah pergi nanti pemuda itu akan memisuhi Shinobu dan Douma.
"Pemanasan dulu sana, No. Douma juga belum tuh," ujar Shinobu.
"Emang lo udah?" tanya Inosuke balik.
"Udah. Tadi bareng anak-anak yang lain. Tapi mereka lagi pada cari cola di warung Bu Yayuk."
"Heh," Inosuke menyeringai. "Gue laporin ke pelatih, tamat udah mereka."
"Udah, nggak usah ngadu lo. Kek anak TK aja." Douma langsung merangkul Inosuke dan mengajaknya menjauh dari dua gadis itu.
A/n:
Si Teteh kembali muncul di lapak orang lain, tapi belum sempet gue bikinin lapak sendiri. Ditunggu aja lah ya temand-temand:((
KAMU SEDANG MEMBACA
Arogan | Inosuke Hashibira✔️
Fanfiction──ft. Hashibira, Inosuke ❝Mungkin dia udah ngawasin kamu selama ini, mungkin yang dia suka itu kamu. Dan kamu nggak pernah sadar.❞ Kehadiran Inosuke itu plot twist terbesar di hidup Hannah. Dari tiba-tiba nembak, sampai identitas sejati dari cowok...