Chapter 9: Jawaban

506 77 4
                                    


"Loh, Inosuke?"

Inosuke dan Hannah reflek menoleh ke arah suara. Mereka pun mendapati Mama yang kini tengah berlari kecil menghampiri Inosuke dari arah pintu.

"Ya ampun, ke mana aja kamu selama ini?" ujar Mama sembari meraba pipi Inosuke, seolah tidak percaya. "Hannah selalu nyari kamu, loh."

Inosuke tersenyum lebar. "Iya, Ma. Hannah emang bucin banget sama aku, sih."

"Eh! Kata siapa!?" sahut Hanan sebal, wajahnya memerah. Gadis itu benar-benar memancing tawa puas Mama dan Inosuke yang berhasil mengerjainya. 

Tiba-tiba, Mama pun teringat sesuatu. "Kalian udah makan? Kalo belum, masuk dulu yuk, makan. Kalo udah, bulang belum aja. Inosuke jangan munafik. Mama tau babi aja kalah rakus dari kamu." 

"Hehe, masih hapal aja nih Mama." Inosuke melebarkan senyumannya hingga gigi-giginya itu terlihat.

"Motor kamu bawa masuk aja," Mama mengalihkan pandangannya pada Hannah sebelum mulai membalikkan tubuhnya dan melangkah masuk duluan. "Hannah, kamu bantuin Inosuke sana."

"Iya," Hannah melempar tatapan malas pada Inosuke, mendapati pemuda itu tersenyum lebar, Hannah pun mengehela nafas. "Apa?"

Cup

Hannah membulatkan matanya sempurna dan sontak mundur selangkah. Wajah gadis itu langsung memerah begitu bibir Inosuke mendarat tepat di bibirnya.

"NG-NGAPAIN SIH!?" ujar Hannah panik.

"Jawab atuh," Inosuke menyeringai. "Dulu pas kamu nembak, aku belum sempet jawab. Sekarang giliran aku yang nembak, kamu malah nggak jawab. Terus hubungan kita ini  mau dibawa kemana?"

"E-eum....."

Hannah mengalihkan pandangannya. Jantungnya sudah mulai berdebar hebat. Inosuke memang selalu berhasil mempermainkannya. 

"Jawab atau aku ci—"

"Iya-iya, deh. Iya!" Hannah mendengus. "Iya. Aku mau jadi pacar kamu."

"Sip."

Cup

Kini bibir Inosuke mendarat di dahi Hannah. Sejurus kemudian, pemuda itu pun langsung memasukan motornya ke pekarangan rumah seolah tak berdosa sama sekali. Hannah yang melihatnya pun hanya bisa mematung.

"Kenapa diem? Ayo."

Hannah mendengus kecil dan berjalan masuk mendahului Inosuke. Sedangkan Inosuke hanya terkekeh pelan sembari membuntuti Hannah. 

Sesampainya di ruang tengah, Mama pun kembali menyerang keduanya dengan sebuah pertanyaan.

"Eh, Mama lupa tanya. Kalian berdua sekarang pacaran, kan?"

"Iya, Ma. Baru aja jadian, kok." sahut Inosuke sebelum Hannah membuka mulut.

"Bagus, deh. Kalo gini kan, Mama jadi lega." ujar Mama dengan senyum tipis di bibirnya. "Hannah itu kerjaannya bawa cowok nggak jelas. Untung sekarang ada kamu, jadi Mama bisa lebih tenang."

"Hehe, iya, Ma."

Itu Inosuke yang menyahut.

Sedangkan Hannah hanya terdiam. Sebab ia baru menyadari, memanng ini kali pertama di mana ia tidak mendapati raut kecewa Mama saat ia bersama pemuda lain.

Inosuke pun menatap Hannah dengan senyumannya. "Iya, Ma. Aku bakal jaga Hannah, kok."

Hannah hanya terdiam. Senyuman tipis pun terukir di bibirnya.

Benar, semuanya terasa lebih lega kini.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arogan | Inosuke Hashibira✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang