TERIK mentari menembus iris biru sang Hashibira.
Pemuda itu berdiam di tempat, tatapannya menembus jauh pada seorang gadis dengan surai pirangnya. Senyumnya lebar, membuat hangat hati pemuda keras kepala itu.
Sedih ya, rasanya.
Ada yang dekat, namun terasa amat jauh. Ada yang di depan mata, namun rasanya sejauh antariksa. Inosuke kini sadar, bahwa patah hati memang seberat itu dan semenyakitkan ini. Tapi kata Zenitsu beberapa hari lalu, "selama orang yang lo sayang bisa senyum lepas, kita juga bakal bahagia."
Beberapa hari lalu, Inosuke menertawakannya.
Dan hari ini, rupanya hal itu benar.
Walau tak bersama, rupanya melihat senyum Hannah sudah cukup melegakan bagi Inosuke.
Oh, sedikit informasi soal pemuda beriris hijau itu, kini ia sedang dihukum untuk hormat di depan tiang bendera karena tidak terlambat. Sendirian. Sedangkan Hannah, pemilik hatinya, sedang melaksanakan jam olahraga dengan teman-teman kelasnya.
Dan sedikit informasi lagi.
Sudah berlalu 1 minggu sejak semua ini berlalu.
Hannah yang masih bungkam. Lebih memilih untuk melebur bersama dunianya meski tidak ada lagi seorang Genya di sekitar orbitnya.
Inosuke menghela nafas, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke sang saka merah putih.
Benar, jadi begini rasanya mencintai dengan begitu dalam. Apa pun keputusan yang akan Hannah ambil untuk hubungan mereka ke depannya, Inosuke rela. Asal itu mengantarkan Watanabe-nya pada kebahagiaan.
***
"Hannah,"
Gadis berkaca mata itu menaikkan kacamatanya, lalu menoleh pada Nezuko. Sorot matanya tenang, berbeda dengan beberapa hari belakangan.
"Genya suka sama kamu?"
Gadis itu tersentak kecil. Ruang ganti baju yang hanya diisi oleh dua remaja itu pun hening seketika. "K..kok, kamu tau?"
"Bang Tanjirou yang bilang," jawab Nezuko cepat. "Kamu tau pasti Bang Tanjirou tau dari siapa."
Hannah terdiam sejenak, kemudian mengangguk paham. Pasti dari Inosuke, tidak mungkin dari orang lain. Hannah belum bercerita soal masalahnya dengan Genya, jadi sudah pasti Tanjirou tahu dari babi laknat itu.
"Kamu nggak bilang ke aku," ucap Nezuko pelan.
"Maaf," Hannah tersenyum tipis. "Aku cuma nggak mau inget-inget. Aku pengen semuanya cepet berlalu."
Hening sejenak.
Sembari mengancingkan kemeja putihnya, Nezuko terus menatap dua mata Hannah. Jelas, gadis itu menemukan sebuah kekecewaan.
"Inosuke milih kamu, Han."
Hannah terdiam sejenak. Gadis yang sedang memasang sabuknya itu pun menatap Nezuko, lalu tersenyum tipis. "Aku tau."
***
Rintik hujan jatuh kian menipis. Hannah memandang kosong pada lapangan sembari menunggu mobil ayahnya melintas.
Sembari menyandar pada pondasi aula, gadis itu memeluk diri sendiri. Seiring dengan semakin dinginnya suasana, Hannah semakin ingat pada tawa Inosuke. Apakah saat bersamanya, ia bisa membuat Inosuke tertawa lepas seperti saat bersama Aoi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arogan | Inosuke Hashibira✔️
Fanfiction──ft. Hashibira, Inosuke ❝Mungkin dia udah ngawasin kamu selama ini, mungkin yang dia suka itu kamu. Dan kamu nggak pernah sadar.❞ Kehadiran Inosuke itu plot twist terbesar di hidup Hannah. Dari tiba-tiba nembak, sampai identitas sejati dari cowok...