"Anyaaaaa!!!!" teriak kevin ketika dia menyadari anya yang sudah terbaring kaku dengan darah disekujur tubuh nya.
Sedari tadi kevin memang menyaksikan perdebatan antara anya dan dinda. Namun dia enggan untuk ikut campur dengan masalah mereka karena kevin ingin membiarkan anya menguluap rasa sakit hati nya selama ini.
"Anya gue mohon buka mata lu nya, lu bisa denger gue kan?" lirih kevin sembari menepuk nepuk pipi anya dengan harapan dia bisa bangun.
Dan bagaimana dengan dinda? Dia hanya tersenyum samar tanpa rasa penyesalan atau pun rasa bersalah. Berbeda hal nya dengan reza yang tadi nya hanya diam menyaksikan pertengkaran antara anya dan dinda kini reza menuruti anak tangga untuk melihat kondisi anya dari jarak dekat dan tak memperdulikan dinda yang sudah menatap reza tak suka.
"Anya gue mohon buka mata lu" ucap reza ketika dia sudah berada di hadapan kevin dan reza.
"Ngapain lu kesini? Udah puas lu semua nyakitin anya? Udah puas lu pada bikin dia menderita? Gak usah so khawatir gitu deh jijik gue liat nya!" kevin, dengan ekspresi tidak suka.
Jujur saja jika dia tidak mengkhawatirkan anya yang masih menutup mata nya dan enggan untuk bangun sudah di pastikan kevin akan memberi mereka pelajaran tidak peduli dengan mereka yang pernah menjadi teman dekat nya.
Tanpa menunggu lagi kevin langsung menggendong tubuh anya yang masih berlumuran darah ke rumah sakit. Dia berlari sekuat tenaga nya untuk membawa gadis itu ke mobil nya yang terparkir di parkiran sekolah.
***
Kini reza hanya menatap kepergian kevin yang menggendong tubuh anya yang semakin jauh dari hadapan nya. Rasa penyesalan dan bersalah memenuhi pikiran nya dan reza juga khawatir terjadi apa apa pada nya.
Reza pun berjalan ke atas tangga untuk menemui dinda yang masih berdiri dengan santai nya yang kini sedang memandang reza balik dengan tatapan dingin.
"kenapa lu lakuin itu sama anya?" tanya reza membentak.
"Ko lu malah belain dia sih? Jangan jangan lu masih suka lagi sama dia?!" tanya balik dinda dengan sorot mata tajam.
Masih banyak orang di sana yang menyaksikan pertengkaran di antara mereka.
"Ngaco lu! Gak mikir apa gimana kalo terjadi apa apa sama anya lu mau tanggung jawab? Gak liat tadi banyak darah yang keluar dari tubuh tuh cewe kalo dia mati gimana? Mau masuk penjara lu?!" jelas reza membuat dinda tidak bisa menjawab lagi ucapan reza dan memilih untuk pergi ke kelasnya.
Ketika dia berjalan menuju kelas nya dia masih memikirkan ucapan reza tentang anya gadis yang sengaja dia tarik tangan nya sampai gadis itu terjatuh. Bagaimana jika terjadi apa apa sama anya? Atau orang tua anya tidak terima dengan perbuatan nya dan melaporkan dia ke polisi? Agrhhh dinda bego banget sih lu kenapa lu bisa ceroboh ke gitu, batin dinda.
****
Setelah memakan waktu perjalanan kurang lebih 30menit jarak dari sekolah kerumah sakit akhirnya kevin telah sampai di salah satu rumah sakit dan membawa anya untuk segera di tangani oleh dokter yang ada disini.
Kini kevin sedang duduk di kursi tunggu di ruang UGD karena anya harus dilakukan operasi sekarang juga akibat benturan keras dikepala nya. Awalnya pihak rumah sakit tidak akan melakukan operasi ini jika tidak ada keluarga pasien namun demi keselamatan anya kevin berbohong dan mengakukan dirinya sebagai kakak kandung anya dan syukurlah dokter itu pun percaya dan langsung melakukan operasi itu.
Sudah lebih dari 3 jam kevin menunggu namun dokter itu tak kunjung keluar dari ruangan nya. Kevin sudah mondar mandir seperti setrikaan, dia sangat cemas dengan anya saat ini. Dan akhirnya yang di tunggu kevin sedari tadi keluar ya, dokter itu keluar tapi dengan ekspresi wajah yang sangat sulit di artikan.
"Gimana keadaan anya dok apa dia baik baik saja?" tanya kevin antusias ketika dokter itu baru saja keluar dari ruangan operasi.
"Maaf dek kondisi pasien saat ini kritis berdoa saja kamu kepada allah semoga dia bisa melewati masa kritis nya" jawab dokter itu menepuk pundak kevin dan berlalu pergi meninggalkan kevin yang masih berdiri mematung tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter tadi.
Kevin pun memberanikan diri berjalan menuju ruang operasi anya disana dia bisa melihat anya yang terbaring lemas di ranjang nya dengan mata yang masih tertutup rapat dan perban dikepalanya serta infusan di tangan kirinya. Sungguh kevin merasa tidak tega melihat anya dengan keadaan seperti ini gadis yang biasa nya ceria setiap hari kini harus terbaring lemah tak berdaya.
"Hey cantik ayo bangun gue percaya lu kuat" lirih kevin yang sudah duduk di kursi sebelah ranjang anya dan mengelus ngelus lembut tangan kanan anya.
"Gue mohon buka mata lu gue yakin lu kuat lu itu wanita kuat yang pernah gue temuin"
"Gue sayang sama lu nya asal lu tau gue gak mau kehilangan lu"
"Gue juga tau lu pasti denger omongan gue jangan pura pura tuli gitu ngapa nya ayo bangun"
"Buka mata lu dan liat gue, gue beneran sayang sama lu udah dari lama cuma gue gak berani buat ungkapin rasa hati gue ke lu karena gue tau cinta lu cuma buat reza"
Suara kevin semakin serak dan perlahan air mata nya mulai menetes. Usaha nya untuk membuat gadis ini bangun dan sadar dari masa kritis nya hanya sia sia anya sama sekali tidak mau membuka mata nya. Dan hal itu membuat kevin semakin menangis tersedu sedu dan terus menggenggam erat tangan anya.
Jujur ini kali pertama dia lagi menangis dalam hidup nya ketika dulu dia berebutan mainan dengan kakak nya aldi sejak 9 tahun yang lalu mungkin ketika dia kelas 2 sekolah dasar. Dan hari ini dia kembali di buat menangis oleh gadis yang sangat dia cintai yang saat ini sedang melawan masa kritis nya. Kevin sangat mencintai anya dia tidak ingin kehilangan anya jika perlu dia bersedia untuk menukarkan posisi dengan anya.
Ruangan pun menjadi hening hanya ada suara detakan jarum jam yang menempel di atas tembok dan suara layar monitor pendeksi jantung serta suara air infusan. tapi tidak lama kemudian pintu ruangan pun terbuka dan kevin masih menunggu sosok di belakang pintu itu dan ternyata seorang laki laki paruh baya dengan pakaian kantor lengkap dengan seorang wanita di samping nya yang sangat terlihat cantik yang kevin yakini dia adalah orang tua anya.
Kedua orang tua tersebut langsung menghampiri ranjang tempat anya terbaring lemah dengan isak tangis dari seorang wanita yang kevin sangat yakin dia adalah ibu anya karena wajah nya sangat mirip dengan anya sama sama cantik. Sedangkan laki laki paruh baya itu hanya bisa menepuk pundak istrinya untuk menyuruh nya bersabar meskipun bisa kevin lihat raut kesedihan yang mendalam laki laki ini.
Dan benar dugaan kevin mereka berdua ini orang tua nya anya. Kenapa mereka bisa tau dengan kondisi anya saat ini adalah ketika pihak sekolah memberitahukan semua kejadian nya pada mereka. Dan mereka pun langsung bergegas ke rumah sakit ini dan meninggalkan seluruh pekerjaan mereka.
"Anya sayang maafin ibu yang selalu sibuk sama urusan ibu, sekarang kamu bangun ya nak" isak tangis dari wanita itu tidak bisa di bendung lagi ketika menyaksikan anak nya yang terbaring lemah dengan keadaan seperti ini.
Kevin pun memilih untuk menunggu nya dia luar dia tidak ingin kehadiran nya menjadi pengganggu di antara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON.
Roman pour AdolescentsMelupakan seseorang yang sudah memberikan segores kenangan indah sudah tentu sulit untuk dilupakan, begitu pun dengan anya seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang harus melupakan cinta pertamanya selama kurang lebih 2 tahun ini karena mung...