"Sejak kapan kamu disini?"
"Dan siapa yang memberitahu kamu?"
"Aku sedang gak mimpikan?"
"Itu beneran kamu?"
"Kemarilah!"
Anya pun berjalan mendekati orang yang sedari tadi berbicara padanya, anya berjalan dengan langkah yang sangat lemas bahkan bisa anya rasakan sekarang tubuh nya sedikit bergetar dan anya juga bisa merasakan sekujur tubuh nya langsung terasa panas dingin.
"Sejak kapan kamu disini?" tanya orang itu lagi, dengan suara yang sangat pelan.
"A... Aku baru aja sam...sampe" ucap anya gelagapan dengan mata yang berkaca kaca.
"Kenapa nangis?" tanya nya lagi.
Tanpa basa basi anya langsung memeluk orang tersebut yang sedang terbaring lemah di tempat nya, anya memeluk nya dan menangis sejadi jadinya untuk meluapkan segala rasa rindu yang dia pendam sendiri tanpa pertemuan, anya meluapkan rasa sakit hati nya selama kevin tidak ada. Ya, saat ini anya sedang memeluk kevin. Seseorang yang sangat anya cintai.
"Lu jahat! Kenapa lu gak ngomong kalo lu sakit?" ujar anya tanpa berniat melepaskan pelukan nya.
"sebenarnya lu anggap gue apa?" ucap anya lagi.
"Gue jadi ragu kalo gue pacar lu!"
"Buktinya masalah sebesar ini lu sembunyiin dari gue!"
Kevin pun hanya tersenyum kecut mendengarkan omelan anya padanya.
"Yaudah lepasin dulu engap gue" seru kevin pada anya agar dia melepaskan pelukan nya, karena kevin merasa sesak dipeluk sebegitu kencang nya. Anya pun langsung melepaskan pelukan nya dari kevin.
"Hehe ya maaf" anya, cengengesan.
"Hehe ya maaf" ulang kevin menirukan gaya bicara anya, lebih tepatnya meledek.
"Ih lagi sakit aja masih ngeselin!"
"Tapi lu rindukan sama gue?" goda kevin yang berhasil membuat anya salah tingkah.
"Gak!" ketus anya.
"Ngaku aja jangan malu gitu gue juga tau kok lu rindu sama gue"
"kepedean banget sih lu jadi cowok!"
"Gue gak kepedean emang itu fakta"
"Serah lu!"
Begitulah mereka berdua, jika berjauhan selalu rindu giliran deket pasti berantem apa disini ada yang kayak gitu? Banyak!
Baik anya maupun kevin tidak ada yang bersuara, dan keadaan ruangan pun mendadak menjadi hening hanya detak jarum jam dinding yang terdengar juga tetesan air infusan yang juga mengisi keheningan di ruangan ini.
"Maafin gue ya nya" akhirnya kevin pun berbicara untuk memecahkan keheningan yang terjadi antara mereka beberapa menit lalu.
"Kenapa kamu gak coba jujur sama aku?" tanya anya yang mulai serius.
"Kamu tau waktu kamu pergi aku merasa seperti tidak benar benar hidup banyak hal yang terjadi dihidup aku, masalah yang terus bertubi tubi juga orang orang yang aku sayangi pergi satu persatu ninggalin aku termasuk kamu. Saat itu aku bingung mau cerita, cerita kesiapa? Mau nangis, nangis kesiapa? Dan hal yang aku lakukan saat itu aku hanya bisa menelan semua masalah yang aku hadapi tanpa berbagi sedikit pun pada orang lain dan itu sangat menyiksa ku" jelas nya panjang lebar, bahkan ketika menjelaskan itu semua anya tertunduk dalam dan menangis tersedu sedu. Hingga kevin yang melihat nya langsung bangkit dari tidurnya kemudian mendudukan dirinya dan langsung memeluk anya berusaha memberikan ketenangan pada wanita yang sangat ia cintai saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON.
Dla nastolatkówMelupakan seseorang yang sudah memberikan segores kenangan indah sudah tentu sulit untuk dilupakan, begitu pun dengan anya seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang harus melupakan cinta pertamanya selama kurang lebih 2 tahun ini karena mung...