Part 16

597 21 1
                                    

Pagi ini sma antariksa di hebohkan dengan kedatangan dua sejoli yang baru saja turun dari mobil berwarna hitam. Pasalnya bukan karena wajah mereka berdua tapi karena mereka berjalan saling berpegangan tangan seperti seseorang yang sedang berpacaran.

Benar seperti yang kalian pikirkan pagi ini anya dan kevin menjadi pandangan banyak orang disini karena mereka berdua terlihat mesra dengan tangan yang masih menggenggam erat satu sama lain dan tawa yang menghias di wajah mereka.

Anya dan kevin juga menyadari jika mereka menjadi pusat perhatian banyak orang tapi mereka bersikap bodo amat dengan pandangan mereka yang memandang nya dengan bermacam macam pandangan yang tidak bisa di jabarkan satu per satu.

"Ciee pegangan tangan udah jadian ya" goda anto teman sekelas kevin dan anya, ketika kevin dan anya sudah berada di dalam kelas.

Baik anya atau pun kevin hanya bisa tersenyum malu malu karena apa yang dikatakan anto memang benar adanya, mereka berdua memang sudah resmi berpacaran.

****

Pagi ini suasana rumah sakit terasa begitu hangat karena kehadiran orang tua kevin yang sengaja menjenguk nya. Anya pun bingung kenapa orang tua kevin bisa kenal padanya padahal anya sendiri belum pernah berjumpa dengan mereka, tapi yang jelas anya sangat menyukai kehadiran orang tua kevin yang begitu hangat padanya, apalagi mereka membawakan banyak sekali makanan dan membantunya untuk membereskan semua barang barang yang akan dibawanya pulang. Karena hari ini pihak rumah sakit sudah memperbolehkan anya untuk pulang.

"Kevin ibu sama ayah pulang duluan ya soal nya ada urusan mendadak kamu jaga anya baik baik ya" pamit ibu kevin lalu kemudian mencium puncak rambut ku begitu lembutnya. Sedangkan ayah nya kevin hanya membelai rambut ku dengan sayang, dan anya sangat menyukai perlakuan mereka padanya.

Setelah kepergian orang tua kevin dari ruangan anya kini ruangan ini menjadi sepi kembali.

"Kevin ayah ibu kamu ko bisa bisa nya sih jenguk aku padahal aku sendiri gak kenal sama mereka" tanya anya penasaran.

"Karena gue yang suruh"

"Kenapa mereka mau? Kan mereka gak kenal anya"

"Banyak tanya lu udah kayak wartawan aja!"

"Ya aneh aja gitu apalagi sikap mereka baik banget udah kayak ke anak nya sendiri terus liat tuh anya di bawain banyak banget makanan" jelas anya sembari menunjuk kearah lemari kecil di sisi ranjang nya yang terdapat beberapa keresek putih dan satu keranjang buah buahan segar.

"Soal nya gue yang suruh mereka kesini kan lu bilang kangen nyokap sama bokap lu sedangkan mereka gak bisa dateng karena tugas mereka yang gak bisa di tunda jadi yaudah gue suruh orang tua gue buat jenguk lu"

Seketika anya merasa terharu dengan apa yang baru saja dia dengar, sebegitu pedulinya kah kevin pada nya? Batin anya mulai berbicara.

"Ko kamu lakuin itu?" tanya dengan dengan mata yang sedikit berkabut karena air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya.

Dan kevin yang melihat hal itu langsung duduk disisi ranjang nya kemudian menghapus air mata nya yang sudah lolos meluncur dengan sempurna ke wajah anya.

"Karena gue sayang lu" jawab kevin jujur dengan kedua tangan yang menangkup pipi anya.

"Sebesar itukah?" tanya nya lagi.

"Iya" jawab kevin singkat, dengan spontan anya langsung memeluk kevin saat itu juga. Dia merasa jika masih ada orang yang begitu peduli akan kebahagiaan nya bahkan dia juga mampu menggantikan posisi orang tua nya di saat mereka sibuk dengan segala tugas nya.

Kini posisi anya dan kevin saling berpelukan satu sama lain dengan air mata yang terus membasahi wajah anya dan kevin bisa merasakan getaran tubuh anya akibat tangisan gadis yang berada dipelukan nya saat ini.

Anya merasakan ketenangan ketika berada di pelukan kevin dan rasanya anya tidak ingin melepaskan pelukan ini.

"Udahan ah pelukan nya sesek gue" keluh kevin yang menghancurkan adegan romantis antara dirinya dan anya.

"Dasar perusak suasana banget sih lu!" cerca anya yang langsung menghapus air mata nya dengan kasar.

Kevin hanya terkekeh melihat ekspresi anya dengan wajah yang ditekuk dan bibir yang di majukan kedepan dan tangan yang dilipat di atas dada, kevin sangat suka anya seperti ini karena terlihat semakin cantik.

"Gak usah manyun gitu gue cium baru tau rasa lu" ucap kevin di tengah tawa nya.

"Abisnya kamu nyebelin" jawab anya dengan ekspresi yang masih sama.

"Tapi sayangkan?" lagi lagi kevin menggoda anya.

"Iya anya sayang sama kevin" jujur anya.

Kevin yakin anya tidak benar benar mengatakan itu semua dengan tulus, dia yakin anya hanya sedang bercanda saja karena sedari tadi mereka sedang bercanda. Tapi kenapa kevin jadi baper sendiri? Padahal dia tau anya tidak benar benar mengatakan itu semua.

"Kenapa kevin gak percaya kalo sekarang anya udah suka sama kevin?" tanya anya seolah tau isi hati kevin.

"Emang iya lu udah sayang sama gue?" kevin, bertanya balik.

Anya pun hanya mengangguk sebagai jawaban karena tidak bisa dia pungkiri perasaannya terhadap kevin.

"Sejak kapan?" tanya kevin masih tak percaya.

"Entah anya juga gak tau yang jelas anya merasa bahagia banget kalo di dekat kevin, dan anya juga udah bisa lupain reza meskipun ini terlihat begitu cepat tapi anya benar benar udah suka sama kevin anya gak ada niatan buat jadiin kevin sebagai pelampiasan ko" jawab anya panjang lebar dan tanpa mereka sadari sejak tadi tangan mereka saling berpautan.

"Berarti penantian gue selama ini gak sia sia dong?"

Lagi lagi anya hanya mengangguk mengiyakan ucapan kevin.

"Makasih ya udah sabar nungguin anya selama ini, udah jaga anya selama anya di rawat disini" ucap anya dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Harusnya gue yang bilang makasih karena lu udah buka hati lu buat gue meskipun gue gak tau seberapa besar nama gue tersimpan di hati lu" jawab kevin yang lagi lagi mengelap air mata anya dengan kedua jari jempol nya.

Kini suasana ruangan menjadi hening tak ada yang bersuara kecuali detakan jarum jam dan detakan jantung kedua sejoli ini karena mereka sekarang sedang berpelukan dengan sangat mesra layak nya seorang aktor di sebuah film bernuansa cinta.

"Kevin?" panggil nya tanpa melepaskan pelukan nya. Kevin pun hanya berdeham sebagai jawaban.

"Kevin kapan nembak anya?" tanya anya polos tanpa beban.

"Sekarang mau?" tanya balik kevin dan di angguki anya dengan semangat.

Kevin pun melepaskan pelukan nya dan kini mata mereka saling beradu pandangan.

"Anya lu dah tau kan gue sayang sama lu jadi lu mau gak jadi pacar gue?

"Iya gue mau".

****

"pajak jadian nya dong kevin" teriak semua anak kelas semangat.

Kevin hanya menggaruk belakang kepala yang tidak gatal untuk menyembunyikan rasa malu nya karena kini kevin menjadi pandangan semua anak disini termasuk anya. Anya juga jadi salah tingkah karena pandangan teman teman nya dan sorakan sorakan gembira dari mereka.

"Kevin gimana ini anya malu" bisik anya dengan membalikan badan nya kebelakang.

"Yaudah ayo ke kantin gue traktir lu pada" ucap kevin pada anak anak dan di sambut dengan teriakan riang anak anak.

Anya jadi merasa bingung dengan teman sekelasnya ini dulu ketika dia jadian sama reza anak anak juga minta traktir ke kantin dan hari ini juga ketika dia berpacaran dengan kevin anak anak juga minta traktir juga dasar anak anak kurang uang jajan!

MOVE ON. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang