"Apa tidak ada cara lain dok?" ayah kevin yang berusaha meyakinkan dokter yang menangani anak nya ini supaya berusaha lagi untuk menyembuhkan putra nya ini.
"Maaf pak,bu kami sudah berusaha semampu kami. Jika dalam 3hari kevin tidak sadarkan diri dari koma nya maka mohon maaf" ujar dokter bule itu kemudian berlalu meninggalkan orang tua kevin di ruangan itu.
Ana, ibu kevin tidak bisa berbuat banyak selain menangis dan mendoakan putra nya ini agar bisa sembuh dari penyakit yang selama ini menimpa kevin.
"Gimana keadaan kevin?"
"Dan bagaimana juga kita jelasin ke anya? Aku takut anya bakal sedih" keluh ana pada suaminya ini, membayangkan apa yang akan terjadi pada mereka dikemudian hari. Ana benar benar tidak bisa Membayangkan itu semua.
****
"Om!!!Tante!!!" Teriak seseorang dari kerumunan, namun baik ana atau pun suaminya masih belum bisa melihat dengan jelas siapa yang memanggil nya tadi.
"Om! Tante! Gimana kabar nya?" tanya orang tersebut yang tidak asing lagi bagi mereka berdua.
"Ahh nak reza, alhamdulillah om sama tante baik baik aja." Jawab ana yang kemudian langsung menghapus sisa air mata tadi.
"Kenapa gak bilang dulu kalo mau kesini?" timpal rama, ayah kevin.
"Iya nih soalnya aku hubungi kalian semua pada gak aktif, ya reza pikir kalian pasti sibuk jadi yaudah reza langsung susul kalian kesini" jelas reza, yang hanya di angguki mengerti oleh ana dan rama.
"Tante kenapa kok kayak abis nangis gitu?Oh iya kevin dimana dia udah sembuhkan"
Bukan nya menjawab pertanyaan reza, lagi lagi ana justru tangis ana malah menjadi jadi. Reza pun sampai dibuat bingung oleh tante ana ini.
"Tante kenapa? Kevin baik baik aja kan?" tanya reza penasaran.
"Kondisi kevin kembali memburuk bahkan lebih buruk. Dokter bilang ada yang sengaja meracuni nya lewat botol infusan" Akhirnya rama lah yang bisa menjelaskan kondisi kevin saat ini, karena ana sudah tak kuasa lagi bahkan tidak sanggup lagi untuk menceritakan keadaan kevin yang semakin hari semakin memprihatinkan.
"Diracun?" reza tak percaya, pasalnya siapa yang tega meracuni kevin padahal yang dia tau kevin tidak memiliki musuh bebuyutan yang bisa dengan tega nya ingin membunuh sahabatnya ini.
"Iya, tapi om juga gak tau siapa Yang dengan tega ingin membunuh kevin"
"Apa diruangan kevin ada cctv om?"
"Ada deh kayak nya"
"Kenapa om gak coba liat aja di cctv itu? Siapa tau kita bisa cari siapa orang yang udah dengan tega mau bunuh kevin"
"Kamu benar juga za, tunggu dulu om mau membicarakan ini pada pihak rumah sakit"
"Kamu pergi aja dulu sama tante ana ke ruangan kevin biar om aja yang pergi"
"Iya om"
Kemudian rama pun pergi sendirian dengan tangan yang sibuk seperti sedang menelpon seseorang. Sedangkan reza, dia berniat untuk langsung menemui kevin bersama tante ana.
Setelah berjalan melewati beberapa ruangan rawat, akhirnya mereka pun sampai di depan ruangan dimana kevin dirawat selama ini. Dan pemandangan pertama yang reza lihat adalah anya.
Ya, reza melihat anya yang sedang menangis terisak dengan ditemani oleh wanita paruh baya di sebelah nya. Yang senan tiasa berusaha untuk menenangkan anya.
"Anya" sapa reza, berusaha mendekati anya.
Kemudian anya pun menoleh, dan didapatinya ialah reza. Percaya tidak percaya namun tanpa basa basi anya langsung memeluk reza untuk mencurahkan segala rasa sedih nya pada reza yang sudah anya anggap seperti sahabatnya ini.
"Za, kevin! hiks.. hiks.." adu anya yang berjalan mendekati reza, dengan air mata yang semakin deras.
"Iya" jawab reza dan langsung menjawab pelukan anya, karena reza tau yang anya butuhkan saat ini adalah support dari semuanya.
"Kevin bakal sembuh kan za? Hiks.. Hiks.." tangis anya.
"Iya dia bakal sembuh, lu percaya deh sama gue. Gue kenal dia tuh udah lama gue tau dia kuat dan sekarang dia cuma lagi tidur aja jadi lu gak boleh nangis oke?" reza yang berusaha menenangkan anya semampu yang dia bisa.
"Kalo gitu suruh kevin bangun biar semua orang yang ada disini gak nangis dan percaya kalo kevin lagi bobo"
"Anya sayang udah ya" timpal ana yang kemudian memeluk tubuh mungil anya, jujur saja ana tidak tega sekali melihat kondisi anya yang seperti ini. Dia benar benar rapuh.
Anya sendiri hanya tenggelam dan menikmati pelukan dari ana, yang sudah ia anggap sebagai ibu kandung nya sendiri. Anya pun mencurahkan segala kesedihan nya lewat pelukan hangat dari ana.
Ketika mereka masih saling berpelukan dan saling menguatkan, sedangkan reza dia langsung pergi kedalam ruangan kevin untuk melihat kondisi sahabatnya ini.
Tak bisa reza pungkiri meskipun sebelum nya dia pernah berkelahi dengan kevin karena masalah anya dulu, tapi reza juga tidak bisa menapik jika kevin juga satu satu nya sahabat yang selalu ada di saat kondisi apapun. Dan sekarang dia sangat merindukan sahabat kecil nya ini.
Reza pun melangkahkan kaki nya perlahan, dan suara langkahan itu terdengar nyaring di telinga nya.Reza pun kembali berjalan dengan mata yang terus menerawang isi ruangan ini yang di penuhi dengan hiasan hiasan tentang anya semua. Sebegitu cintanya kah lu sama anya? Batin reza.
"Hay sob! Gimana kabar lu?" tanya reza pada kevin, sembari menarik kursi yang ada disebelahnya untuk lebih dekat dengan kevin.
"Yaelah di tanya malah dikacangin!" cerca reza seperti sedang benar benar berintraksi dengan kevin yang sedang terlelap.
"Masih marah lu sama gue?"
"Padahal gue udah rela relain datang ke amerika buat jenguk lu doang, tapi pas kesini gue cuma di kacangin aja"
"Nggak mikir apa ongkos pesawat dari indonesia ke amerika mahal!" suara reza sudah mulai serak, dan matanya pun sudah mulai berkaca kaca.
"Ahhh bangs*t kok gue nangis ya? Hhaa"
"Aduh kalo lu liat gue nangis lu pasti bakal poyok gue!"
Reza pun berhenti bicara, dan mengelap air mata yang sudah lebih dulu tumpah tanpa menunggu izin darinya.
Menyakitkan, ketika harus melihat sahabat kecil nya ini hanya terbaring tak perdaya dan harus menahan sakit dari jarum suntik yang sudah pasti jadi makanan nya setiap hari. Terbukti dari tangan kanan dan kiri kevin yang terdapat banyak bekas jarum dan diusapi nya oleh reza.
"Vin?" panggil reza serak seperti menahan tangis.
"Lu liat anya, dia nangis berjam jam sampe gak makan hanya karena nunggu lu. Lu gak kasian apa?"
"Bukan nya lu sendiri yang bilang kalo lu bakal mencintai anya dan menjaga dia tapi nyatanya menjaga diri lu sendiri lu gak bisa!"
"Oke gue itung dari satu sampe tiga kalo lu belum sadar terpaksa gue bakal rebut lagi anya dari lu Hha" tawa kevin terdengar menyeramkan seperti tawa yang menahan luka paling dalam.
"Satuuuuu... Duaaaaa... Tiii... " suara reza menggantung ketika mengetahui kevin belum juga sadar.
"Ayolah bangun, bangun demi keluarga lu, bangun demi gue dan anya"
"Gue yakin lu kuat"
"Lekas sembuh"
Setelah itu reza pun berlalu meninggal kevin karena waktu besuk sudah habis, dan tidak lupa dia juga mengusap beberapa butiran air mata di kelopak matanya.
###Hay sahabat move on mungkin segitu dulu ya cerita dari aku🤗😅Semoga kalian semua suka.
###Jangan lupa vote and komen ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON.
Novela JuvenilMelupakan seseorang yang sudah memberikan segores kenangan indah sudah tentu sulit untuk dilupakan, begitu pun dengan anya seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang harus melupakan cinta pertamanya selama kurang lebih 2 tahun ini karena mung...