Part 41

481 23 1
                                    

Malam ini ruangan nampak terlihat ramai tidak seperti  tadi, karena disini sudah ada keluarga besar kevin lengkap bahkan anya pun tidak tau satu persatu dari mereka selain ayah kevin, ibunya, aldi,rio juga ayah anya yang juga ikut kesini untuk melihat keadaan kevin langsung setelah dikabari kondisi kevin yang semakin memburuk.

Kini posisi mereka kali ini yaitu saling bergantian untuk masuk keruangan kevin, karena dokter hanya menyarankan 2 orang yang masuk kedalam dan itupun tidak boleh lebih dari 5 menit.

"Ayah mau kedalam dulu apa kamu mau ikut?" tanya ayah anya menawarkan diri.

Anya pun hanya mengangguk sebagai jawaban, karena jika anya memilih untuk berkumpul dengan keluarga besar kevin anya pasti akan terlihat seperti orang kebingungan karena anya benar benar baru pertama kali melihat mereka.

Setelah itu anya dan ayahnya pun masuk kedalam ruangan kevin, tempat dimana kevin sedang terbaring lemah tak berdaya. Baik anya ataupun ayah nya hanya diam tak bersuara ketika mereka berada disamping ranjang kevin.

Sesekali anya memperhatikan ayahnya yang menatap tubuh kevin dengan tatapan yang anya sendiri tidak tau tatapan apa yang sedang ayah nya tunjukan pada kevin, namun disela waktu besuk akan berakhir ayah anya seperti berbisik ditelinga kevin namun anya masih bisa mendengar bisikan itu.

"Cepatlah bangun jangan pernah membuat putri ku kembali terluka karena harus kelihangan orang yang dia cintai. Om percaya kamu bisa bahagiain anya putri om" ucapan itu nampak lirih di telinga anya dan anya yang mendengarkan nya pun hanya diam tak berkomentar apapun.

Setelah waktu besuk habis ayah anya pun langsung merangkul tubuh anya seperti memberikan kekuatan karena beliau tau putrinya ini pasti sangat terpukul melihat yang dikasihinya harus bertarung dengan kematian nya.

"Jangan sedih ayah percaya dia akan baik baik saja" bisik ayah kepada anya dan hanya anggukan oleh anya.

"Ayah mau depan sebentar mau nitip apa? Biar ayah belikan kata aldi kamu belum makan?"

"Gak usah ayah anya gak laper kok"

"Hm yaudah kalo nanti berubah pikiran telpon ayah ya"

"Iya"

Ayah anya berlalu meninggalkan anya, sedangkan anya dia masih setia menunggu kesadaran kevin dengan duduk dikursi tunggu sendirian. Dan keluarga kevin yang lain berada di kursi tunggu yang bersebrangan dengan anya.

Seringkali anya selalu bertatap dengan mereka namun anya hanya membalasnya dengan senyuman mungkin karena masih canggung, dan tiba tiba seorang wanita paruh baya yang mengenakan busana muslim panjang berwarna hitam serasi dengan kerudung yang dia kenakan menghampiri anya dan duduk disebelah anya. Anya pun langsung membungkukkan tubuhnya dan mencium pundak tangan wanita itu yang sudah berkeriput.

"Anak manis" puji wanita itu ketika melihat wajah anya. Dan pujian itu hanya dibalas senyuman oleh anya.

"Kamu anya kan?"

Kenapa wanita paruh baya ini bisa tau namanya? Padahal anya belum pernah melihatnya.

"Ahh iya kevin selalu menceritakan kamu pada nenek"

"Nenek?"

"Iya saya ini nenek nya kevin"

"Oh maafkan anya nek dengan sikap anya yang kurang sopan tadi soalnya aku baru pertama kali liat nenek"

MOVE ON. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang