Penyesalan

4.1K 248 117
                                        

Hai hai.

Balik lagi sama Vanilla, kali ini Vanilla bakal nyeritain masa lalu tentang makhluk penghuni kantor Kakak ku. Pas itu aku lagi jemput Kakak ku ke kantornya, ternyata Kakak ku masih lama pulangnya, ya udah aku keliling kantornya aja, beberapa menit kemudian aku lihat ada hantu perempuan, rambutnya warna coklat terang, baju nya warna putih dihiasi bercak darah.

Nama dia Lidya, biasa dipanggil Lily dengan sahabatnya yang ninggalin dia lebih dulu. Lidya adalah anak yang susah dan malas bergaul, Lidya tidak punya teman saat semasa hidupnya.

Tahun 1992, Lidya menginjak kelas 8 SMP, Lidya adalah murid terpintar di kelas nya, tapi Lidya hampir dibenci seluruh teman sekelasnya karena mereka memanggap Lidya adalah anak yang sombong dan sok pintar. Lidya tak memikirkan hal itu, masa bodoh semua orang mau menganggapnya seperti apa, Lidya tak membutuhkan mereka.

Walau hampir semua orang membenci nya ada 1 anak bernama Sia (nama aslinya Elsa) yang selalu mendekati Lidya, entah seburuk apa Lidya memperlakukan Elsa, Elsa akan selalu mendekati Lidya.

"Lily ayo makan bersama!"

"Lily ayo pulang bersama!"

"Lily..., Lilyy...,"

"Berisik! Berhenti mengajakku dan berhenti memanggil ku Lily! Namaku Lidya! Bukan Lily!" Bentak Lidya kasar, Lidya sudah tak tahan dengan semua ocehan dan ajakan tak penting dari Elsa. Elsa menatap Lidya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"Lily, ayo berteman." Kata kata yang tidak teruga keluar dari mulut Elsa, padahal Lidya sudah membentak Elsa dengan kasar, Lidya kira dengan cara itu Elsa akan berhenti mengganggunya, ternyata cara itu tak mempan oleh Elsa karena Elsa adalah anak yang teguh akan pendiriannya, sekali ia berniat melakukan sesuau maka pasti ia akan berusaha mendapatkannya, ia akan berhenti setelah mendapatkannya.

Lidya yang kesal akhirnya pergi meninggalkan Elsa sendirian tanpa berkata apa pun. Hari-hari berikutnya Elsa tak lagi 'meneror' Lidya seperti biasanya, tentu saja Lidya senang, akhirnya hari-hari nya yang damai kembali lagi, tapi kalau dilihat lihat Elsa begitu menjadi pendiam, padahal biasanya ia sangat aktif, begitu ditanya oleh beberapa orang Elsa menjawab bahwa dirinya tidak apa-apa.

Pikiran tentang Elsa ia buang jauh-jauh, memang siapa peduli? Elsa bukan siapa siapa Lidya. Tapi, tentu saja rasa penasaran lebih besar dari pada gengsi, Lidya memutuskan untuk bertanya pada Elsa karena rasa penasarannya yang besar.

"Sia- eh tidak, Elsa, kau kenapa? Kenapa akhir akhir ini kau jad pendiam?" Tanya Lidya, Elsa menatap Lidya lalu tersenyum senang. "Apa kau baru memanggilku Sia? Lalu apa kau mengkhawatirkan ku? Lily, kau imut sekali!" Kata Elsa senang.

"Aku bertanya begini bukan karena khawatir! Kau itu aneh! Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sifat mu berubah! Dan aku tidak imut!" Ucapan Lidya yang kasar membuat rasa senang Elsa hilang, senyum yang ada diwajahnya berubah menjadi sedih.

"Ah, begitu, maaf aku terlalu bersemangat, maaf juga kalau aku aneh, aku tidak apa apa Lidya, aku baik baik saja," jawab Elsa sambil tersenyum lalu pergi, Lidya yang baru saja menggertaknya sangat merasa bersalah, ucapannya juga sangat kasar, Lidya juga agak kaget karena baru saja Elsa tak memanggil nya dengan nama 'Lily'.

"He-hei! Kau panggil apa aku tadi? Lidya?" Pertanyaan Lidya membuat Elsa berhenti dan menoleh ke arah Lidya. "Bukankah Lidya tidak suka dipanggil Lily? Aku hanya menuruti Lidya saja, seperti nya Lidya membenciku," jawab Elsa sambil tertunduk.

"Aku tidak bilang membencimu! Kau memang benar-benar aneh!" Bentak Lidya sambil menunjuk Elsa, Elsa yang masih menunduk hanya berkata "Maaf" lalu pergi begitu saja.

Keesokan hari nya Elsa tak masuk sekolah, awalnya Lidya tak peduli, tapi setelah 2 minggu tak masuk Lidya merasa ada yang aneh, kenapa Elsa tidak masuk selama 2 minggu? Apa dia pindah sekolah? Dari pada penasaran Lidya memutuskan bertanya pada guru.

"Permisi Bu, saya mau menanyakan kenapa Elsa tidak masuk selama 2 minggu?" Tanya Lidya sopan. "Elsa? Dia sakit, kamu tidak diberi tau oleh teman sekelas mu?" Tanya guru itu balik, Lidya membalasnya dengan gelengan.

"Kalau boleh tau Elsa sakit apa Bu?" Tanya Lidya lagi. "Elsa sakit jantung, jantung nya sangat lemah, mungkin karena ia adalah anak yang aktif dan terlalu bersemangat jantung nya tak kuat," jawab guru yang ada di depan Lidya. Lidya tentu saja terkejut, ia tak menyangka orang yang sangat bersemangat di kelas nya mempunyai penyakit jantung.

Setelah bertanya dimana rumah sakit Elsa akhirnya Lidya berterima kasih dan berlari menuju rumah sakit dimana Elsa dirawat, Lidya sangat ingin minta maaf, dirinya sangat kasar dengan Elsa.

Sampai di rumah sakit Lidya langsung bertanya dimana kamar Elsa. Sampai di kamar Elsa, Lidya meminta ijin pada orang tua Elsa untuk menjenguk Elsa.

"Elsa, apa kau mendengarku?" Tanya Lidya pada Elsa yang berbaring lemah, mata Elsa tertutup dengan rapat. "Aku ingin minta maaf, aku sangat kasar pada mu, aku hanya tak bisa mengungkapkan perasaan ku ke orang lain saja dan aku juga jarang bergaul, makanya aku agak risih saat kau mendekatiku," kata Lidya sambil tertunduk.

"Lily...," suara lirih datang dari mulut Elsa yang membuat Lidya menoleh terkejut, Lidya dapat melihat Elsa tersenyum padanya. "Aku... maafkan,"

Setelah kejadian itu Lidya dan Elsa berteman, setiap hari Lidya menjenguk Elsa di rumah sakit keadaan Elsa juga semakin membaik, kata dokter mungkin saja Elsa bisa keluar dari rumah sakit secepatnya.

Kabar yang sangat baik bukan?

"Sia! Lihat! Aku dapat nilai 100 lho!" Bangga Lidya pada Elsa, Elsa bertepuk tangan sambil tersenyum. "Sudah tidak hal yang asing lagi kalau Lily dapat 100, kapan kapan ajari aku ya!" Pinta Elsa semangat, Lily menjawab nya dengan anggukan.

"Kata dokter aku sudah boleh keluar besok, mungkin lusa aku akan masuk sekolah, aku sudah rindu pada teman teman dan suasana sekolah, lusa kita pulang bersama ya!"

Lidya membalas nya dengan anggukan. Lidya tidak sadar bahwa itu adalah kata kata terakhir Elsa untuknya juga janji terakhir Elsa pada Lidya.

Lusa saat pagi hari Lidya sangat bersemangat, akhirnya Elsa masuk sekolah juga, bahkan saking semangatnya Lidya sampai masuk sangat pagi. Bel masuk berbunyi, tapi kenapa Elsa belum sampai?

Guru masuk ke kelas dengan murung, lalu di sini lah kabar yang sangat buruk disampaikan. "Elsa teman kalian sudah pulang kepada Tuhan kemarin Malam pukul 7 malam."

Bagai ada petir dan palu yang menghantam hati nya Lidya menitikkan air matanya untuk pertama kalinya di depan teman sekelasnya.

Kata mu kita akan pulang bersama

Kata mu kita akan selalu bersama

Kenapa kau mengingkari janjimu sendiri?

Sudah lama Lidya sesedih ini, di rumah bahkan ia menangis sekencang kencang nya, meraung sambil terus membanting semua barang yang ada di sekitarnya.

"Aku terlambat menyadari kehadiran Sia, maafkan aku Sia aku bukan sahabat yang baik"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indigo StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang