Past (YVeet)

17.7K 838 36
                                        

Aku benci hujan! Aku sangat benci!

Hujan hanya membuat kalian sakit! Jangan dekat dekat dengan hujan!

4 Tahun Kemudian

Aku pindah ke Hindia Belanda, kata Ayah disana banyak bangsa kita berkumpul di Nether Land, tapi aku benci disini! Disini sering sekali hujan!!!

Adikku sering sekali bermain hujan diluar, huft, aku hanya melihatnya dari loteng saja, berjaga jaga siapa tahu dia terluka, mmm, pemikiranku kekanakan sekali, mana mungkin dia terluka, siapa yang berani melukainya?

Hari teruslah berlalu kulihat lihat wajah Law semakin pucat setiap harinya, saat kutanya dia hanya menjawab 'aku tidak apa apa' tetapi aku paham sifat Law, di balik kata tidak apa apa, pasti ada apa apa.

Dan puncaknya saat dia bermain sendiri di tengah hujan, dia di temukan pingsan di tengah jalan, aku terus merawatnya saat dia sudah agak sembuhan dia malah mengajakku bermain hujan.

"Kak ayolah bermain hujan bersamaku," rengek Law.

"Huh..., tidak usah, kau baru sembuh, kalau kau sakit lagi bagaimana?" Tolakku secara halus.

"Aku ini kuat kak, sudahlah ayo..," dia menarikku, aku pasrah saja,saat ini hujan masih gerimis dan pasti sebentar lagi hujan akan turun dengan deras, dan benar saja, hujan turun dengan deras.

"Brrr, Law ini dingin sekali," dia malah bergembira seperti dia baru saja dibelikan mainan yang dia minta, tiba tiba dia berhenti.

"Aku ingin kakak merasakan hujan denganku untuk terkahir kalinya," aku mendelik dan menamparnya.

"Apa yang kau maksud hah?!" Bentakku, dia malah tertawa, aku bisa melihatnya, dia menangis, walupun terlihat samar tapi dia menangis.

"Kakak, hidupku sudah tidak panjang," dia tersenyum tulus, aku marah, sangat marah.

"Jangan bercanda! Sudah cukup! Ayo masuk!" Tap belum masuk rumah Law ambruk untung aku bisa menangkapnya, aku langsung berlari kedalam rumah dan berteriak memanggil Ayah dan Ibu.

Setelah di periksa aku langsung melesat kedalam kamar Law, mukanya sangat pucat lebih pucat dari sebelumnya, aku langsung memeluknya, dia membuka mata perlahan.

"Law, jawab aku, kenapa kau membawaku saat hujan tiba?!" Bentakku marah, mataku panas, sepertinya aku akan menangis, dan saat menangis Law tertawa dengan wajah pucatnya

"Kak, aku ingin merasakan basahnya terkena air hujan bersama dengan kakak," nafasnya mulai berat.

"Tidak! Kita kan bisa bermain hujan kapan kapan, kenapa harus sekarang?!" Bentakku.

"Karena aku tidak akan di dunia ini lagi, selamat tinggal kak," belum sempat aku membalasnya matanya tertutup untuk selamanya, aku berteriak, menangis, perasaanku bercampur aduk, antara marah, sedih, kecewa, semuanya bercampur menjadi satu.

Aku berjanji ini untuk pertama dan terkahir kalinya aku melihat orang yang kusayangi meninggal, aku berjanji!

1 tahun setelah meninggalnya Law,Ayah dan Ibu kembali ke Belanda (dulu namanya bukan Belanda) tapi aku tetap di Hindia Belanda dan rutin menghampiri makam Law.

Tapi tiba tiba saat aku tidur, ada yang membuka pintu ku, dia memakai baju berwarna hitam, serba hitam, aku langsung merinding saat tau dia membawa pistol.

"Mati," itu yang kudengar dari mulutnya.

"A... apa mau mu?" Dia melesat ke arahku dan mencekikku hingga ke atas, dia mengarahkan pistol nya ke mataku, dan...

DOR!

Lalu semuanya gelap.

#*#*#*#*#*#*#*

Halo Minna-San, Miyuku update 2 cerita.

Gimana masa lalunya YVeet? Sedih?

Kalau kalian denger langsung atau lihat langsung kejadiannya pasti bakal nangis, temenku aja sampek nangis kok.

Ok, good bye.

Jangan lupa vomment.

✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩

Indigo StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang