Sebelum cerita ini dimulai aku mau bilang, karena Steven gak mau nulis sendiri ceritanya disebabkan malu, akhirnya aku yang nulis cerita. Semoga kalian suka~
Steven.
Anak paling menyebalkan yang ada di muka bumi ini, dia hobi mengagetkan orang dan main petak umpet.
Kali ini aku bakal nyeritain masa lalu Steven.
Steven adalah anak yatim piatu, ia ditinggalkan orang tuanya sejak dini, ia tidak punya siapa siapa, ia tinggal sendirian, ia tidak punya teman ataupun saudara.
Saudaranya tinggal di Netherland, sedangkan Steven tinggal di Indonesia dan sendirian tentunya.
Tapi keajaiban terjadi, Steven diadopsi oleh orang yang berada pada jamannya, Steven senang dengan hal itu, bukan karena kekayaannya, tapi karena akhirnya ia bisa merasakan kasih sayang orang tua.
Dan tentu saja orang tua angkatnya mempunyai seorang anak dan kebetulan anaknya adalah laki laki dan seumuran dengan Steven, jadi Steven bisa bermain dengannya.
Nama anak laki lakinya... (maaf, lupa :v) sebut saja Si K. Saat sampai rumah Si K bahagia akhirnya dia punya teman bermain, Si K adalah anak tunggal jadi dia sangat menginginkan saudara.
Awalnya Si K mengajak Steven berkeliling rumah dan mengajaknya bermain di kamarnya. Tapi Si K adalah anak yang cepat bosan, jadi dia mengajak Steven bermain permainan yang lain.
"Apa kau ada usul?" Tanya Si K.
"A-aku tidak pernah bermain dengan siapa pun," jawab Steven. Steven memang orang yang kaku jika baru bertemu.
"Heum, jadi begitu, baiklah biarkan aku berpikir," kata Si K sambil terus berpikir, Steven hanya diam sambil melihat Si K yang sedang berpikir keras untuk permainan apa yang akan dilakukan mereka selanjutnya.
"Ah! Bagaimana kalau petak umpet? Papa sering mengajakku bermain petak umpet, bagaimana?" Tanya Si K semangat.
"A-aku tidak tau caranya bermain," jujur Steven.
"Akan aku jelaskan, tenang saja, ayo!" Si K menarik tangan Steven keluar kamar dan setelah sampai di ruang tamu Si K menjelaskan apa itu permainan petak umpet dan bagaimana caranya bermain.
Akhirnya Steven paham dan Si K berjaga terlebih dahulu dan Steven yang sembunyi. Karena baru pertama kali bermain Steven bersembunyi di bawah sofa.
Si K selesai menghitung dan mulai mencaru Steven, Steven berusaha untuk tidak bersuara, tapi ini di bawah sofa, debu di mana mana dan saat Si K melewati depan sofa, tangan Steven meraih kaki Si K dan membuat Si K sangat terkejut. (Jujur Steven praktekin gimana Si K kaget, dan itu lucu)
Karena Si K kaget akhirnya Steven juga ikut kaget dan melepas tangannya dari kaki Si K. Si K membantu Steven dari sofa itu dan bilang "Wow, kamu benar benar pandai sembunyi, kamu yakin ini pertama kali kamu main?"
"Iya," jawab Steven sambil membersihkan debu yang ada dibajunya. Sekarang Steven yang jaga dan Si K yang sembunyi, setelah selesai menghitung Steven mulai mencari Si K di mana mana, bahkan ia mencari di kamar mandi.
Setelah mencari ke mana mana Steven melihat tirai yang mempunyai kaki (itu kaki Si K) niat jahil Steven keluar, ia berencana mengejutkan Si K seperti tadi. Diam diam Steven berjalan ke arah Si K dan membuka tirainya diiringi teriakan "KETEMU!"
Si K terkejut ke 2 kalinya hari ini, dan menyatakan bahwa Si K kalah, Steven sangat menyukai permainan petak umpet, setiap hari dia bermain dengan Si K dan tentu saja jika ia menemukan Si K dia mengejutkan Si K.
Hari terus berlalu dan tentu saja mereka ber 2 semakin bertambah dewasa, tapi dengan bertambah dewasa nya Steven dia tetap menyukai petak umpet.
Dia bahagia dengan Si K, tapi tidak dengan orang tuanya, Steven selalu mendapat tatapan kebencian dari ornag tuanya. Suatu hari dia bertanya "Apa kalian mencintaiku?"
Dan orang tuanya menjawab "Haha, bermimpilah,"
Siapa anak yang akan bahagia tanpa kasih sayang orang tua? Walau semua orang mencintainya sekali pun ia tidak akan bahagia tanpa kasih sayang orang tua.
Suatu hari mereka pergi ke suatu gedung yang lumayan terkenal di masa itu dan kala itu Nippon sudah menjajah Indonesia, tapi keluarga Steven sepertinya tidak terlalu peduli tidak seperti Steven yang sudah ketakutan setengah mati.
Saat memasuki gedung itu awalnya semuanya terlihat baik baik saja, tapi tiba tiba Nippon masuk dengan bar bar dan menembaki satu per satu belanda yang ada di sana, keluarga Steven mulai panik.
Semuanya berlarian keluar, tapi mirisnya Ayah dan Ibu Steven tertembak dan kepala mereka terpenggal di depan mata mereka berdua.
"Cepat lari Steven!"
"Bagaimana dengamu?" Tanya Steven yang masih mengkhawatirkan saudaranya.
"Aku akan menyusulmu!"
"Ta-"
"Cepat! Sembunyi! Bukankah kau pandai sembunyi?"
"Baiklah," jawab Steven dan berlari meninggalkan saudaranya dengan berat hati, baru beberapa langkah ia berlari suara tembakan terdengar dari belakang, reflek Steven menoleh ke belakang dan melihat tubuh saudaranya sudah terbujur kaku.
"TIDAK!" Teriak Steven dan tiba tiba saja benda tajam menyayat lehernya beserta peluru menembus perutnya, kepalanya menggelinding.
"Aku tidak merasakan perih, tapi aku merasakan sakit hati yang amat dalam, oarng yang kusayangi dan orang yang menyayangiku dibunuh di depan mataku sendiri," kata Steven diakhir cerita.
Pas Steven cerita jujur aku mau nangis.
Bonus
"Iq kalian berapa?" -temenku & aku
"150," Steven
"148," Natalie
"145," YVeet
"147," Jack
Ya ampun, aku merasa bodoh '-'

KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Story
HorrorHanya ingin berbagi cerita menjadi seorang indigo Cerita ini real apa adanya, bagi yang tidak percaya kalian bisa meninggalkan/tidak membaca cerita ini, bagi yang percaya boleh kalian membaca cerita ini. Terima kasih.