Sebelas

76 6 3
                                    

"Hai."

Sea membalasnya dengan senyuman lalu melangkah mendekati orang itu.

"Duduk." Ucap Sea lalu duduk dan diikuti oleh orang itu.

"Kamu beneran gak sakit?" Tanya orang itu menatap Sea lekat.

"Enggak, Bim." Jawab Sea datar. Ya, orang itu adalah Bima.

"Trus, kenapa gak masuk?"

"Kesiangan." Jawab Sea sambil mengambil remot tv lalu menyalakan tv-nya.

"Lah, kok bilang ke temen-temen sakit?"

"Gue gak ada bilang ke temen-temen kalo gue sakit." Jawab Sea tanpa menatap Bima.

"Tapi kata mereka lo sakit." Ucap Bima yang masih menatap Sea.

Sea menghela nafasnya lalu menatap Bima.
"Ck, nyokap yang telfon guru bilang gue sakit. Yakali udah jam 8 gue tetep ke sekolah. Lagian baru sekali ini juga." Jawab Sea kesal lalu mengalihkan pandangannya lagi ke arah tv. Sementara Bima hanya menganggukkan kepalanya dan ber-oh ria.

"Nanti malem ke rumah gue, yuk." Ajak Bima seraya tersenyum dan menaikturunkan kedua alisnya.

Sea kembali menatap Bima lalu mengernyitkan keningnya. Seketika dia mengingat mimpinya. "Kalo gue ke sana, bakal sama gak ya kek di mimpi?" Batin Sea dalam hati.

"Ya?" Ucap Bima seraya menjentikkan jarinya di depan wajah Sea karena dia sedang melamun sekarang.

"Ah, iya, gimana?" Ucap Sea yang tersadar dari lamunannya lalu wajahnya menjadi kebingungan.

Bima mengernyitkan keningnya, "lo gak dengerin gue ngomong?" Tanya Bima bingung.

"Denger kok, denger. Tapi kurang jelas, bisa ulangin?" Tanya Sea dengan senyum terpaksa.

Bima menundukkan kepalanya lalu menghela nafasnya pelan. Dia kembali mengangkat kepalanya menatap Sea.

"Enggak, Ya. Lo salah denger, gue gak bilang apa-apa kok." Ucap Bima menatap Sea dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

Sea hanya mengerutkan keningnya tidak mengerti. Jelas-jelas tadi Sea mendengar bahwa Bima mengajaknya untuk ke rumahnya nanti malam. Ada apa dengan Bima? Bukan ada apa dengan cinta.

Bima mengambil tangan Sea lalu menggenggamnya tetapi pandangannya tidak menatap Sea. Sontak Sea terkejut, sangat tiba-tiba. Detak jantung Sea tidak beraturan sekarang.

"Kayanya gue emang harus nyerah, Ya." Ucap Bima lalu menghela nafasnya pelan, "gue gagal jadi sahabat yang baik buat lo, gue juga gagal..." Bima menghentikan ucapannya lalu mengangkat kepalanya menatap Sea.

"Gue juga gagal dapetin hati lo."

Sea terkejut, benar-benar tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Bima. Dia masih terdiam, tidak bisa mengeluarkan satu kata dari mulutnya setelah mendengar ucapan Bima. "Ini mimpi?" Batin Sea dalam hati. Rasanya, dia ingin menampar dirinya sendiri sekarang untuk mengetahui ini mimpi atau bukan.

"Gue pamit, Ya. Assalamualaikum." Ucap Bima melepaskan genggaman tangannya lalu pergi keluar dari rumah Sea.

"Waalaikumsalam." Jawab Sea lirih melihat punggung Bima yang perlahan menjauh.

Setelah Bima keluar dari rumahnya, Sea menampar pipinya sendiri.

Plak

"Aw, sakit goblok." Umpat Sea pada dirinya sendiri lalu melihat telapak tangannya yang merah. Dia menampar pipinya dengan kuat, goblok memang.

Sea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang