Tiga

115 11 3
                                    

"Pulang bareng gue ya"

Deg

Jantung Sea saat ini berdetak tidak stabil. "Tenang Sea, jangan gugup". Itulah kalimat yang ada di pikirannya sekarang. Perlahan, Sea menatap seseorang yang memegang lengannya dan mengajaknya pulang bareng itu. Dia sudah tau siapa, sudah hafal suara dan harum parfumnya.

Sea tersenyum, "Gausah Bima, makasih." Sambil perlahan melepaskan tangan Bima yang memegang lengannya. Baru saja Sea ingin berbalik hendak melangkahkan kakinya kembali ke kamar Alexa, salah satu teman Bima membuka suara.

"Dia cuman mau anterin lo pulang loh. Niat dia baik." Ucap Dimas, salah satu teman Bima sambil memetik metik gitar yang dipegang.

Belum sempat Sea menjawab pernyataan Dimas, salah satu teman Bima yang lain ikut menambahi.

"Iyaa Ci, lo gamau gitu baikan trus sahabatan lagi sama Bima? Dari SMP kan kalian diem dieman gitu? Kasian tuh Bima, kalo curhat tentang lo mulu." Ucap Bintang menatap teman-temannya sambil mengangkat kedua alisnya yang dijawab dengan anggukan oleh Alfin, Aldi dan Alex.

Bintang merupakan teman Sea dan Bima dari SMP, jadi Bintang tau betul alur cerita masalah Sea dengan Bima.

Sea yang mendengar pernyataan teman-teman Bima terdiam sejenak. Sesekali menatap Bima, sesekali menatap teman-temannya, sesekali menunduk.

"Mau ya? rumah kita kan searah" ucap Bima membuka suara seraya memecah keheningan.

Sea perlahan memberanikan diri menatap sahabat lamanya itu. "Searah? Depan depanan kali" ucap Sea pada Bima dengan nada halus.

Bima yang mendengar ucapan Sea, hanya tersenyum. Sea menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan sebelum melanjutkan ucapannya.

"Yaudah. Cuman anter pulang kan?" Tanya Sea memastikan. Tanpa ada ekspresi apapun.

Bima hanya mengangguk dengan senyum sumringah. Akhirnya, Sea mau menerima tawaran dia. Dia harus berterimakasih juga ke teman-temannya yang sudah ikut serta membujuk Sea.

"Panggil aja kalo mau pulang, gue di atas." Lanjut Sea yang masih tidak ada ekspresi. Baru saja Sea membalikkan badannya dan melangkah sedikit, Sea menghentikan langkahnya. Dia menatap teman-temannya Bima dengan tatapan lekat.

"Masalah gue itu urusan gue, gausah ikut campur" ucap Sea sinis tapi tetap lembut. "Dan, lo-" sambil menunjuk Bintang dengan dagunya yang terangkat. "Jangan panggil gue Eci, Sea aja" lanjut Sea menegaskan kepada Bintang. Ya, Sea tidak suka dipanggil Eci.

Sea melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga dan sampailah ke depan pintu kamar Alexa. Sebelum masuk ke kamar Alexa, Sea melirik sebentar ke arah bawah.

"Semoga gue gak salah ngomong deh tadi." ucap Sea pada dirinya sendiri. Lalu masuk ke kamar Alexa dengan tangan yang sudah penuh dengan minuman kaleng.

Alexa dan dua lainnya tersenyum kemenangan melihat Sea kembali dengan tangan memegang minuman.

"Gimana?" Tanya Alexa penuh semangat.

"Apanya?" Tanya Sea balik ke Alexa sambil meletakkan minumannya di bawah dan mengambil posisi duduknya.

"Tadi, di bawah. Gimana?" Tanya Alexa lagi sambil menaikturunkan kedua alisnya. Rasa penasarannya sudah tingkat tinggi sekarang.

"Bima ngajak pulang bareng." Jawab Alexa santai lalu meneguk minumannya.

"Trus? Lo mau?" Tanya Tasya dengan semangat. Kali ini, rasa penasarannya juga sangat tinggi.

Sea menatap sinis ketiga temannya itu sambil mengerutkan keningnya. "Kepo lo pada ah" jawab Sea sambil mengambil ponselnya di atas kasur Alexa yang diletakkan sebelum mengambil minuman tadi.

Sea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang