Empatbelas

50 4 0
                                    

"Bim, tadi di sekolah, Sea—" ucapan Alfin terhenti karena Bintang yang berada di sebelahnya menepuk paha Alfin.

Bintang mengisyaratkan untuk tidak memberitahu pada Bima soal Sea pingsan tadi siang.

"Kenapa dia?" Tanya Bima yang kini menatap Alfin seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Sea nyariin lo tadi." Jawab Bintang berusaha menambal ucapan Alfin.

"Oh, biarin aja." Jawab Bima santai dan bertepatan dengan datangnya makanan dan minuman mereka.

"Makan dulu, kalian pulang sekolah langsung cari gue belom sempet makan, kan?" Tanya Bima lalu menyantap makanannya.

Teman-temannya itu saling bertatapan lalu memakan makanan mereka yang sudah dipesankan oleh Bima. Mereka lebih memilih menuruti permintaan temannya itu daripada harus berdebat.

Setelah selesai makan, mereka masih bungkam, tidak ada yang mulai membuka suara. Sementara Bima sedang asik dengan ponselnya mengotak atik instagramnya.

"Lo sering ngajarin anak-anak di panti itu, Bim?" Tanya Aldi mulai membuka suara.

Bima mematikan ponselnya lalu menatap ke sumber suara.

"Seminggu sekali, itupun kalo gue gak sibuk." Jawab Bima

"Halah, sibuk apaansi emangnya. Sok sibuk banget lo." Timpal Dimas seraya tertawa dan diikuti yang lainnya termasuk Bima.

"Sibuk mikirin Sea lah, ya gak? HAHAHAHA." Sambung Alex dengan tawanya yang pecah, tetapi malah membuat Bima memudarkan tawanya dan mengalihkan pandangannya ke luar cafe.

Melihat perubahan wajah temannya itu, Alex dan teman-temannya menghentikan tawa mereka dan kembali diam.

"Sea tadi pingsan di toilet." Ucap Alfi tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Ucapan Alfin membuat mata teman-temannya melotot ke arahnya, kecuali Bima. Alfin yang merasa dirinya sedang di tatapi, hanya santai merasa tidak punya dosa.

Mendengar ucapan Alfin, Bima seketika menoleh ke arah Alfin. Rasanya dia ingin menanyakan sesuatu tentang Sea yang pingsan di toilet, tapi rasa gengsinya besar. Dia sedang tidak ingin memikirkan tentang Sea saat ini, tapi rasa perduli dan sayangnya sangat besar.

"Kok bisa?" Tanya Bima singkat seolah-olah tidak ada rasa cemas di hatinya.

"Gak tau. Tadi Alexa yang kasih tau ke kelas pas dia mau ke UKS." Jawab Alex yang memang dirinya lah yang diberitau oleh Alexa tadi siang.

"Jadi karena ini, lo semua cari gue?" Tanya Bima seraya menaikkan sebelah alisnya.

Teman-temannya itu hanya diam dan saling melemparkan tatapannya, lalu kembali menatap Bima.

"Kalian pikir, gue perduli gitu karna Sea pingsan?" Lanjut Bima dan teman-temannya masih tidak membuka suara.

Bima tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya, "gak perduli gue." Ucap Bima lalu meminum minumannya yang berada di depannya.

Sontak saja Alfin dan yang lain terkejut dengan perkataan Bima. Tadinya, ekspetasi mereka setelah Bima tau kabar ini adalah Bima cemas lalu menemui Sea, tapi realitanya malah berbanding terbalik dengan ekspektasi. Bima sama sekali tidak perduli.

"Udah ah, cabut yuk." Ucap Bima lalu berdiri dari duduknya dan pergi keluar meninggalkan cafe.

Alfin dan teman-temannya masih duduk terdiam. Mereka saling melemparkan tatapannya.

"Gue gak salah denger kan?" Tanya Bintang menatap satu persatu teman-temannya.

"Kayanya enggak, Ntang." Jawab Dimas yang juga masih terkejut dengan ucapan Bima.

"Bima lagi mabok apa gimana sih? Bisa-bisanya dia ngomong begitu." Tambah Aldi yang tak kalah terkejut dari yang lain.

"Iya, ya. Setau gue kan, Bima sayang banget sama Sea." Ucap Alex seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Alfin menghembuskan nafasnya gusar. Dia yang sedaritadi diam kini membuka suaranya.

"Perasaan orang ga ada yang tau. Bisa kok, yang tadinya sayang banget jadi gak perduli banget. Dan yang tadinya gak perduli banget, jadi sayang sayang banget. Kita gak bisa maksain perasaan orang lain. Yang ada nanti orang itu malah jadi tertekan. Let it flow aja, biarin dia milih jalan ceritanya sendiri. Kita sebagai teman, tugas kita hanya support dia, bukan menghasut hal-hal yang ngebuat dia bikin bingung." Ucap Alfin panjang.

Bintang, Alex, Aldi dan Dimas melongo menatap Alfin. Mendengar ucapan Alfin yang panjang itu membuat mereka tercengang. Tak lama kemudian, ke empatnya bertepuk tangan seraya menggelengkan kepalanya.

"Gila, Alfin Teguh ini namanya." Ucap Bintang yang masih menggelengkan kepalanya.

"Ini masih Alfin kan? Alfin Rizky temen gue kan?" Tanya Alex

"Apaan sih. Lo pikir gue kesambet? Waras nih!" Jawab Alfin kesal dengan teman-temannya.

"Becanda, Fin, elah. Lagian omongan lo panjang banget, udah kek, siapa itu namanya? Marry marry gitu?" Tanya Aldi dengan raut wajah bingung.

"Marry Christmas? Marry, will you marry me? Apasi?" Ucap Dimas yang kini malah tidak nyambung.

"Merry Riana, njing. Punya temen otaknya jadi makanan ayam begini nih." Ucap Alex mengumpati Aldi dan Dimas karena tingkahnya itu.

"Gue itu sebenernya tau, tapi gue pura-pura gak tau aja, biar gak keliatan pinternya." Jawab Aldi dengan sombongnya lalu tertawa.

"Iya, Al, iya. Semerdekanya lo aja." Ucap Alfin lalu berdiri dari duduknya dan keluar dari cafe diikuti teman-temannya.

———

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sea sekarang berada di kamarnya, sudah selesai makan malam, sudah selesai mengerjakan pr-nya.

Sea pulang ke rumah pukul setengah empat sore, diantar oleh Alexa. Sea tidak ingin menceritakan kejadian tadi siang di sekolah pada Mamanya. Dia hanya bilang jika dia pulang sore karena habis main ke rumah Alexa, Mamanya pun mempercayainya.

Sea duduk di atas kasurnya sambil menatap ponselnya yang berada di atas meja belajarnya. Sesekali ia menatap ke arah jendela kamar.

Sea berdiri dan melangkahkan kakinya ke arah jendela kamar. Perlahan ia membuka gorden jendelanya lalu menatap ke rumah Bima.

"Bima udah pulang belom, ya?" Batin Sea dalam hati.

Perlahan dia kembali menutup gorden jendelanya lalu menatap kosong ke arah bawah. Tak lama, dia menyadarkan pandangannya lagi.

Sea kembali melangkahkan kakinya ke kasur lalu duduk di atas kasurnya itu. Dia meraih ponselnya lalu membuka aplikasi instagramnya.

Sea menyenderkan tubuhnya ke dinding lalu berselfie yang hanya menunjukkan setengah wajahnya. Jari-jarinya menari di atas ponselnya sedang mengotak-atik sesuatu di ponselnya. Sea membuat snap di akun instagramnya.

🌹

Bima baru selesai mandi dan kini merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ya, Bima baru saja pulang ke rumahnya, tapi tidak ada satupun orang. Untung saja, Bima membawa kunci rumah cadangan, jadi dia bisa masuk.

Tubuhnya pegal sekali rasanya setelah seharian berada di jalan. Tidak sekolah, tidak di rumah, dan tidak mandi tentu saja. Bima melihat ponselnya yang masih di charger. Dia melihat 25 panggilan tak terjawab dari Alex, 17 panggilan tak terjawab dari Alfin, 30 panggilan tak terjawab dari Bintang, dan 5 panggilan tak terjawab dari... Sea.

Bima membuka ponselnya, masih banyak notifikasi yang lain. Lalu tatapannya tertuju pada sebuah notifikasi instagram.

a.chelseaaa_ just posted a story.

♡♡♡

Kira-kira Bima bakal ngapain yaaa?
Jangan lupa vote + commentnya yaaa!☹️💙

Sea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang