Empat

97 11 0
                                    

Selama di perjalanan menuju rumah, Bima ataupun Sea tidak ada yang membuka suara. Bima ingin sekali mengajak Sea ngobrol, tapi dia takut jika Sea malah akan marah padanya. Bima rindu sosok sahabat lamanya itu. Walaupun setiap hari ketemu, tapi rasanya asing karena mereka tidak pernah mengobrol.

Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai ke rumah Sea dan Bima. Bima menghentikan motornya tepat di depan rumah Sea. Sea turun dari motor Bima dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

Sea melepaskan helmnya lalu memberikan kepada Bima, "Thanks" ucap Sea menatap Bima datar dengan senyum terangkat sedikit. Tak ingin berlama-lama, Sea langsung balik badan dan melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Sementara Bima masih diam menatap punggung Sea yang semakin menjauh.

---

"Assalamualaikum, Sea pulang" ucap Sea yang baru masuk ke rumahnya. Dia mendapati Abangnya yang sedang asik dengan PS4 nya. Tidak mendengar jawaban dari Abangnya itu, Sea langsung mendekat dan duduk di sebelah Rian.

"Jawab salam itu hukumnya wajib loh, kalo gak dijawab nanti berdo-" belum selesai Sea bicara, omongannya langsung dipotong oleh Rian.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" jawab Rian lengkap dengan tangan yang mengacak-acak puncak kepala adiknya itu.

Sea tersenyum, "gitu dong, itu baru abangnya Sea" ucap Sea sambil menyikut lengan Rian pelan. Sea mengedarkan pandangannya ke seisi rumah, ia seperti sedang mencari sesuatu.

"Mama mana bang?" Tanya Sea pada Rian yang kembali memainkan PS nya.

"Ke rumah Tante Mega kali, biasanya juga gitu" jawab Rian tanpa menoleh ke Sea.

Rumah Tante Mega, berarti rumah Bima. Ah, ya bodo amat lah. "Ohh, yaudah aku mau ke kamar. Bye" ucap Sea pada abangnya dan hanya dijawab "Oke" oleh Rian.

~Sementara itu di rumah Bima~

"Assalamualaikum". Bima masuk ke rumahnya dan melihat ada tamu di dalam. Ya, tamunya adalah tante Wulan, mamanya Sea. Bima menyalami dua wanita paruh baya itu, tante Wulan dan mamanya.

"Waalaikumsalam. Tadi pulang bareng Sea ya?" Tanya Mega pada anaknya sambil tersenyum menggoda.

"Iyaa ma, tadi ketemu di rumah temen, jadi aku ajak pulang bareng. Untung mau" jawab Bima pada mamanya dengan memberi senyuman sumringah. "Yaudah, aku ke kamar ya ma, tante" lanjut Bima yang lalu melangkahkan kakinya menuju kamar. Tapi, langkahnya berhenti saat Wulan memanggilnya.

"Bima" panggil Wulan dengan nada yang lembut. Mendengar namanya dipanggil, Bima langsung membalikkan badannya dan melihat ke arah Wulan.

"Iyaa tante, kenapa?" Tanya Bima penasaran pada Wulan.

"Sea.. masih diemin kamu nggak?" Tanya Wulan dengan nada ragu.

Bima memberikan senyumannya ke Wulan, "masih tante" jawab Bima santai.

Wulan menghembuskan nafasnya pelan. "Maafin Sea ya Bima. Nanti tante bakal coba buat bujuk dia supaya gak marah lagi sama kamu" ucap Wulan sambil tersenyum.

"Iyaa tante, gakpapa kok. Aku memang salah, jadi wajar kalo Sea marah" jawab Bima yang masih berdiri dan masih mengembangkan senyumnya.

Wulan hanya tersenyum. Dia merasa tidak enak dengan Bima. Bagaimanapun, Bima sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

"Yaudah ya tante, Bima ke atas dulu" ucap Bima dan langsung melanjutkan langkahnya ke kamar.

Sea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang