Chapter 3 Pencerahan

152 6 0
                                    


Chapter 3 : Pencerahan

"Zhai... Kak Zhai?" Qiao Nan memanggil untuk mengkomfrimasi nama pria itu.

"Ya Benar" Zhai Sheng menjawab dengan dingin.

Setelah mengkomfrimasi bahwa dia tidak salah mengenali orang, Qiao Nan bernafas dengan lega. Seperti Qiao Nan Zhai Sheng berasa dari grup anak yang tinggal dalam satu daerah. Tapi dia agak berbeda dengan yang lain.

Dia melakukan segala hal dengan baik semenjak kecil. Tidak hanya dalam pendidikan, dia juga memiliki fisik yang bagus dan bergabung menjadi tentara lebih awal. Tidak seperti orang lain yang menyerah pada pendidikannya dan bergabung dengan tentara, Zhai Sheng melakukan keduanya. Dia tidak hanya berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kebugaran di kamp, tapi juga memperoleh diploma yang tinggi.

Karena Zhai Sheng memiliki kedua kualifikasi dan pengalaman, perjalannya karirna sangat cepat berdasarkan kemampuannya sendiri tanpa bergantung pada keluarganya untuk mecapai posisi tertinggi. Bahkan Ibunya Qiao Nan sangat bangga karna tinggal di daerah yang sama dengan Zhai Sheng.

"Terima kasih, Kak Zhai." Setelah mengenali pria terkemuka di depannya, Qiao Nan menyadari bahwa hidungnya telah berhenti berdarah dan tanganya telah bersih namun pakanya masih memerah dengan noda darah di area dekat dadanya.

Orang yang telah membantu Qiao Nan untuk menghentikan mimisannya tentu saja Zhai Sheng.

"Tidak perlu khawatir. Kau hanya perlu minum obat dan istirahat. Tidurlah sebentar." Zhai Sheng menggangukan kepalanya dengan dingin dan mulai membaca dokumen full bahasa inggris yang ada di tangannya.

Ketika Zhai Sheng mengatakan itu, Qiao Nan merasa mengantuk. Dan menutup matanya, badannya tidak kuat dan dia mulai tertidur dalam hitungan detik.

Zhai Sheng melirik Qiao Nan yang telah tertidur saat membaca. Dia mengambil selimut dan menyelimutinya pada Qiao Nan. Ketika salah satu tidur dan yang lain membaca sebuah buku. Di sana serasa harmonis saat mereka bersama.

Qiao Nan tidur sepanjang siang. Saat ia terbangun obatnya telah beraksi dan menyebabkan ia berkeringat. Ketika ia membuka matanya Qiao Nan merasa lebih baik.

"Kau sudah bangun." Setelah mendengar gerakan Qiao Nan, Mata Zhai Sheng terangkat dan melihat wajah Qiao Nan.

"te... terima kasih, Kak Zhai." Menatap mata Zhai Sheng yang penuh dengan aura kekuatan, Qiao Nan merasa stress dan gagal saat berbicara.

"Apa kau takut pada ku?" Zhai Sheng bertanya. Dalam ingatannya Anak terkecil paman Qiao tidak gagap.

"tidak, tidak," Qiao Nan berkata dengan sedikit rasa bersalah. Dia berfikir bahwa sedikit anak di daerahnya yang tidak takut bertatapan dengan Zhai Sheng.

Dia mengingat dengan jelas waktu Zhai Sheng berumur 10 tahun wajarnya kecil, pas dan lembut. Dalam kata lain dia akan menjadi seseorang yang tampan pada 20 atau 30 tahun mendatang.

Namun, sejak Zhai Sheng bergabung menjadi tentara, wajahnya berubah menjadi kecoklatan karena paparan cahaya matahari, terlihat sedikit menakutkan dari pada saat ia kecil.

"sudah mulai malam." Zhai Sheng tidak membuka kebohongan Qiao Nan.

Wajah Qiao Nan berubah putih. Kedua tanggannya kecilnya dengan gugup mengepal. "Baik, kalau begitu aku akan pulang," dia berkata.

Melihat ekspresi menyedihkan pada wajah kecil Qiao Nan, Dia teringat kucing yang ia lihat saat di area misi ketika hujan deras pada musim gugur. Hatinya melemah dan berkata " Jika kau mengalami masalah, kau bisa datang padaku."

Qiao Nan melihat Zhai Sheng dengan kaget. "Tentu. Terima kasih Kak Zhai."

Setelah itu Qiao nan merasa malu berada di rumah Zhai Sheng lebih lama. Ia harus kembali pulang.

Tidak lama setelah Qiao Nan pergi, Kakak perempuan Zhai Sheng pulang. Zhai Hua duduk di sofa dan hendak bertanya kenapa Zhai Sheng sudah pulnag, ketika ia melihat darah di sofa ia merasa kaget. "Zhai Sheng apa kau terluka? Apa yang terjadi?"

"Tidak." Zhai Sheng mengerutkan keningnya. "Darah itu di tinggalkan oleh anak terkecilnya keluarga Qiao."

"Tunggu, Tidak, kenapa kau punya noda darah di bajumu juga ?!" melihat darah pada dada Zhai Sheng dan sofa, Mata Zhai Hua melihat tajam. " Zhai Sheng, beri tahu aku dengan jujur, apa kau membawa seorang gadis ke rumah? Mengapa kau sangat tidak sabar sampai tidak dapat menunggu sampai ke kamar?"

Ekspresi kaku wajah Zhai Sheng berubah.

Saat ia melihat wajah penasaran Zhai Hua, ia mencibir dan berkata, " Jika Ibu dan Ayah tahu kau membaca buku seperti itu, apa yang kau pikir akan terjadi?"

"Oh, cuaca hari ini sungguh panas. Aku tidak melihat apapun, aku tidak tahu apa apa adikku. Aku mau pergi mandi." Wajah Zhai Hua berubah pucat. Dia berani bersikat kasar di depan adiknya. Tapi tidak di depan orang tuanya. Dia sangat penurut seperti kelinci.

Selagi Zhai Hua pergi mandi dan Zhai Sheng menurunkan alisnya untuk kembali membaca bukunya, wajah Zhai Hua menghalangi pandangannya. "Tidak, apapun yang terjadi kita bersaudara. Apakah kau sungguh tidak akan memberitahuku siapa gadis yang sudah kau hancurkan masa depannya? Keluarga kita tidak akan memberikan toleransi kepada seorang penipu. Jika gadis yang kau hancurkan masa depannya datang ke rumah kita, reputasimu akan hancur. Itu akan membuatmu sulit untuk kembali bekerja sebagai seorang tentara. Karna kau sudah tidur dengannya, kenapa kau tidak menikahinya?"

Di depan wajah Zhai Hua dengan tidak senang, Zhai Sheng hanya mengatakan satu kata "Pergilah."

Setelah itu dia pergi ke kamarnya tanpa mempedulikan reaksi Zhai Hua. Dia mengganti bajunya yang terkena noda darah Qiao Nan untuk menghindari ke salah pahaman.

Qiao Nan menuju pulang ke rumahnya dengan hati yang berat.

Setelah demamnya reda, Qiao Nan sudah mulai tersadar. Dia mengingat kembali kenangan selama satu tahun ini.

Qiao Nan lahir di keluarga yang terhormat.

Hanya saja kakeknya tidak bertahan hidup pada tahun 1970an. Setelah ia meninggal dunia, ayahnya bergabung menjadi tentara dan dengan bantuan teman baik kakeknya dia menikahi Ding Jiayi.

Generasi lama biasanya memiliki pemikiran lama, terutama Ding Jiayi. Ketika dia melahirkan anak pertamanya- Qiao Zijin, Ding Jiayi menghibur dirinya sendiri bahwa selanjutnya dia akan melahirkan anak laki – laki.

Ketika Ding Jiayi melakukan persiapan untuk memiliki anak kedua. Kebijakan Nasional tentang perencanaan rumah tangga datang.

Untuk memiliki anak laki – laki, Qiao Dongliang dan Ding Jiayi di keluarkan dari area kerjanya dan kehilangan kesempatan untuk melakukan pekerjaan besar. Istrinya mengandung namun itu adalah anak perempuan keduanya- Qiao Nan.

Tahun ini adalah tahun ke tiga Qiao Nan di SMP. Qiao Zijin telah menyelesaikan ujian sekolah menengah dan akan mendaftar untuk ke SMA segera.

Qiao Nan datang ke sekolah lebih pagi. Meskipun demikian, Qiao Nan selalu belajar dengan baik dan terus menjadi rangking 1 di sekolahnya. Kebalikannya dengan nilai pelajaran Qiao Zijin tidaklah bagus. Qiao Zijin tidaklah puas dengan ini.

Di kehidupan sebelumnya, Ding Jiayi berbohong kepada Qiao Nan. Dia berkata bahwa uang di keluarganya telah habis karena untuk pengobatan Qiao Nan ketika sakit. Bahkan uang pendaftaran Qiao Zijin juga digunakan.

Tapi setelah beberapa tahun kemudian Qiao Nan mengetahui bahwa simpanan mereka tidak di gunakan untuk pengobatan dia waktu sakit. Tapi Ibunya yang mengambil uang tersebut untuk menyuap sekolah untuk pendidikan Qiao Zijin.

Karena demamnya sudah reda, Qiao Nan bernafas lega. Setidaknya di kehidupan yang sekarang, Ibunya tidak akan lagi dapat beralasan untuk pengobatan penyakitnya.

Di kehidupan yang sekarang, apapun situasinya dia tidak akan berhenti sekolah dan bekerja untuk mendukung Qiao Zijin. Dia akan menjalani kehidupannya sendiri!

Ketika Qiao Nan hampir sampai rumah, Qiao Dongliang mengayuh sepedanya ke arah rumah setelah pulang bekerja.

Rebirth To a Military Marriage : Good Morning ChiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang