Chapter 5 : Nutrisi
Tapi sebelum Ding Jiayi sampai ke Qiao Nan dan menyuruhnya pergi, Qiao Nan menemukan apa yang dia cari.
Ketika Qiao Nan melihat obat demam dari tempat sampah, dia tidak dapat menahan air matanyanya yang mulai mengalir lagi.
Ibunya sungguh tidak puny hati. Mereka masih punya obat demam di rumah tapi lebih memilih untuk membuangnya dari pada diberikan untuknya. Dia lebih baik sakit dari pada mendaftar sekolah.
Qiao Dongliang yang mengikuti dari belakang juga melihat obat di kumpulan sampah. Dia mengenali obat demam yang dia lihat tadi pagi. "kau bilang semuanya sudah habis? Apa ini?!"
Kebohongan Ding Jiayi terungkap, memerah karena malu dan berteriak, "Obatnya sudah kadarluarsa. Bagaimana mungkin aku memberikan anakku sendiri obat uang sudah kadarluarsa. Bagaimana jika dia tambah sakit karna ini!"
Qiao Nan mengusap air mata di wajahnya. "Ma kau bilang kau sudah memberiku obat? Jadi aku minum obat yang sudah kadarluarsa?"
Qiao Nan menyadari taktik yang tepat untuk membuatnya berhenti sekolah adalah dengan sakit dari awal!
Leher Ding Jiayi kaku. "Kadarluarsa. Jika ini tidak kadarluarsa bagaimana bisa kau masih demam setelah mengkonsumsi obatnya? Aku ibu kandungmu. Bagaimana mungkin aku menyakitimu dengan memberikan obat kadarluarsa?"
Qiao Dongliang jengkel tapi juga ingin menertawakan kata – kata konyol istrinya. "Aku tahu obat ini kadarluarsa dan tidak perlu meminumnya. Tapi kau baru saja bilang aku tidak perlu membawa Qiao Nan kerumah sakit. Kau bilang Nan Nan akan segera sembuh dan kita tidak perlu membuang uang untuk hal yang tidak penting."
Setelah mengatakan sesuatu yang berbanding terbalik, apa harga diri istrinya tidak terluka?
"Ayah, obatnya tidak kadarluarsa." Qiao Nan mengambil obatny dan lari menuju arah Qiao Dongliang. "Kau lihat ini tidak kadarluarsa!"
Tanggal kadarluarda obat tercetak di belakang plastik kemasan. Tanggalnya terlihat jelas masih beberapa bulan lagi kadarluarsa.
Saat ini Qiao Dongliang penasaran. "Ding Jiayi apa yang kau pikirkan!"
Jelas mereka mempunyai obat untuk anaknya tapi dia bilang obatnya sudah kadarluarsa!
"Kau sendiri yang bilang sebagai Ibunya Nan Nan, apa seperti ini prilaku seorang ibu? Kau lebih memilih membuang obat ini dari pada memberikannya ke anakmu? Kau bilang sudah kadarluarsa? Biarkan aku bertanya sekali lagi. Apa kamu memberikan Nan Nan obat hari ini!"
Qiao Dongliang adalah seorang tentara sebelumnya. Dia tentu saja memiliki prinsip ke adilan. Wajahnya terlihat sangat menakutkan seperti harimau yang ganas.
Ding Jiayi bergetar. Wajahnya kaget dan tidak tahu harus berkata apa dalam waktu yang lama.
Qiao Zijin dengan cepat sebelum Qiao Dongliang. "Ayah ini salahku, semua salahku. Aku yang salah lihat. Aku yang bilang pada mama kalau obatny sudah kadarluarsa. Mama memberikan obat pada Qiao Nan. Hanya setelah itu dia menyadari obatny kadarluarsa. Kemudian dia membuangnya. Aku yang seharusnya di salahkan bukan mama."
Dengan dukungan anak pertamanya dan melindungi Ding Jiayi, dia seperti telah mengumpulkan kekuatannya. "Dia adalah anakku. Bagaimana mungkin aku tidak peduli? Dia hanya demam. Dia akan segera membaik setelah istirahat cukup. Aku tidak tau kenapa kalian membesar – besarkan hal kecil dan berteriak kepadaku dengan galak. Tidak yang tua tidak yang muda tidak punya kesadaran."
"Kau." Qiao Donliang tidak baik dalam berkata – kata. Walaupun dia merasa sesuatu tidak benar dia tidak bisa membantah Ding Jiayi. "Nan Nan ayo, Aku akan membawamu ke rumah sakit."
Qiao Nan berlari ke arah Qiao Dongliang dan berkata "Ok."
"Mama?" Qiao Zijin berkata sambil menarik dan mengoyangkan tangan Ding Jiayi.
"Ayah pergi ke rumah sakit dengan Qiao Nan. Aku tidak tahu akan menghabiskan uang berapa banyak. Uang yang dibutuhkan untuk hal yang lain tidak boleh di buang sia – sia."
Ding Jiayi yang kembali tersadar buru – buru berlahi menuju sepeda Qiao Dongliang dan menahannya mencegahnya untuk pergi.
Sepeda Qiao Dongliang goyah. Untung saja dia dapat menstabilkannya kembali dan meletakan kakinya di tanah. Jika tidak dia akan terjatuh. "apa yang kau lakukan?" dia bertanya.
"Bukankah itu hanya demam? Aku bilang dia kan lebih baik jika sudah beristirahat. Kau lihat situasi sekarang. Jangan pergi ke rumah sakit!" Ding Jiayi memaksa. "pergi ke rumah sakit bukan kah membutuhkan uang?"
Qiao Nan dengan lembut di belakang Qiao Dongliang bertkata "ayah."
Wajah Qiao Dongliang memerah karena marah. "Ding Jiayi kau melakukan itu dengan sengaja? Kau bilang kau peduli dengan anakmu. Nan Nan sedang demm tapi kau bilang akan lebih baik dengan sedikit istirahat. Aku tidak lagi bisa percaya kata – katamu. Terakhir kali.... aku tidak akan berbicara lagi denganmu. Cepat, tinggalkan aku sendiri jangan salahkan aku jika aku bersikap kasar!"
Qiao Dongliang mengingat terakhirkali anak pertamanya flu. Dia hanya sedikit batuk tapi istrinya begitu panik.
Jika bukan karna takut membuat Qiao Nan sedih, Qiao Dongliang akan mengatakan hal ini untuk melawan istrinya.
Qiao Dongliang sangat marah dan menepis tangan istrinya dengan kasar dan menginjak pedal sepedanya ke arah rumah sakit.
"Musuh, mereka semua adalah musuh." Ding Jiayi hampir saja terpeleset dan jatuh. Saat ini suaminya sangat marah karena anak keduanya, Ding Jiayi sangat marah "Aku tahu saat seperti ini akan datang, aku harusnya tidak perlu melahirkan dia!"
Jika dia tidak mempunya anak itu, dia dan suaminya akan tetap memiliki pekerjaan bagus.
Ketika Qiao Nan lahir keduanya kehilangan pekerjaan bagus, mengakibatkan mereka harus tinggal di daerahnya tanpa kehormatan. Anak ini menghancurkan hidup mereka!
"Mama ayo pulang." Melihat Ding Jiayi mengomel di depan pintu orang – orang melihat sambil mengejeknya. Qiao Zijin buru – buru memegang Ding Jiayi dan membawanya masuk ke rumah."Demam Nan Nan akan reda, apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Jika Qiao Nan melanjutkan pendidikannya, bagaimana dengan biaya pendidikannya?
"Tenang saja. Kata – kata ayahmu tidaklah final. Selama aku bisa membuat gadis sial itu untuk memilih tidak melanjutkan pendidikannya ayahmu tidak akan mampu menahannya." Ding Jiayi bernafas dengan berat, mengelus tangan anak pertamanya untuk menghiburnya.
Setelah bertahun – tahun tinggal bersama suaminya, Ding Jiayi sangat mengerti bagaimana suaminya.
Lagipula, hal yang terpenting adslah bagaimana mengatasi gadis sial itu akan dia mau berhenti dengan sendirinya sekolah.
"Mama kau begitu baik padaku, aku bergantung padamu. Saat aku sukses aku akan berbakti dan memperlakukanmu dengan baik. Qiao Zijin memeluk tangan Ding Jiayi dan tersenyum.
Ding Jiayi ikut tertwa, tentu saja, kau adalah anakku, jika kau tidak sukses siapa lagi? Tidak apa aku tidak memiliki anak laki – laki aku masih punya anak perempuan yang sngat baik!"
Waktu itu demi melahirkan Qiao Nan, orang tuanya dengan rela berhenti dari pekerjaan bagusnya.
Dia sangat ingat waktuitu, Ibunya yg hamil selalu memegang perutnya dan berbicara dengan "anak laki – lakinya". Semua makanan enak tidak diberikan kepada Qiao Zijin. Tapi pergi ke perut ibunya demi "adik laki – lakinya".
Pada akhirnya dia melahirkan anak perempuan!
Jika hal ini tidak terjadi, dia akan menjadi keturunan pejabat pemerintah. Situasinya tidak akan seperti ini.
"Dokter bagaimana anak saya?" di tempat lain, setelah Qiao Dongliang membawa Qiao Nan ke rumah sakit, dia sangat peduli dengan kondisi anaknya.
Doktor menyingkirkan stetoskopnya. Dan melihat Qiao Dongliang yang amat sehat. Kemudian dia melihat gadis muda dengan tatapan tidak percaya dimanatanya, dia berkata "Dia masih demam, efek obat sedikit lambat, akan lebih cepat jika dia di infus."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To a Military Marriage : Good Morning Chief
RomanceNovel Terjemahan !! Di Terjemahkan secara Manual !! Lain dari yang lain xD Qiao Nan : Sampah ! Aku anak kandungmu, tapi aku di perlakukan seperti anak yang dipungut di jalanan. Faktanya kau memperlakukan aku lebih buruk dari pada itu. Ibu Qiao Nan...