Chapter 8 : Menangis dengan Keras

111 4 0
                                    


Chapter 8 Menangis dengan Keras

"Kakak apa kau melakukan keselahan, kenapa aku harus marah denganmu?"

Qiao Zijin kaget dan wajahnya menjadi merah. Dia tidak tahu harus berkata apa pada Qiao Nan.

Melihat reaksi Qiao Zijin, Qiao Nan mencibir. Sepertinya Qiao Zijin sadar dengan apa yang sudah dia lakukan pada Qiao Nan adalah salah dan ini membuat Qiao Nan marah!

Tidak tahu apa yang harus dikatakan Qiao Zijin mengalihkan topik. Wajarnya menunduk dan matanya mengeluarkan air mata."Kemarin ayah bertengkar dengan Mama. Dan sangat menegangkan, Mama menangis. Hatiku menjadi sakit. Jika ada cara agar mereka berhenti bertengkar aku akan melakukannya, apapun resikonya."

Qiao Nan menunduk dan menutup mulutnya. Dia tidak berkata apa pun.

Qiao Zijin melirik Qiao Nan dan mencoba lagi. "Sebenarnya ak tahu sedikit apa yang terjadi. Karena orang tua kita kehilangan pekerjaan bagusnya, Mama mengatur keuangan keluarga dan Ayah mencari uang. Tapi pendapatan ayah tidaklah banyak dan tidaklah cukup untuk memenuhi seluruh biaya keluarga. Apalagi kita berdua sekolah. Karna orang tua kita tidak punya cukup uang jadi timbulah berbagai masalah."

Qiao Nan tetap diam dan tidak berbicara.

Qiao Zijin mengerutkan bibirnya tidak senang. "Nan Nan bagaimana jika begini aku akan berhenti sekolah dan mencari pekerjaan? Jika salah satu dari kita bekerja, beban orang tua kita akan berkurang dan mereka tidak akan bertengkar lagi. Selama orang tua kita baik – baik saja. Apapun resiko yang aku terima tidaklah sia – sia. Nan Nan aku percaya kau berfikir seperti itu juga kan?"

Qiao Nan tersenyum sinis, senyumnya penuh ejekan. "Kakak itu bagus jika kau berfikir begitu. Dari kecil aku tidak pernah melawan apapun katamu. Kali ini pun aku akan mendukungmu. Nilai terakhir sekolahmu sangatlah rata – rata dan tidak bagus, akan sulit untukmu di terima di SMA. Nilaiku lebih bagus darimu dan aku yakin aku bisa melakukan lebih baik darimu nanti. Kau tengang saja aku akan belajar dengan giat dan mencari pekerjaan bagus untuk membayar jasamu hari ini. Kakak dalam beberapa tahun ini Mama tidak sia – sia memanjakanmu, kau rela berkorban banyak untuknya."

Qiao Nan tidak menerima kodenya, Qiao Zijin kesal sampai mati. Setelah mendengar kata – kata Qiao Nan dia memutar bola matanya dengan kemarahan.

Qiao Zijin berfikir sempit sejak kecil dia suka berlomba dalam segala hal. Da pastinya dia tidak mau kalah dari adiknya Qiao Nan.

Sayangnya, selain mendapatkan cinta dari Ding Jiayi dia tidak sepadan dengan Qiao Nan di bidang lainnya. Terutama setelah meraka masuk sekolah, nilai mereka sering di banding – bandingkan,

Dalam beberapa tahun, nilai Qiao Zijin tidak pernah sekalipun lebih bagus dari Qiao Nan dalam pelajaran.

Kata – kata Qiao Nan sebelumnya tentang nilai akademiknya seperti jarum tajam yang menusuk ke dalam hati Qiao Zijin.

Ding Jiayi yang menguping dari belakang pintu tidak dapat menahan diri untuk masuk. Dia menunjuk hidung Qiao Nan dan mulai memarahinya.

"Kau anak nakal tanpa perasaan. Untukku dan keluarga ini, kakak mu lebih memilih berhenti sekolah dari pada melihat ayahmu bertengkar denganku. Dan kau? Apa kau tidak malu kakakmu berkorban banyak untuk keluarga ini? Sia – sia aku melahirkan dan membesarkanmu selama ini."

Untuk sesaat Qiao Nan kaget. Kemudian melihat Qiao Zijin.

Dia sudah tahu lama bahwa Qiao Zijin bermain manipulasi. Tapi dia tidak menyangka Ibunya bersembunyi dibelakan pintu dan menguping!

Mengabaikan Qiao Nan yang keheranan, Ding Jiayi terus berkata,"Biar aku beritahu,. Jika kau masih mengagapku sebagai Ibumu, kau harus beri tahu ayahmu nanti malam bahwa kau bodoh, tidak punya keahlian dan tidak mau kembali sekolah. Kau mau bekerja. Apa kau dengar aku?"

Qiao Zijin bangun dan berdiri meuju Ding Jiayi tanpa berkata apapun.

"Gadis Sial ! aku sudah bilang. Kau dengar apa tidak? Jawab! Kau itu kutukan yang tidak punya hati ataupun telinga!"

Ding Jiayi berlari masuk dan menarik rambut Qiao Nan, berteriak di depan telinga Qiao Nan.

Di kehidupan Qiao Nan Ding Jiayi banyak mengomel tapi tidak pernah memukulnya.

Di kehidupan ini, kejadian kemarin membuat Ding Jiayi menjadi ringan tangan. Selama dia tidak puas dengan reaksi Qiao Nan dia akan mulai memukul Qiao Nan dengan tangannya.

Telinga Qiao Nan terasa sangat sakit dan matanya memerah. Dia menarik tangan satunya Ding Jiayi dan menggitnya kencang.

Ding Jiayi berteriak dan melepaskan rambut Qiao Nan. Tanpa kata Qiao Nan lari keluar rumah.

Ayahnya tidak berada dirumah. Qiao Nan tidak berani berada di rumah. Di kehidupan sekarang Qiao Nan tidak mau berhenti sekolah dan membiarkan Ibunya membencinya sampai mati.

"Kau Gadis Sial!" Qiao Nan yang berlalu ke luar rumah samar – samar mendengar Ibunya menyumpahinya. Dia berlari secepat yang dia bisa seperti ada angin di punggungnya.

Qiao Zijin yang dia tabrak sebelum pergi mengerutkan keningnya. Dia seperti melihat darah di baju Qiao Nan lagi. Apa dia salah lihat?

Hari ini ibunya tidak menampar Qiao Nan. Qiao Nan tidak mungkin mimisan lagi.

Qiao Nan yang berlari dengan kepalanya mengarah kebawah, tertahan oleh punggung seseorang. Tubuhnya hampir jatuh.

Dia jatuh dengan posisi wajahnya akan menghantam lantai tapi pingganya di pengang oleh tangan yang kuat, seperti mengenalinya namun juga asing perasaan hangat itu membantunya bangun.

"Kau terluka lagi?"

Zhai Sheng melihat leher Qiao Nan, yang pas dan ramping seperti angsa putih, berlumuran darah lagi. Dengan nada agak marah.

Qiao Nan mengangkatkat dan ingin memegang telinganya. Beberapa saat yang lalu dia di jambak ibunya, dia merasakan sakit tapi sekarang lebih sakit.

Zhai Sheng memegang tangan Qiao Nan. "Jangan bergerak."

Zhai Sheng memeriksa dan ke arah samping Qiao Nan. Benar saja dia melihat luka di telinga Qiao Nan.

"Siapa yang melakukan ini? Apakah ada orang yang suka membully anak – anak di daerah ini?"

Wajah Qiao Nan meredup "Mamaku."

Alis Zhai Sheng bergerak. Dia mendengar Tante Ding pilih kasih dengan putri pertamanya dan tidak memperlakukan putri kecilnya dengan bak. Tapi ini lebih buruk. Ini adalah tindak kekerasan. "Kenapa dia melakukan itu?"

"Mamaku memintaku berhenti sekolah dan mencari kerja tapi aku menolak." Waktu Qiao Nan membuka mulutnya air matanya ikut mengalir.

Ketika dia dirumah dia masih bisa menahan air matanya. Entah kenapa di depan Zhai Sheng dia tidak bisa menahan tangisannya. Mungkin suara Zhai Sheng begitu lembut membuatnya merasa aman membuatnya lebih terbuka.

"Baiklah, hapus air matamu. Aku akan mengantarmu ke Ayahmu." Zhai Sheng ingin mengusap air mata Qiao Nan namun berhenti sebelum bisa melakukannya.

Zhai Sheng membawa Qiao Nan ke pintu masuk pabrik dimana Qiao Dongliang bekerja. "Air mata yang kau tahan sekarang, keluarkan semuanya nanti. Kau tidak perlu mengatakan apapun. Menangis saja dengan keras apapun yang terjadi ayahmu akan menyakan ke Mamamu saat pulang nanti. Mengerti?"

Qiao Nan mengangguk nurut.

Melihat Qiao Nan mengerti maksud dari perkataannya, Zhai Sheng memberitahu security pabrik bahwa dia mencari Qiao Dongliang. Tidak lama kemudian Qiao Dongliang keluar.

Mengumpulkan semua penderitaan di kedua hidupnya, seburuk apa tangisan Qiao Nan?

Rebirth To a Military Marriage : Good Morning ChiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang