Chapter 46 Tidak Seorangpun Tidur

69 5 0
                                    


Chapter 46 Tidak Seorangpun Tidur

Ketika mereka tidak lagi mendengar suara dikamar itu, Qiao Dongliang dan Ding Jiayi berhenti menguping.

Ke dua orang dewasa ini, yang jika dijumlahkan usia mereka hampir 100 tahun, harus melakukan hal seperti itu untuk menguping percakapan ke dua putri mereka. Wajah keduanya sedikit memerah.

Namun, memikirkan perkataan putri pertamanya, Ding Jiayi merasa bangga. "Lihat, aku sudah bilang padamu sebelumnya Zijin anak yang sangat penurut dan pengertian. Dia punya hati yang baik. Maslah hari ini tentang Qiao Nan, jelas karena dia terlalu resah namun niatnya baik. Dia tidak ingin adiknya sendiri menjadi berandalan."

"Dia adalah Putri Pertama keluarga ini dan harus memiliki hati seperti itu dan melaksanakannya." Terlihat kepuasan dimata Qiao Dongliang.

Kata – kata Qiao Zijin sebelumnya menunjukan perasaannya pada orang tuanya dan kepedulian serta menunjukan perhatiannya dengan memperingatkan adiknya.

Sebagai seorang kakak, dia harus mengarahkan adiknya.

Qiao Dongliang, yang sudah dicuci otaknya oleh Ding Jiayi, tidak menyadari walaupun Qiao Zijin adalah Putri Pertama, dia hanya tahu bagaimana berbicara dan memberikan semua pekerjaan untuk dikerjakan semua oleh Qiao Nan.

Putri pertama harusnya tidak hanya pandai berbicara. Kenapa dia tidak bisa membuktikan itu dengan prilakunya?

Secara terus terang, dia hanya bisa berbicara namun tidak berbuat apa – apa.

"Ok, kita harus tidur." Saat dia mendengar putri – putrinya sudah tidur, Qiao Dongliang mengelus bahu Ding Jiayi dan mereka kembali ke kamarnya bersama.

Ketika keduanya tiduran di kasur yang sama, Ding Jiayi tiba – tiba bertanya. "Qiao, aku tidak bisa melahirkan seorang putra untukmu. Apa kau benar – benar tidak memikirkannya?"

Kata – kata dari Ibu Ding Jiayi dimasa lalu adalah hal yang paling berat dihatinya.

Namun apa yang Qiao Zijin tidak tahu adalah kata – katanya meninggalkan dampak besar pada Ibunya.

Ibu Ding Jiayi menertawakan Ding Jiayi dan berkata dia tidak bisa melahirkan seorang putra dan dia tidak ada baiknya. Dia adalah sumber masalah keluarga yang dia nikahi. Beberapa bulan setelah melahirkan Qiao nan, Ding Jiayi memutuskan untuk berhenti menyusuinya dan bersiap untuk melahirkan anak ke tiga dengan Qiao Dongliang.

Setidaknya, pendapatan mereka cukup. Tidak peduli bagaimanapun juga, dia ingin memiliki seorang putra untuk membuktikan dia adalah orang yang beruntung dan bukanlah orang yang tidak ada baiknya.

Qiao Dongliang keberatan dan berkata setelah mereka membesarkan putri – putri mereka, mereka akan meminta menantu mereka membawa nama keluarga Qiao, dan yang akan pindah ke keluarga Qiao setelah menikah. Akan sama saja dan mereka tidak membutuhkan anak laki – laki.

"Aku tidak mempermaslaahkannya. Seperti yang aku katakan sebelumnya. Ayo kita membawa menantu untuk Zijin. Jangan berfikir tentang masalah ini lagi." Qiao Dongliang menghela nafas. Istrinya tidak beruntung memiliki keluarga seperti itu.

"Qiao, hal terbaik dalam hidupku adalah menikah denganmu." Ding Jiayi bersandar pada bahu Qiao Dongliang dan berkata dengan penuh perasaan.

Qiao Dongliang tidak melakukan apapun. Dia tidur dengan meletakan tangannya disekitar Ding Jiayi.

Untuk Ding Jiayi, tindakan ini lebih membuatnya tenang dibandingkan seribu kata.

Di dalam kamar Qiao Nan, ketika Qiao Zijin memastikan dia mendengar suara langkah kaki pergi, dia menunjukan senyum sombong diwajahnya.

Rebirth To a Military Marriage : Good Morning ChiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang