Chapter 41 : Menolak Mengakui

97 8 0
                                    


Chapter 41 : Menolak Mengakui

Qian Zijin, yang sedang mencuci piring, berhenti sesaat. Setelah itu wajahnya terlihat canggung. "Tidak, demam Nan Nan tidak ada ada hubungannya denganku."

"Tapi Qiao Nan bilang?" Ding Jiayi mendengar apa yang Qiao Nan katakan. Ding Jiayi jelas tidak melakukan ini apalagi Qiao Tua. Hanya ada 4 orang di rumah, jadi itu pasti putri pertamanya.

"Apa yang Nan Nan katakan sudah pasti benar? Mana jangan lupa saat itu Nan Nan demam parah. Dia sedang sakit dan bingung jadi salah mengartikan mimpinya di anggap kenyaataan. Nan Nan terlalu paranoid, kau tidak boleh menjadi seperti dia."

Qiao Zijin membersihkan tangannya. "Ma coba pikir, Ayah baru saja tahu kita menghabiskan semua tabungan agar aku bisa belajar di SMA Affiliated to Renmin University of China. Jika dia juga tahu tentang Kakek Lee, dia akan lebih marah. Kita harus berusaha agar Ayah tidak marah lagi. Tadi, Ayah tidak membahas mimpi Nan Nan. Kau juga tidak perlu mengambil hati tentang itu, atau membahasnya dengan Ayah lagi. Tidak ada hal yang seperti itu, Nan Nan hanya membicarakan mimpinya, jangan dengan mudah percaya dan terbawa. Apa menurutmu itu tidak cukup untuk membuat ayah marah?"

Hanya Tuhan yang tahu ketika Qiao Nan membahas apa yang terjadi malam hujan lebat itu, Qiao Zijin langsung ketakutan sampai jantungnya hampir lompat.

Untungnya, Ayahnya tidak membahas masalah ini lebih lanjut. Jika tidak, dia mungkin akan ketahuan.

Qiao Zijin takut dengan Qiao Dongliang, tapi tidak Ding Jiayi.

Setelah dibujuk Qiao Zijin, Ding Jiayi tidak lagi memikirkan kebenaran perkataan Qiao Nan.

Sudah cukup banyak masalah dirumah sekarang, tidak akan ada akhirnya jika membahas masalah ini lagi.

Qiao Dongliang mendengar Ding Jiayi berteriak untuk makan malam. Sebenarnya, dia tidak ingin keluar kamar. Dia sangat marah dengan Ding Jiayi.

Tapi ketika dia ingat perkataan dokter bahwa putri kecilnya kekurangan gizi, Qiao Dongliang memanggil Qiao Nan keluar. "Nan Nan, kau sedang masa pertumbuhan, jangan paksakan tubuhmu, kita berdua .. ayo makan."

"Baik ayah."

Qiao Nan langsung setuju. Walau dia bertengkar dengan seseorang, bagaimanapun dia tidak boleh menyakiti badannya sendiri.

4 orang dalam keluarga duduk bersama. Qiao Dongliang sama sekali tidak melihat ke Istrinya atau Putri Pertamanya. Dia hanya fokus mengisi mangkuk Qiao Nan dan berulang kali memberi tahunya, "Nan Nan, makanlah lebih banyak, kau harus makan sampai kenyang, kau terlalu kurus."

"Aku tahu Ayah, kau juga bekerja sangat keras makanlah lebih banyak juga jaga dirimu sendiri juga."

Qiao Nan juga membantunya dan mengisi mangkuk Qiao Dongliang dengan daging dan sayuran.

Dulu, satu piring daging yang sama dapat dimakan untuk keluarga ini untuk 2 atau 3 kali. Sekarang, sepertinya hanya 1x makan karena Qiao Nan mencoba untuk makan sebanyak yang dia bisa.

Seluruh keluarga berhemat dan menabung, akhirnya semua dihabiskan untuk Qiao Zijin. Sayang sekali.

Ketika Ibunya melihat daging Dongpo, yang khusus dia siapkan untuk merayakan kepulangan anaknya, hampir habis oleh sepasang Ayah dan Putrinya – hanya tersisa 3 potong, Ding Jiayi merasa sakit. "Zijin, kau makan juga. Kau belajar sangat keras dan harus makan lebih banyak yang enak."

Saat mengatakan itu, Ding Jiayi meletakan 1 potong daging ke mangkuk Qiao Zijin dan menambahkannya lagi, kemudian dia meletakan potongan yang terakhir ke mangkuknya.

Rebirth To a Military Marriage : Good Morning ChiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang