Chapter 27 : Menetapkan Aturan Dasar
Qiao Nan terkejut sesaat, dia tersenyum dan berkata, "Aku tidak melakukannya dengan baik."
Seperti perkiraan!
Qiao Zijin dan Ding Jiayi mendengar ini mata mereka berbinar. Ding Jiayi lompat ke arah Qiao Nan. "Lihat ini, Qiao Tua kau bersikeras membiarkannya melanjutkan pendidikannya. Bagus, kita membiarkannya melanjutkan pendidikannya, tetapi lihat hasil apa yang dia dapat. Dia membuatmu kecewa dan menyia – nyiakan uang yang kau hasilkan susah payah. Tidak memikirkan dengan biasa sekolah yang sudah dibayar. Setelah setengah tahun, kenapa kau tidak membiarkannya berhenti sekolah dan bekerja. Dia tidak baik dalam belajar dan tidak memiliki prospek yang bagus, dia mungkin harus lebih awal bekerja dan mencari lebih banyak uang. Kalian semua tahu, kita mungkin bisa menjalani hidup lebih baik."
Ding Jiayi seperti sudah merencanakan semuanya dengan baik untuk Qiao Nan, tetapi dari 4 orang keluarga selain Qiao Dongliang, mereka bertuga tahu jika Qiao Nan berhenti sekolah dan bekerja, seluruh gajinya akan di ambil oleh Ding Jiayi.
Qiao Dongliang mengeluarkan nafas panjang, "Apa yang kau pikirkan? Nan Nan tidak mendapat nilai bagus kali ini, salah siapa coba?"
Untungnya Qiao Nan sudah mempersiapkan Qiao Dongliang dari awal, jadi selain sedikit merasa kecewa dia sudah siap menerimanya.
"Siapa yang harus disalahkan? Tentu saja bukan aku!" Ding Jiayi emosi, bukan dia yang pergi ke sekolah.
Qiao Dongliang berkata terang – terangan, "Ini semua salahmu! Siapa yang menjual semua buku pelajaran Qiao Nan? Kau yang menjualnya, walau dia amsih ingin belajar, tidak ada yang bisa dia pelajari! Nan Nan tidak akan menyimpan bukunya lagi di rumah jika kau terus seperti ini. Jika hal ini diketahui oleh orang lain, tidak kah kau merasa malu?"
Qiao Dongliang tidak pernah sekalipun bertanya tanya buku – buku Qiao Nan, dia melakukan itu untuk Ding Jiayi untuk menjaga harga dirinya.
Seorang anak harus berjaga – jaga dari ibunya. Jika orang lain tahu ini, Ding Jiayi akan merasa malu.
Dia berulang kali berusaha mempertahankan harga dirinya, tetapi Ding Jiayi tidak tahu batasan. Dia merasa sangat tinggi dan tidak terkalahkan!
"Nan Nan, abaikan Mamamu. Tidak apa – apa, bukan kah kau masih punya satu semester?" setelah memberi pelajaran pada Ding Jiayi, Qiao Dongliang pergi menyemangati Qiao Nan, "Biarkan aku melihat lembar ujianmu, jika ada hal yang tidak kau mengerti, kita bisa mengejarnya sedikit demi sedikit, kau juga bisa bertanya pada gurumu, tenang saja."
"Ok." Qiao Nan mengangguk dan mengeluarkan lembar ujiannya.
Matematika berada dipaling atas. Qiao Dongliang bernafas lega melihat Qiao Nan mendapatkan nilai 85 untuk matematika.
Ketika dia mendengar Nan Nan ketinggalan pelajaran, dia khawatir mungkin Nan Nan akan mendapat nilai sangat buruk. Tetapi nilai 85 tidak bisa dibilang nilai yang rendah.
Qiao Nan mendapat nilai 85 untuk matematika dan china.
Mata Qiao Dongliang berbinar ketika melihat Qiao Nan mendapat nilai 100 pada bahasa Inggris. Binar dimatanya lebih jelas dari pada mata di Ding Jiayi dan Qiao Zijin ketika mereka mengetahui Qiao Nan mendapat nilai buruk diujiannya. "se..seratus? Nan Nan, Bahasa Inggris sepertinya sulit, berapa banyak murid yang mendapat nilai 100?"
"Hanya aku satu satunya di sekolah yang mendapat nilai sempurna. Murid peringkat ke 2 mendapat nilai 93."
Qiao Dongliang menggerakan bibirnya, wajahnya penuh dengan rasa bangga, setelah itu dia hanya menggukapkan satu kata- Bagus. Dia mengelus Qiao Nan dan berkata padanya, "sebenarnya, sebenarnya ini sudah cukup bagus."
"Bagaimana dengan peringkatmu kali ini?" Ding Jiayi tidak menyadari wajah Kakaknya berubah menjadi pucat. Dia ingin membantah kata – kata Qiao Dongliang.
"49"
Ketika dia mendengar Qiao Nan bilang rangking 49, dia kesenangan. "Qiao Tua kau dengar itu? Kau menghabiskan semua uangmu untuk biaya sekolahnya dan begini caranya membalasmu? Rangkin 49? Sebelumnya dia tidak pernah berada di bawah peringkat 9. Lihat bagaimana dia sekarang dan kau membiarkannya melanjutkan pendidikan dan menyia – nyiakan uangmu?"
Qiao Nan mengangkat alisnya dan tersenyum.
"Tertawa, kau masih berani tertawa." Ding Jiayi emosi. Dia masih bisa tertawa saat di marahi, dia pasti sudah gila.
"Mama, bisakah kau sedikit berbaik hati untuk kakak. Apa kau tidak lihat dia ingin menangis?" Qiao Nan berkata dengan dingin.
Dia mendapat peringkat 49 adalah nilai terburuknya yang adalah nilai terbaik Qiao Zijin di SMP nya saat kelas 3.
"Apa kau dengar yang Qiao Nan katakan? Zijin jangan khawatir, Aku akan memperlakukan kalian secara adil. Aku mendukung Qiao Nan untuk melanjutkan pendidikannya, dan sama untukmu. Kau harus belajar lebih keras lagi dan mengejar ketinggalanmu di SMA." Wajah Qiao Dongliang berubah dingin.
Nilai terburuk putri kecilnya adalah nilai terbaik kakaknya. Ketika kakaknya mendapat nilai terbaiknya mereka merayakannya.
Jika dilihat dari nilai mereka, kakaknya yang harusnya tidak melanjutkan pendidikan.
"Ding Jiayi, aku tiba – tiba merasa apa yang kau pikirkan benar. Jika seseorang mempunyai bakat untuk belajar, mereka harus belajar, jika tidak , tidak ada gunanya memaksa mereka. Lagipula tidak semua orang bisa bakat untuk belajar, Zijin jangan merasa stress, jika kau pikir tidak apa – apa kau bisa melanjutkan pendidikanmu; jika kau merasa tidak kuat, kau bisa berhenti belajar, tidak apa – apa kau bisa bekerja lebih awal. Ibumu benar, seseorang tidak akan menjadi orang besar hanya karena belajar. Karena itu mungkin lebih baik kau memiliki skil dan mulai menghasilkan uang sehingga bisa hidup lebih baik di masa depan."
Ding Jiayi mementingkan hasil nilai untuk melawan dari Qiao Nan, tapi Qiao Dongliang memikirkan baik – baik dihatinya.
"Ding Jiayi tidak ada gunanya menarik kata – katamu. Ayo kota membuat aturan agar kedepannya kita tidak perlu bertengkar. Kau selalu mendukung Zijin untuk belajar dan masuk ke SMA. Ayo lakukan ini, jika Nan Nan gagal dalam ujiannya dan nilainya lebih buruk dari Qiao Zijin maka kita akan memikirkan apakah dia bisa melanjutkan pendidikannya atau tidak. Kalau tidak, jika kau mengangkat topik ini lagi tindakanku padamu tidak akan bagus."
Qiao Zijin pucat mendengar perkataan Qiao Dongliang, Seketika ekspresi wajah Ding Jiayi menjadi cemberut.
Tidak peduli seberapa tidak inginnya Ding Jiayi pada kata – kata Qiao Dongliang, dan membandingkan putri kesayangannya dengan putri kecilnya, dia tidak bisa mengatakan apa – apa untuk melawannya.
Karena mereka ingin adil!
Faktanya, saran dari Qiao Dongliang tidak adil dari awal.
Kenapa harus nilai terburuk Qiao Zijin menjadi dasar untuk menentukan Qiao Nan bisa melanjutkan pendidikan atau tidak?
Itu semua karena Ding Jiayi pilih kasih dengan Qiao Zijin dan Qiao Dongliang paling tidak mempertahankan harga dirinya.
Qiao Dongliang menjadi lebih pengertian tapi Ding Jiayi dan Qiao Zijin tidak menerimanya.
Mereka berdua sudah menunggu lama untuk Qiao Nan yang akhirnya bernilai buruk saat ujian kali ini. Tidak akan ada lain kali.
Selain itu, Qiao Dongliang berkata kondisinya adalah Qiao Nan harus mendapat nilai lebih buruk dari Qiao Zijin. Di sisilain memikirkan ini Ding Jiayi dan Qiao Zijin merasa tak berdaya.
Mereka berdua tahu, seberapapun buruknya Qiao Nan dalamujian tidak mungkin dia mendapat nilai dibawah Qiao Zijin.
Ding Jiayi terdiam sesaat. Sejak putri kecilnya melakukan segala sesuatunya lebih baik dari kakaknya, kenapa dia sangat yakin kakaknya memiliki prospek lebih baik dari adiknya dan bersikeras adiknya berhenti sekolah?
"Ding Jiayi, apakah kau mendengar apa yang barusan aku katakan?" Qiao Dongliang mengulang pertanyaannya karena tidak mendapat respon dari Ding Jiayi.
![](https://img.wattpad.com/cover/210953526-288-k455403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To a Military Marriage : Good Morning Chief
Storie d'amoreNovel Terjemahan !! Di Terjemahkan secara Manual !! Lain dari yang lain xD Qiao Nan : Sampah ! Aku anak kandungmu, tapi aku di perlakukan seperti anak yang dipungut di jalanan. Faktanya kau memperlakukan aku lebih buruk dari pada itu. Ibu Qiao Nan...