Chapter 21 : Bertengkar

92 3 0
                                    


Chapter 21 Bertengkar

"Berhutang padamu dan harus membayarnya? Qiao Dongliang tersenyum dingin. "Siapa yang mengusulkan untuk memiliki anak ke dua, mencoba untuk punya anak laki – laki?"

Dahulu, Jiayi bilang dia kesepian hanya punya Zijin di keluarga ini dan mereka harus punya anak ke dua. Walaupun bertentangan dengan kebijakan pemerintah, Jiayi berkata memiliki anak ke dua lebih penting dari pada pekerjaan.

Qiao Dongliang menerimanya tidak di ragukan lagi karena dia adalah laki – laki china tradisonal yang merasa harus memiliki anak laki – laki untuk membawa nama keluarga. Tapi dia juga mengerti hal seperti itu tidak dapat di paksakan.

Setelah mendengar saran dari istrinya, dia terbujuk atau sedang tidak sadarkan diri yang membuatnya menyerah dengan pekerjaan dan masa depannya, semua untuk mencoba memiliki anak laki – laki.

Jika tidak, istrinya tidak akan menyalahkan mereka keluar dari pekerjaannya dan tidak melahirkan anak laki – laki pada Nan Nan.

"Jiayi, aku tetap diam bukan berarti aku tidak tahu. Kau harus tahu seperti apa dia keluarga Ding dan bagaimana kau tumbuh di sana. Jadi sekarang kau ingin Nan Nan merasakan semua kerja keras yang dulu kau alami? Nan Nan yang berhutang pada mu atau kau yang berhutang pada Nan Nan?"

Ding Jiayi tumbuh di keluarga yang begitu tradisional. Dulu karena teman ayah Qiao Dongliang, seorang Veteran yang mengenalkan Ding Jiayi ke Qiao Dongliang. Veteran ini berharap mereka akan bisa hidup lebih baik.

Orang tua Qiao Dongliang sudah lama meninggal dan dia tidak punya saudara.

Untuk orang sepertinya, sangat sulit untuk bisa menikah.

Hanya saja saat itu Qiao Dongliang seorang pemimpin Platoon, sedikit lebih baik dari pada tentara pada umumnya, tapi dia tidak punya prospek masa depan yang bagus. Jadi sulit untuknya menemukan pasangan yang tepat. Orang biasa tidak cocok, dan orang yang punya kedudukan lebih tinggi tidak ada yang tertarik padanya.

Dan sangat sulit mendapatkan istri.

Untuk Ding Jiayi dia berasal dari keluarga yang biasa saja, namun dia punya tiga saudara laki – laki.

Orang tuanya ingin membuat pernikahan mewah untuk ke tiga putranya dan mereka masing – masing akan punya rumah dan membuat uang yang mereka dapatkan tidak cukup.

Jadi orang tuanya memutuskan mengarahkan pandangannya pada putri mereka, Ding Jiayi.

Ding Jiayi membesarkan ke tiga adiknya seorang diri. Meskipun demikian dia seperti pelayan di keluarga Ding. Dia harus melakukan semua pekerjaan tapi tidak pernah makan cukup dan orang tuanya sering memarahinya.

Tapi Ding Jiayi tidak bodoh, dia mendapat kesempatan untuk membaca buku adiknya saat menjaga mereka.

Saat itu, dia bahkan membimbing adiknya saat belajar.

Dan karena dia belajar terus – menerus, Ding Jiayi akhirnya berhasil mempelajari pelajaran SMP dengan belajar sendiri. Dia berhasil mempelajari hampir semua karakter China.

Saat itu standart Ding Jiayi bisa di bilang tinggi.

Ketika Ding Jiayi tumbuh, orang tuanya tidak ada niat untuk dia tetap di rumah. Mereka mau dia bekerja dan mendapatkan uang untuk membantu keluarga.

Ide mereka adalah menemukan "Keluarga Baik" untuknya, mendapat mas kawin yang bagus dan membiarkannya menikah.

Waktu itu, orang tua Ding Jiayi sudah mendapatkan calon bahkan sudah menentukan berapa besar mas kawinnya. Walaupun mereka menikahkan anak mereka, semua orang tahu faktanya mereka menjual putri mereka.

Calon suami Ding Jiayi tidak hanya pendek, tapi dia sudah berumur 40 tahunan bahkan lebih tua dari pada ayahnya.

Tapi masalahnya, setelah pergantian kebiasaan, dia bisa di bilang tangkapan bagus. Da tahu bagai mana bersenang – senang dan punya jabatan dan dengan beberapa otoritas.

Ayah Ding sebenarnya mencari menantu yang bekerja di pemerintahan.

Dia sudah tua dan jelek, tapi yang paling buruk adalah emosnya sangat buruk. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada istrinya sebelumnya yang telah meninggal dunia.

Mengetahui dia akan di nikahkan dengan laki – laki seperti itu, Ding Jiayi hampir mau mati.

Berita tersebar di antara Veteran. Teman lamanya di tipu oleh orang. Sehingga anaknya harus menjadi tentara dan tidak memiliki prospek masa depan yang bagus. Apalagi dia tidak puya saudara dan kesulitan menemukan istri.

Dia berfikir wanita ini memiliki penampilan yang baik dan cukup erpendidikan. Selain keluarganya yang tidak bisa di andalkan. Mereka berdua akan menjadi pasangan yang cocok.

Veteran itu tidak ingin menyatukan dua orang yang saling tidak mengenal. Dia memberitahukan pada Qiao Dongliang dan Ding Jiayi situasi mereka masing – masing dan membiarkan mereka memutuskannya sendiri.

Ding Jiayi langsung berkata seutu saat mendengar situasi Qiao Dongliang.

Saat itu menjadi tentara adalah pilihan yang tepat.

Tidak ada orang tua di rumah? Itu tidak masalah. Ketika dia menikah dia akan menjadi nyonya di sana, dengan tidak adanya mertua yang menyuruh – nyuruhnya dan tidak harus di rawat.

Tidak masalah jika tidak punya saudara. Selama dia bekerja keras, itu akan lebih baik.

Ketika Ding Jiayi langsung setuju, Qiao Dongliang memiliki keraguan. Tapi pada akhirnya dia menerimanya dan mereka akhirnya menikah.

Karena Qiao Dongliang, Veteran itu membantu Ding Jiayi mendapatkan pekerjaan yang bagus. Tidak hanya dia menikah tapi juga memiliki kehidupan yang lebih baik.

Saat itu Ding Jiayi menikahi Qiao Dongliang adalah keputusan yang paling tepat di seluh hidupnya.

Ding Jiayi datang dari keluarga yang sangat tradisional. Dari kecil dia sudah harus merawat ke tiga adik laki – lakinya dan melakukan segalanya sendiri.

Setelah memiliki putri pertama mereka, Ding Jiayi keluar dari rasa kecewanya dengan cepat dan sangat memanjakan putrinya. Dia ingin anaknya punya segala yang dia tidak punya sebelumnya saat masih muda.

Ketika Qiao Nan lahir, memikirkan dia juga anak perempuan, perasaannya sangat berbeda.

"Dulu kau berkata kita harus mengorbankan pekerjaan kita untuk punya anak ke dua. Kau memohon padaku untuk punya anak ke dua. Karena itu aku meninggalkan pekerjaanku. Jiayi aku membuat banyak pengorbanan untuk memiliki anak ini. Nan Nan bukan anak laki – laki tapi perempuan. Apakah kita boleh menyalahkannya untuk itu? Kau tidak bisa membuatku punya anak laki – laki, dan kau masih berani menyalahkan putri kita?!"

Qiao Dongliang merasa gelisah dan meninggikan suaranya.

Setelah memiliki anak pertama mereka, Qiao Dongliang merubah pikirannya dan mengibur dirinya sendiri anak laki – laki dana nak perempuan adalah sama. Selain itu dia sangat menyukai kehidupan sebagai tentara. Dia menikmati pekekerjaan itu. Ayahnya selalu berkata dia di takdirkan untuk menjadi tentara,

Untuk memastikan tetap bisa bekerja menjadi tentara, Qiao Dongliang memutuskan untuk fokus membesarkan putri mereka.

Tapi saat dia akhirnya berfikir untuk berhenti memikirkan untuk punya anak laki – laki, Ding Jiayi bersikeras untuk memilikinya satu.

"Sekarang kau menyalahkan aku?!" Ding Jiayi seperti landak yang mengeluarkan durinya. "Siapa yang bilang anak laki – laki ataupun perempuan sama, dan tidak akan menyalahkan aku karena tidak bisa menjalankan garis keturunan keluarga, tidak punya pewaris. Qiao Dongliang kau sangat aneh dalam berfikir!"

Ding Jiayi sangat benci ketika seseorang mengatakan dia tidak bisa melahirkan anak laki – laki. Dia melahirkan dua anak perempuan berturut turun dan berakhir kehilangan pekerjaan mereka.

Untuk ini, Ibunya yang datang dari jauh dengan cucu laki – lakinya, mengejek Ding Jiayi karena tidak punya hati, berkata Tuhan menghukumnya dan sekarang dia tidak bisa punya anak laki – laki.

Rebirth To a Military Marriage : Good Morning ChiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang