Chapter 15 Melempar Bola Kembali
Setelah Qiao Dongliang mengambil novel tersebut dari Qiao Zijin, saat itu Qiao Zijin menyadari seseorang sudah masuk ke kamarnya.
Qiao Zijin kesal dan marah dan berkata pada Ding Jiayi, "Mama kenapa kau masuk kemarku tanpa mengetuk pintu!"
"Buku macam apa yang kau baca!" Qiao Zijin berhenti pada halaman dimana bagian klimaks. Qiao Dongliang membaca sebentar halaman yang di baca Qiao Zijin merasa jengkel. "Apa mengurung diri di kamar untuk membawa novel macam ini?"
Qiao Zijin tidak punya waktu untuk bertindak, Qiao Dongliang menyobek - nyobek novel itu dengan kedua tangannya. "Kau melarang Qiao Nan belajar dan punya uang untuk membeli novel seperti ini untuk Qiao Zijin. Jiayi aku tanya, kita punya uang atau tidak?"
Qiao Dongliang melihat harga novel itu tidaklah murah, dan ada nama anaknya di sana. Itu sudah pasti miliknya.
"aku... aku..." Ding Jiayi bingung. Qiao Tua mau anaknya berpendidikan bagus dan punya masa depan cerah, untuk menghilangkan penyesalannya keluar dari tentara. Ini pertama kalinya dia melihat Qiao Tua merusak buku anaknya.
"Aku tidak." Ding Jiayi buru – buru menjelaskan. "Aku tidak memberikan Zijin uang dan tidak pernah tau di membeli buku itu baru – baru ini."
Ding Jiayi merasa dia diperlakukan tidak adil. Dia hanya menabung dan sangat berhemat bahkan untuk membeli daging dan ikan agar bisa menabung untuk Qiao Zijin.
Dia tidak akan memberikan Qiao Zijin uang lebih untuk membeli novel macam itu.
Ding Jiayi tidak tahu novel apa itu. Tapi di lihat dari tindakan Qiao Dongliang, ketika membaca dan menyobek – nyobeknya jadi serpihan, instingnya memberihatu bahwa tidak ada yang bagus dari buku itu.
Penasaran, Qiao Nan mengabil buku itu di lantai, dam membuka halaman akhirnya.
Dia sudah bersama Qiao Zijin di dua kehidupan. Dia sangat tahu kebiasaan – kebiasaan yang Qiao Zijin punya.
Seperti pikirannya, ketika Qiao Nan membuka halaman terakhirnya dia melihat tanggal tertulis di sana. Itu adalah tanggal lebih dari setengah tahun yang lalu, sekitar tahun baru tahun lalu.
Melihat halaman buku itu, tidak ada tanda bahwa itu buku baru. Kemungkinan Qiao Zijin membelinya lebih dari setengah tahun yang lalu dan dia selesai membacanya beberapa waktu yang lalu.
Qiao Nan menghitung tanggalnya dan menyadari itu adalah dimana saat penting untuk Qiao Zijin dimana dia sedang Ujian kelulusan SMP. Qiao Zijin punya uang, tapi tidak digunakan untuk belajar, tapi membuang – buangnya untuk novel seperti ini. Pantas saja Qiao Zijin tidak mendapat nilai bagus saat ujian, dan dia hanya mendapat nilai pas – pasan untuk masuk ke SMA.
Qiao Dongliang terbiasa menjadi tentara, dia memiliki pengelihatan lebih baik dari orang lain.
Dalam sekali lihat Qiao Nan membalik halamannya, dan tahu apa yang terjadi. Qiao Nan tidak perlu mengatakan apa pun.
Qiao Zijin saat – saat penting ujian kelulusannya waktu itu, dan dia punya waktu untuk membaca novel. Memikirkan nilainya kemarin Qiao Dongliang sangat kecewa.
Semenjak dia berhenti menjadi tentara, dia berharap penuh pada kedua anaknya, berharap mereka memiliki kesempatan bagus, dan karena itu dia membiarkan mereka sekolah.
Dia berfikir mungkin anaknya tidak beruntung tapi sudah berusaha dengan keras, jadi dengan hasil yang dia dapatkan, dia tidak memarahi sama sekali selama 2 bulan penuh.
Tapi Qiao Dongliang tahu kenyataannya. Qiao Zijin sama sekali tidak berusaha keras dalam belajar.
"Pantas saja nilaimu di bawah harapan, jadi ini mengalihkan perhatianmu." Qiao Dongliang bingung pada umur semuda ini bagaimana Qiao Zijin tahu tentang novel romantis?
Memikirkan kembali anaknya yang akan berusia 17 tahun yang dia manja – manja, dia tidak pernah menangis untuk ayahnya. Tapi dia menangis untuk buku seperti itu. Qiao Dongliang merasa buruk.
Tapi dia tidak bisa menyalahkan semuanya ke anaknya, jadi dia beralih ke Ding Jiayi. "Dia sedang menyiapkan ujian kelulusan SMPnya dan kau membiarkannya membaca buku tidak bermoral. Bagaimana bisa dia mendapat nilai bagus?! Hati Zijin tidak digunakan untuk belajar dan kau memaksanya belajar. Lain dengan Qiao Nan, Nan Nan sangat bagus di sekolah, tapi kau mau dia berhenti sekolah. Apa maksudmu?!"
Qiao Dongliang mangambil buku itu dari Qiao Nan dan membuangnya ke arah wajah Ding Jiayi.
Wajahnya tidak sakit, tapi harga dirinya sakit. Bagaimanapun juga Ding Jiayi tidak bisa membalas perkataannya sekarang. "Zijin kenapa kau...."
Kenapa dia harus membuat kesalahan untuk berbalikkan ke adaan di saat seperti ini?
Ding Jiayi tidak pernah berfikir bahwa putri pertamanya akan membaca novel dan bukannya belajar pada saat – saat penting setengah tahun yang lalu.
Lain dengan Qiao Nan, walau Qiao Nan mau belajar di rumah, Ding Jiayi selalu menyuruh – nyuruhnya, meminta dia melakukan sesuatu dan membersihkan rumah.
Telinga Qiao Zijin maish berdengung. Dia benar – benar bingung, merasa sangat takut.
Kapanpun Qiao Zijin belajar, tidak ada satu orang pun di rumah mengganggunya.
Beda dengan hari ini, dia memberi tahu Ding Jiayi dia mau belajar. Seperti biasa, Ding Jiayi tidak akan membiarkan satu orang pun menggangu ke kamarnya.
Karena ada Ding Jiayi, Qiao Zijin dapat membaca novel dengan santai.
Ceritanya sedang saat – saat paling seru, Qiao Zijin benar – benar terbawa pada ceritanya, menangis sangat sedih karena pasangan yang dipaksa berpisah oleh istri pemeran utama pria. Tapi tiba – tiba tiga orang masuk ke kamarnya.
Dan belajar yang Qiao Zijin maksud, tidak ada sedikit pun hubungannya novel ini dengan pelajaran SMPnya.
"tidak.. tidak... ayah kau... kau salah, buku ini.. aku, aku membacanya hanya saat ujian telah selesai, bukan, bukan sebelum itu..."
Qiao Zijin tergagap dan tidak bisa mengucapkan kalimat dengan baik. Tapi semua orang tahu bahwa dia mencoba membuat alasan.
Ding Jiayi terdasadar dan membantu menyelamatkan Qiao Zijin. "Qiao Tua kau dengar itu, walau Zijin membelinya sebelum ujian dia hanya membacanya akhir – akhir ini. Dia tahu ujian kelulusan tidak ada hubungannya sama sekali dengan buku ini. Zijin sangat pengertian, dia tidak akan melakukan hal seperti itu."
"Tidak pernah membaca ini sebelumnya, apakah ini terlihat buku baru?"
"Ayah, aku tidak pernah membacanya, tapi aku meminjamkannya ke teman sekelas!"
"Siapa yang kau pinjamkan?"
"Aku meminjamkannya pada Wang Hua anak kelas sebelah." Tapi Wang Hua sudah pindah rumah 4 bulan yang lalu. Dia bahkan tidak duduk di ujian kellusan. Ayahnya tidak akan bisa menemukannya.
"Anak yang sudah pindahan itu, Kakak sejak kapa kau dekat dengan anak dari kelas sebelah?" Qiao Nan tertawa. Qiao Zijin mungkin bisa membohongi Ibunya tapi tidak ayahnya.
Tentu saja ini adalah niat Qiao Zijin. Wang Hua sudah pindah rumah dan Ayah tidak akan bisa bertanya padanya.
"Diam Kau!" Ding Jiayi berteriak pada Qiao Nan. "Di saat seperti ini, kau membuat situasinya lebih panas, Qiao Nan niat jahat apa yang kau punya, jika kau tidak tahu bagaimana berbicara, tutup mulutmu!"
Ding Jiayyi ketakutan melihat wajah Qiao Dongliang menghitam.
"Ayah, aku harus melakukan pendaftaran lusa. Dimana uang untuk biaya sekolahku?" Qiao Nan berusaha mengganti topik, waktu pendaftaran sekolah hanya beberapa hari lagi, apa dia masih bisa mendapatkan biaya sekolahnya? "Ayah, aku sudah menggunakan semua pulpen dan buku tugasku."
Qiao Dongliang mengambil nafas panjang, " berikan 20 yuan kepada Nan Nan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth To a Military Marriage : Good Morning Chief
RomanceNovel Terjemahan !! Di Terjemahkan secara Manual !! Lain dari yang lain xD Qiao Nan : Sampah ! Aku anak kandungmu, tapi aku di perlakukan seperti anak yang dipungut di jalanan. Faktanya kau memperlakukan aku lebih buruk dari pada itu. Ibu Qiao Nan...