Hari sudah semakin malam saat aku dalam perjalan kerumah sakit. Kegiatanku di agenda harian sudah selesai sejak satu jam lalu. Aku mampir ke toko mainan anak yang menjadi hobi ku akhir-akhir ini setelah makan malam bersama Sandra.
Berbeda dengan Ell dulu, ia kurang tertarik dengan mainan-mainan yang bahkan sudah dibeli. Dan saat ini hobi ku membelikan mainan dapat tersalurkan melalui Sunney. Meski aku juga membelikan untuk anak panti, rasanya agak berbeda dan sungguh bahagia ketika aku membelikan mainan-mainan ini untuk Sunney. Aku suka reaksi antusiasnya.
Hari ini, Sunney sudah boleh pulang. Itu sebab nya aku memilih untuk mengunjunginya setelah pekerjaan ku selesai semua. Karena kami juga akan menuju rumah ku yang akan mereka huni.
Aku dan Sandra tiba dikamar Sunney. Gadis kecil itu berseru antusias melihat kami. Akhir-akhir ini kami memang memiliki waktu bertemu yang cukup sebentar karena alasan sibuk dengan pekerjaan. Dan Bu Sumi membantu kami menjaga Sunney.
"Asiikk tuh liat Papa sama Ibu dateng" kata Bu Sumi pada Sunney.
"Hallo anak Papa yang cantik" seru ku lalu memeluknya.
"Papa. Sunney kangen Papa" sahutnya lalu memelukku.
"Hm kok Papa aja yang disapa?" kata Sandra.
"Ibu kamu iri tuh liat" kata ku mengejek. Sunney tertawa.
"Oh ya Papa punya hadiah untuk kamu. Hadiahnya ada di mobil. Sunney mau?"
"Hadiah Pa? Mau Sunney mau" katanya antusias. Ekspresi favoritku.
"Oke nanti kalo pak Dokter udah cabut Infus ditangan Sunney. Kita langsung ambil hadiahnya ya"
"Asiiikkk"
Tak lama seorang dokter dan dua orang suster masuk kedalam kamar saat aku masih asik bicara dengan Sunney.
"Araya?!"
Aku terkejut saat melihat dokter yang akan memeriksa Sunney. Dia teman lama ku. Jelas aku mengetahui dia. Saat aku mulai kuliah semester dua, aku mengenalnya sebagai mahasiswa dari fakultas kedokteran.
"Loh Daniel?!" seru ku. Sudah lama sekali aku tidak bertemu Daniel. Tepatnya setelah aku lulus kuliah.
Kami saling berpelukan. "Wah udah lama banget ya kita nggak ketemu" sahutnya.
Aku melepas pelukannya. "Iya terakhir ketemu pas gua wisuda kan. Gimana kabar lo sekarang? Wah wah udah jadi dokter ya" kata ku sambil menatapnya dari atas hingga bawah.
"Sangat baik, sob. Iya dong. Tapi hari ini gua cuma gantiin dokter Fahri karena dia ada urusan mendadak. Dan gue diminta periksa beberapa pasiennya hari ini. Lo sendiri apa kabar? Makin sukses kaya nya nih"
"Baik juga bro. Haha bisa aja lo"
"Papa" tiba-tiba Sunney memanggilku.
"Iya sayang sebentar ya" kataku pada Sunney.
"Papa?" tanya Daniel. "Ini anak lo? Bukannya anak lo itu laki-laki? Oh atau ini anak ke dua lo?" lanjut Daniel.
"Ibu... Sunney mau copot ini" kata Sunney pada Sandra sambil menunjukkan infus ditangannya. Daniel menatap Sandra heran. Ia tau betul bahwa istriku adalah Ellen dan anakku adalah Ell. Seketika Daniel menatapku seolah dia terkejut.
"Ooooh i see..." seru Daniel. Aku tidak tau apa yang ia pikirkan tapi itu pasti sesuatu yang buruk. "Harta, Tahta dan Wanitanya balance ya bro" ejek Daniel padaku.
"Eh gila lu. Bukan kok bukan". Daniel hanya tertawa lalu mendekati Sunney.
"Anak manis. Kamu udah nggak betah di infus ya?" Gadis kecil itu mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/210813383-288-k310943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 2
RandomManusia tidak akan tau filosofi cinta. Sampai ia merasakan perpisahan yang membekas, pahitnya bersabar dan rindu yang menyesakkan. Maka berdamailah dengan dirimu sendiri, hingga dirimu benar-benar kuat saat nanti kamu akan terjatuh lagi. Karna rasa...