Siang ini, kereta ku baru saja tiba di Semarang. Seharusnya aku berangkat naik pesawat karena alasan lebih mempersingkat waktu. Tapi Sunney merengek untuk pergi menggunakan kereta. Kata Sandra, gadis kecil itu belum pernah sekalipun naik kereta. Jadi, aku meminta Sandra mencari tiket kereta dadakan. Untung saja ia menemukan tiket dengan jam keberangkatan yang tidak jauh dari jam keberangkatan seharusnya.
Aku tidak hanya pergi dengan Sandra dan Sunney. Melainkan Tini. Leader OB yang kutugaskan menjaga Sunney saat aku dan Sandra mengurus pekerjaan, sebab jika aku mengajak salah satu pelayan dirumah. Ellen pasti akan tau dan bertanya macam-macam. Untuk urusan pekerjaan sebenarnya masih besok lusa. Tapi, aku sudah berjanji akan mengajak Sunney ke Saloka Theme Park. Jadi, usai jalan-jalan dengan Sunney dan Sandra, aku baru mengurus beberapa pekerjaan. Dan bisa langsung kembali ke Jakarta.
Setelah tiba, kami langsung pergi ke hotel untuk check in lalu pergi makan.
***
Esok hari tiba, aku berangkat dari Hotel ke Saloka Park pukul 10:00 dan tiba disana dalam waktu kurang dari setengah jam. Kami pergi berempat. Mengenai Sunney, aku sudah menjelaskannya pada Tini. Dan mempercayakannya untuk tidak memberitahu hal ini pada siapapun terutama Ellen. Karena tidak ingin ia salah paham.
Sunney terlihat sangat riang saat kami tiba. Aku dan Sandra mendampingi Sunney kemanapun ia ingin pergi atau ingin menaiki wahana anak-anak serta masuk ke beberapa zona yang berisi pengetahuan.
Ada beberapa wahana yang ku coba bersama Sandra. Perempuan itu tak kalah riangnya dengan Sunney.
Saat hari sudah semakin gelap, Sunney sudah terlelap dalam gendonganku. Aku melirik jam tangan dan sudah menunjukkan pukul 18:45.
Kami sudah merasa cukup lelah. Tapi ada satu wahana yang belum ku coba. Dan menarik perhatianku sejak awal. Sebuah wahana bianglala yang diberi nama Cakrawala Ferris Wheel. Sama seperti bianglala pada umumnya. Dan aku suka bianglala. Dari informasi yang ku cari tentang Saloka. Akan terlihat lebih indah pada malam hari. Dan akan terlihat seluruh area nya dari atas bianglala yang tingginya mencapai 33 meter. Saat ini pun disekitarku sudah terlihat indah dengan lampu dan air mancur yang berwarna warni.
"Tini, kamu bisa jaga Sunney sebentar?" tanya ku.
"Bisa Pak" kata Tini langsung mengambil alih Sunney. Aku menatap Sandra yang terlihat bingung. Tanpa menjelaskan apapun, aku langsung menarik tangan Sandra ke area wahana tersebut.
"Loh pak..."
"Ikut saya"
Aku dan Sandra sudah naik kedalam salah satu bagian dari bianglala. Saat wahana ini mulai memutar secara perlahan, tempatku pun mulai naik semakin tinggi. Ku pejam kan mataku sambil bersandar. Aku menghela nafas pelan. Menikmati suasana malam di Semarang.
Seketika aku membuka mataku saat kudengar isak tangis. Sandra. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kamu kenapa San?" tanya ku. Ia hanya menggeleng. Aku terdiam sejenak.
"Jangan bilang kamu takut ketinggian" kataku lagi. Lalu ia mengangguk.
Aku menarik kedua tangannya agar terlepas dari wajahnya. Tapi, ia mempertahankan tangannya agar tetap disana. Tangannya terasa sangat dingin dan gemetar. Aku membuka jaket ku dan kupasang pada tubuhnya. Hanya sekedar membantu menghangatkan tubuhnya. Aku merapatkan tubuh dan merangkulnya. Membawanya kedalam pelukanku. Aku melakukannya hanya untuk sekedar bertanggung jawab karena sudah mengajaknya tanpa permisi.
Ia melepas kedua tangannya dan menatapku dengan mata sembabnya.
Degh!
Tiba-tiba saja jantung ku terasa berdegup lebih kencang. Ini bukan pertama kalinya aku melihat wajah Sandra dengan jarak yang sangat dekat. Sampai aku bisa merasakan deru nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 2
RandomManusia tidak akan tau filosofi cinta. Sampai ia merasakan perpisahan yang membekas, pahitnya bersabar dan rindu yang menyesakkan. Maka berdamailah dengan dirimu sendiri, hingga dirimu benar-benar kuat saat nanti kamu akan terjatuh lagi. Karna rasa...