Lambat laun kesadaran Ellen mulai terkumpul saat ia telah bangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Pandangannya menyapu seluruh sudut kamar lalu ia sadar bahwa dirinya masih berada diapartmen Ethan.
Ellen mencoba merenggangkan tubuhnya saat ia mengetahui Ethan masih memeluknya erat dari belakang. Ia mendengus ketika melihat tubuh telanjangnya yang hanya ditutupi oleh selimut tebal. Tak lama Ethan terbangun.
"Honey. Kamu udah bangun?" Tanya Ethan. Ellen hanya mengngguk. Perlahan Ethan meraba tubuh Ellen dengan bibirnya. Dan tangannya meremas payudara Ellen dengan lembut. Ellen mengabaikan hal itu lalu meraih ponselnya.
"Astaga!" Seru Ellen sontak terbangun dan duduk diatas ranjang.
"Udah jam setengah 10 malam. Aku harus pulang. Araya pasti udah pulang" Kata Ellen hendak beranjak. Seketika Ethan menahan pinggang Ellen.
"Mau kemana? Ini udah malam" Kata Ethan.
"Aku harus pulang"
"Karna Araya? Hah Araya lagi Araya lagi"
"Ethan..."
"Ya ya ya. He is your fucking husband, right? Damn, i'm fucking jealous" Umpat Ethan lalu memunggungi Ellen.
Ellen menghela nafas lalu memeluk Ethan dengan lembut. "Don't be mad. I'll be back tomorrow" Kata Ellen.
Ethan membalik tubuh nya menunjukkan wajah datarnya. "Seriously?". Ellen mengangguk.
"Hahh tetap aja berat ditinggal kamu. Tapi apa boleh buat"
"Yaudah aku siap-siap sekarang". Ethan mengangguk.
"Ingat ya. Jangan bersetubuh dengan suami kamu". Ellen hanya mengangguk.
***
Araya sudah menunggu Ellen diruang tamu. Rasa kantuknya semakin jadi. Sudah dua jam lebih ia hanya berdiam diri sambil mencoba mengubungi istrinya tersebut. Ponselnya jelas aktif tapi tidak ada respon. Padahal ia sengaja pulang lebih awal.
Saat matanya mulai terpejam, pintu rumah tiba-tiba terbuka. Sontak Araya membuka matanya dan mendapati Ellen yang baru saja tiba. Araya berdiri dan berjalan menghampiri Ellen.
"Ma? Kamu dari mana aja? Papa telpon kok gak diangkat-angkat?" Tanya Araya.
"Eng.. Anu.. Itu.. Tadi Mama gak sempat pegang hp. Abis bantuin Maria bikin kue buat acara dia gitu. Terus ketiduran. Pas bangun, langsung siap-siap pulang" Kata Ellen.
"Hm gitu. Pantes tadi Papa telpon olive dia gak tau soal Mama"
"Ha? Papa telpon olive?". Araya mengangguk.
"I.. Iya kan emang gak sma dia" Kata Ellen. "Eum Mama mau mandi dulu ya. Gak sempet mandi tadi" Kata Ellen.
"Yaudah. Papa juga mau ke kamar". Ellen mengangguk dan bergegas ke kamar.
***
Araya masih terjaga sambil memainkan ponselnya sampai Ellen selesai mandi. Wanita itu berjalan kearah ranjang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tanpa berkata apapun pada suaminya.
"Ma?"
"Hm?"
"Papa boleh minta dipijetin gak Ma?" Tanya Araya. Ellen terdiam. Ia menghela nafas pelan. Sambil memandang arah lain, ia memutar bola matanya malas. Ia tau betul maksud dari keinginan suaminya itu.
"Nggak bisa Pa. Mama juga pegel semua badannya. Mau langsung tidur" Kata Ellen.
"O..oh gitu ya Ma. Yaudah deh". Ellen mengangguk dan langsung meletakkan handuk kecilnya di atas sofa lalu berbaring membelakangi Araya setelah mematikan lampu kamar. Hanya ada lampu nakas yang samar-samar menerangi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 2
RandomManusia tidak akan tau filosofi cinta. Sampai ia merasakan perpisahan yang membekas, pahitnya bersabar dan rindu yang menyesakkan. Maka berdamailah dengan dirimu sendiri, hingga dirimu benar-benar kuat saat nanti kamu akan terjatuh lagi. Karna rasa...