Hari pernikahan pun tiba, dua hari setelah Araya dan Sandra resmi bertunangan. Matahari mulai meninggi, namun tak menyusutkan udara sejuk yang menyelimuti area pernikahan. Para kerabat sudah berkumpul dan duduk manis di kursi yang tertata dihadapan altar pernikahan yang di dekor penuh bunga pada tiang-tiangnya.
Pernikahan yang mengusung tema hutan dan taman ini memiliki kesan elegan dan asri sehingga membawa para tamu merasakan suasana yang romantis. Dengan lampu-lampu tumblr yang saling dihubungkan dari pohon satu kepohon lainnya. Seperti bintang-bintang berada dekat diatas mereka. Bucket bunga yang diletakkan diberbagai sudut memberi kesan indah. Mereka yang datang berpasangan mungkin akan ikut merasakan seolah ini adalah pernikahan mereka.
Acara pun dimulai. Araya sudah duduk berdampingan bersama Sandra. Lalu dihadapan mereka ada seorang penghulu yang duduk berdampingan dengan Dibyo. Sri, Som dan Pong ikut duduk disisi mereka. Araya yang terlihat tampan dengan setelan jas abu-abu, sangat serasi dengan Sandra yang terlihat cantik dengan mengenakan pakaian dan riasan adat sunda.
Penghulu tersebut membacakan rentetan ucapan pembuka. Memastikan kedua mempelai siap untuk melangsungkan pernikahan mereka serta membaca beberapa doa dan mengajarkan beberapa hal untuk Araya dan Dibyo lalu meminta keduanya untuk berjabat tangan untuk mengucapkan ijab kobul.
Dibyo membacakan kalimat sakral tersebut yang menyatakan bahwa ia menikahkan anak kandungnya dengan Araya. Dengan mahar berupa satu set perhiasan berlian yang dibayar tunai. Araya pun lantas menjawab kalimat itu.

"Sah?" Tanya sang penghulu.
"SAH!!" Sahut para tamu.
Araya menghela nafas lega. Semua orang bersorak dan bertepuk tangan dengan meriah. Araya mengeluarkan kotak kaca berisi dua buah cincin kawin daru saku jasnya.

Araya mengambil cincin yang berukuran lebih kecil untuk dipasangkan di jari manis tangan kanan Sandra. Dan Sandra pun memasangkan satu cincin lainnya yang berukuran lebih besar di jari manis tangan Araya.Tepuk tangan meriah kembali terdengar. Araya tersenyum pada Sandra lalu menarik pelan kepalanya untuk dikecup kening dan bibirnya. Para tamu bersorak lebih meriah.
Doa-doa kembali diucapkan dan ijab kobul selesai.
Penghulu meminta Sandra sebagai mempelai wanita untuk menyampaikan beberapa kata pada kedua orang tuanya. Sebab mulai hari ini, ia sudah lepas dari mereka dan sudah menjadi milik orang lain.
"Pak. Mak" Sandra menjeda. Suaranya terdengar gemetar. Ia berusaha menahan tangisnya lalu menguatkan diri menatap orang tuanya yang baru ia temui dua bulan terakhir ini. "Terimakasih banyak. Udah mau terima Neng. Padahal Neng udah buat kesalahan yang besar. Maafin Neng Pak, Mak. Maaf" Sandra menjeda lagi. Kali ini ia tidak lagi bisa menahan air matanya. Araya yang duduk disebelahnya lantas mengusap punggung istrinya tersebut. "Terimakasih dan maaf yang sebesar-besarnya. Bapak sama Emak, orang tua terbaik. Neng bukan apa-apa tanpa kalian. Neng tau Emak sama Bapak selalu doain Neng selama ini. Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih banyak Pak Mak" Lanjut Sandra.
Sria tak menjawab apa-apa. Selain langsung memeluk Sandra sambil menangis. Suasana menjadi haru biru. Ini pertama kalinya Sandra merasakan menikah. Dan ia benar-benar sangat bahagia. Sangat amat.
Sri melepas pelukannya. Dan Sandra bergantian memeluk Dibyo. Sementara Araya menatap Som. Ia tersenyum lalu ikut meneteskan air matanya. Ia lantas memeluk Som.
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 2
RandomManusia tidak akan tau filosofi cinta. Sampai ia merasakan perpisahan yang membekas, pahitnya bersabar dan rindu yang menyesakkan. Maka berdamailah dengan dirimu sendiri, hingga dirimu benar-benar kuat saat nanti kamu akan terjatuh lagi. Karna rasa...