Araya tiba dirumahnya. Tampak ayah Ellen sudah duduk manis dengan raut nanar duduk diruang keluarga rumahnya. Disebelahnya, Ellen duduk. Hari ini Som dan Pong juga datang dan sudah tiba. Ia duduk bersama Ellen dan ayahnya.
Tanpa menunggu lama, Araya ikut bergabung dan bersalaman dengan ayah mertuanya. Sementara Ellen hanya tertunduk dan menangis.
"Maaf saya nggak bisa jemput kalian dibandara" Kata Araya.
"Nggak apa-apa nak" Sahut ayah Ellen. Sementara Som dan Pong hanya mengangguk.
Suasana hening beberapa saat. "Jadi bagaimana soal masalah ini?" Tanya Som.
"Araya mohon maaf sebesar-besarnya. Terutama dengan ayah" Kata Araya.
Semua orang bisa melihat kesedihan yang tersirat diwajah pria tua tersebut. Matanya merah seolah telah berusaha keras menahan sesuatu. Tatapannya pun tampak sendu.
Seketika ia bersimpuh dilantai. "Maaf. Maafkan Ellen nak. Ayah tau kamu sakit hati. Itu juga yang membuat Ayah marah dan sedih atas peristiwa ini. Ayah gagal. Ayah gagal mendidik anak. Sejak ibunya meninggal. Ayah selalu berusaha mengajarkan hal-hal baik. Tapi Ayah nggak tau Ellen bisa berperilaku sekotor itu" Tutur Ayah Ellen.
"Ayah. Jangan begitu. Bangun Yah" Kata Araya sambil membantu Ayah Ellen untuk bangkit dan kembali duduk.
Ayah mertuanya itu tidak mampu lagi menahan tangisnya. "Ayah tau. Sekalipun Ayah nangis darah. Ayah nggak bisa mengubah rasa sakit di hati kamu. Ayah nggak bisa apa-apa. Ayah malu. Benar-benar malu" Kata Ayah Ellen.
Araya tak menjawab. Ia hanya tertunduk lalu mengusap matanya yang hampir menjatuhi air mata.
"Pa. Mama mohon. Batalin perceraiannya" Kata Ellen. Kali ini dia yang bersimpuh memohon di kaki Araya yang sudah kembali duduk.
Araya menepis Ellen lalu sedikit mendorongnya.
"Silahkan datang ke pengadilan. Besok jam 9 pagi" Kata Araya. Ellen menggeleng kuat dan kembali memohon dibawah Araya.
Ayah Ellen berdiri dan menarik Ellen dengan kasar.
PLAKK
Semua orang terkejut saat Ayah Ellen berani menampar Ellen. "MASIH NGGAK PUNYA MALU KAMU?! SEKARANG NGGAK ADA YANG BISA KAMU LAKUIN! ANAK SIALAN!! NGGAK PERNAH BERSYUKUR! KURANG APA ARAYA SAMA KAMU SELAMA INI?! BAJINGAN! AYAH NGGAK PERNAH AJARIN KAMU BUAT JADI WANITA MURAHAN!! MEMALUKAN!!! SEKARANG KAMU LIHAT ARAYA!! DIA MAU CERAIKAN KAMU. ITU KARENA KELAKUAN KAMU YANG SEPERTI PELACUR!!! BAJINGAN KAMU ANAK SIALAN!" Seru Ayah Ellen sambil menjambak Ellen dan mengguncang kepalanya berkali-kali.
"Ayah. Cukup Yah. Cukup. Ayah nggak perlu begini" Kata Araya melerai mereka. Ia menarik Ellen untuk bersembunyi dibelakang tubuhnya.
"LIHAT ITU ELLEN! ORANG YANG KAMU SAKITIN. MEMBELA KAMU!! DAN...HAH ASTAGA" Ucapan Ayah Ellen terpotong saat ia merasakan nyeri tepat pada jantungnya. Tangannya meremas dadanya kuat-kuat. Ia pun terjatuh dan pingsan.
"Yah.. Ayah.." Seru Araya panik.
"Pak...Pak.. Bangun Pak" Kata Som sambil membantu Araya memapah tubuh Ayah Ellen.
"Firman! Firman!"
"Iya Bos?"
"Siapin mobil. Cepetan!"
"I..iya bos"
📍📍📍
Setelah beberapa jam tak sadarkan diri, Ayah Ellen pun mulai sadar. Pandangannya langsung tertuju pada Araya yang duduk sambil terlelap tepat disebelah ranjangnya. Tangannya mengelus lembut rambut Araya. Membuat lelaki itu pun lantas terbangun.
![](https://img.wattpad.com/cover/210813383-288-k310943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 2
RandomManusia tidak akan tau filosofi cinta. Sampai ia merasakan perpisahan yang membekas, pahitnya bersabar dan rindu yang menyesakkan. Maka berdamailah dengan dirimu sendiri, hingga dirimu benar-benar kuat saat nanti kamu akan terjatuh lagi. Karna rasa...