Yi Sib Ed

1.6K 86 12
                                    

Flashback

Siang itu Araya baru saja selesai meeting untuk project baru perusahaannya di sebuah restoran yang berada di Pantai Indah Kapuk. Sekitar 30 menit lagi Araya harus pergi meeting ditempat lain. Ia memutuskan untuk istirahat sejenak bersama Sandra dan beberapa staff bawahannya yang lain untuk sekedar minum kopi.

Araya yang merasa lusuh akibat masalah rumah tangganya dengan Ellen ditambah terbebani tuntutan fokus pada tugas diperusahaannya, akhirnya pergi ke toilet untuk membasuh wajah tampannya yang terlihat kacau.

Baru saja ia selesai, ia bertemu Daniel yang saat itu hendak pergi ke kasir.

"Eh bro" Sapa Daniel.

"Daniel?"

"Gimana anak lo?" Tanya Daniel. Araya diam. "Ah maksud gue anak lo yang pernah masuk rumah sakit itu. Dia sehat?" Lanjut Daniel memperjelas. Araya terkekeh.

"Dia sehat kok. Nih gue baru selesai meeting bareng ibu nya" Kata Araya.

"Ibunya? Oh gak berantem tuh di campur diwaktu yang sama?" Tanya Daniel. Araya mengerutkan dahinya. "Apa dipisah terus lo mondar mandir macam di FTV" Daniel terkekeh.

"Maksudnya?" Araya betul-betul tak paham.

"Ck. Iya gue liat Ellen makan disini sama cowok bule. Eum tadi sih dia di....sana" Kata Daniel sambil menunjuk ke satu arah meja yang sudah kosong. "Kok udah nggak ada ya. Tadi gue pikir beruda aja. Ternyata disini ada lo dan ibunya anak itu" Kata Daniel. 'Ellen?' batin Araya.

"Hoo iya. Tadi dia sama gue. Kita misah karna gue meeting sebentar" Kata Araya berbohong.

Daniel mengangguk paham. "Eh sorry gue buru-buru nih. Duluan ya bro" Kata Daniel sambil menepuk pundak Araya lalu melenggang pergi.

📍📍📍


Sejak pertemuannya dengan Daniel, Araya jadi memikirkan Ellen yang katanya bersama cowok bule. Ia memang tau bahwa Ellen pernah kuliah di Australia, tapi selama hampir 6 tahun terakhir mereka menikah, Araya tidak pernah tau bahwa Ellen memiliki teman yang diajak makan siang hanya berdua saja.

Araya ingin sekali bertanya. Tapi, entah kenapa hal itu tidak pernah terealisasikan. Sebenarnya hanya tak sempat. Tapi, niat itu akhirnya ia urungkan ketika seorang lelaki dengan logat asing menelpon Ellen tengah malam. Araya kembali berpikir positif pada Ellen. Karna menduga lelaki itu memang teman Ellen yang butuh bantuan untuk memberikan hafiah pada pacarnya.

Sampai suatu hari, Araya tidak sengaja melihat notifikasi yang tertera dilayar ponsel Ellen. Saat itu Ellen sedang tertidur pulas dan tak sadar ponselnya berbunyi tanda chat via WA masuk beberapa kali. Araya memeriksanya tanpa berniat membalas. Tapi, matanya sukses membulat saat melihat rentetan kalimat manis yang dikirim itu ternyata dari orang yang bernama Ethan. Pria asing yang katanya dianggap teman oleh Ellen. Tak kunjung dibalas pesannya, Ethan pun menelpon.

Araya menerima telponnya dengan dada yang naik turun menahan emosi.

"Hallo sayang. Suami kamu udah pulang belum dari berkelananya belum? Haha" Ucap seorang pria dari sebrang sana. Araya tak menjawab.

"Ko diem sih? Pasti tidur deh. Hm padahal aku horny nih. Ayo call sex lagi. Atau... Ketemu yuk" Tukas seseorang itu lagi. Araya menatap Ellen geram. Ia mematikan sambungan telponnya dan meletakkan ponsel Ellen ngasal.

Baru saja ia ingin meluapkan amarahnya yang sudah membuncah. Tapi tiba-tiba Sandra menelpon dan berkata bahwa Sunney ingin bicara.

Setelah bicara dengan bocah perempuan itu, Araya jadi sedikit lebih tenang. Saat telpon dimatikan ia tersadar. Pikirannya kembali mengingat Ellen. Jika ia gegabah. Sudah pasti ia akan bertengkar pada Ellen. Kemungkinan terburuknya mereka bisa berujung dengan perceraian. Tidak. Saat itu Araya belum siap kehilangan apa yang telah ia miliki dengan susah payah.

Araya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang