"Jika dengan ikhlas aku bisa menggapai Jannah nya lebih dekat, maka akan aku lakukan demi untuk mu"
'Airin Arasya'ooOO*****OOoo
Sudah seminggu setelah pertengkaran itu Airin mengurung diri dikamar. Meratapi nasibnya seorang diri.
Dan bertepatan hari ini 23 maret 2008 dimana akad pernikahan Aji dan Sindi akan dilaksanakan.
Airin tidak pergi mengikuti akad suaminya yang dilaksanakan dimasjid kebesaran kota Bandung. Padahal antara rumah dan tempat akad tidak terlalu jauh.
Tapi siapa yang sanggup menyaksikan acara pernikahan suami dan madunya.
"Ya rab jika keputusanku tepat, aku mohon ridohi lah aku dan berikanlah aku kesabaran yang besar. Tapi jika tidak aku mohon berilah jalan yang terbaik"Doa Airin yang sedang duduk menikmati hembusan angin siang dari balkon kamarnya.
Tok..tok..tok
Ketukan pintu kamar membuat lamunan Airin buyar.
"Assalamualaikum non"salam bi Ayum yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya."Waalaikumsalam bi, ada apa?"balas Airin sambil bertanya.
"Itu non tuan sudah datang"."iya bi, bibi duluan saja nanti saya akan menyusul"pinta Airin.
"Baik non, bibi pamit dulu kebawah"pamit bi Ayum yang dibalas dengan anggukan dan senyuman oleh Airin.
Airin berjalan menuju lemari. Ia ambil kotak beludru merah dan membuka kotak itu. ia ambil sebuah gelang dalam kotak beludru itu.
Simbol dari rasa sayang kedua mertuanya dan juga kenangan terakhirdari ibu mertuanya yang Airin simpan dengan kasih sayang. Gelang Menantu turun temurun keluarga Harlan indrajaya.Gelang berbentuk dua burung merpati saling menyatukan satu sama yang lain.
"Maaf kan Airin bu, Airin tidak bisa menjaga keutuhan gelang ini"gumam Airin sembari mengusap gelang pemberian ibu mertuanya waktu dia dan Aji menikah.
Tak terasa air mata Airin jatuh, ia dengan buru-buru mengusap air mata yang membasahi pipinya dan berjalan keluar kamar.
*****
Saat Airin melangkah menuju anak tangga. Dapat ia saksikan dari belakang punggung suaminya, dan dengan madunya duduk disebelah Aji disofa keluarga. Seketika air mata kembali jatuh tapi langsung Airin hapus. Dan melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga satu persatu.
"Airin"gumam Aji saat melihat Airin sudah ada dihadapan nya, yang masih dapat di dengar oleh Airin dan sindi. Respon Airin hanya tersenyum menahan perih hatinya.
Airin menyalami tangan suaminya. Ya seperti itulah kebiasaan yang selalu Airin terap kan apabila dia bertemu suaminya terlebih dahulu ia menyalaminya."Dua cincin terpasang manis di kedua jari mu mas" batin Airin saat tak sengaja melihat cincin yang terlingkar manis di jari manis dan tengah Aji.
Dilihatnya Sindi. Selama ini ia tak tau sperti apa wajah Sindi.
Sindi memakai kebaya brokat berwarna pink dusty. Rambut yang disanggul dan beberapa hiasan di rambutnya.
"Cantik"batin Airin.
"Sindi berikan tanganmu" pinta Airin
Sindi hanya mengikuti perintah Airin dan memberikan tangan kirinya. Dan Airin memasang kan gelang menantu keluarga Indrajaya.
"Sekarang gelang ini aku berikan kepadamu, karna ibu mas Aji sudah tidak ada lagi jadi aku sebagai perwakilan nya memberikan gelang menantu turun temurun ini kepada mu, tolong dijaga baik-baik"pinta Airin dengan tersenyum menahan air matanya dan berlalu dari hadapan Aji dan Sindi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...