Aji keluar dari ruangannya karena dia harus pergi menuju salah satu cafe di kota bandung. Untuk meeting dengan perusahaan sahabat Papa nya.
"Eh-Bapak"panggil Sekretaris Nana saat Aji melewatinya. Aji menoleh,"ada apa?"
"Ini pak"Nana menyodorkan kotak bekal yang dibawa Airin tadi.
"Ini bekal dari bu Airin"kata Nana saat Aji akan mengatakan ini apa?
Aji membulatkan matanya."kenapa ibu gak langsung ke ruangan saya?"
Nana menggaruk tengkuk kepalanya,"tadi ibu sudah ke ruangan bapak, tapi katanya dia lagi buru-buru.Jadi gak sempat mau ngasih secara langsung"terang Nana sekenan nya.
'Sial!!Pasti Airin udah lihat aku dengan Sindi di dalam' batin Aji mengumpat.
Aji mengusap wajahnya."kamu lihat ekspresi ibu gimana, gak?"
"Gak gimana-mana sih pak. Seperti biasa aja, nebar senyum kemana-mana"ucap Nana apa adanya.
Aji mengambil bekal itu dari tangan Nana."ia udah. Saya mau meeting dulu"setelah mengatakan itu Aji pergi dari hadapan Nana.
*****
"Kenapa mas Aji secepat itu dekat dengan Sindi sih, heran."
Airin bertanya-tanya atas sikap Aji yang semudah itu dekat dengan Sindi. Jelas-jelas wanita itu baru dikenalnya.
Kini Airin tengah berjalan-jalan dipinggir jalan seperti gembel yang tak tentu arah.
Mobilnya ketinggalan dikantor Aji karena dia asik bergelut dengan perasaan nya.
Mau balik ke kantor Aji?
Mood nya sedang berantakan setelah melihat adegan diruangan Aji tadi.
Alhasil, dia berjalan sendirian.Gak tau mau ke mana?
Airin menendang kuat botol fan*a yang berada didekat kakinya.Sehingga, botol itu mengenai kepala seseorang yang berdiri tidak jauh dari Airin.
Pria itu memutar badan nya untuk melihat siapa pelaku yang telah berani menumpuk kepalanya dengan botol.
Airin menepuk jidadnya.Pria itu mengutip botol itu dan berjalan mendekati Airin sembari ditangannya membawa botol tadi.
"Disamping mba ada tempat sampah noh. Jangan buang sembarang arah napa"marah pria itu membuat Airin mergidik ngeri.
Airin melirik ke kanan.Benar saja, disampinya terdapat tempat sampah.'Kan bukan salah aku om, lagian itu bukan botol aku jug'batin Airin.
Pria itu menghela nafas kasar.saat wanita didepannya ini melongo tak menubris pernyataannya.
Airin tersadar dari lamunanya dan menyatukan kedua tangannya,"maaf om saya gak tau kalau bakalan kena kepala om"sesal Airin menatap wajah pria yang dipanggilnya om tersebut.
"wtf. Om?sejak kapan saya nikah sama tente kamu?"tanyanya asal.
Airin cuma bengong doang mendengar ucapan pria yang ada dihadapan nya ini.
"Emang tampang saya udah kyak om-om gitu?"tanyanya membentak Airin.
Airin mengangguk pelan."om udah maafin saya, kan?"tanya Airin sepelan mungkin.
Pria itu membulatkan matanya. Bagaiaman wanita didepan nya ini dengan mudahnya mengatakan itu.
Kemarahannya dua kali memuncak saat dia dipanggil om-om.
"BELUM! Saya belum maafin kamu"kata pria itu dengan nada suara yang masih sama saat kepalanya ketimpuk.
"Terus gimana dong om?"nada suara Airin seperti anak abg yang sedang memohon meminta dibelikan ciki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...