Dua puluh menit kemudian, mereka tiba di rumah Airin. Aji turun dari mobil, dan menarik tangan Airin memasuki rumah. Dibelakangnya Sindi menyusul.
Sindi beristirahat disofa ruang tamu, sedangkan Aji dan Airin menuju kamar atas.
Airin mencoba menyamakan langkahnya dengan Aji, namun berkali-kali ia tersandung anak tangga.
Tiba dikamar, Aji melepaskan genggaman tangan nya,"jelasin semuanya"kata Aji dingin.
Airin mengusap lengan nya yang memerah karena cengkraman Aji yang begitu kuat."Airin gak kenal siapa mas Bram"kata Airin jujur.
Aji menatap Airin dengan buas, karena merasa belum puasa dengan jawaban Airin,"kamu bilang gak kenal, tapi kamu tau namanya. Kamu bilang hanya kekasih pura-pura, tapi kamu mau aja. Jelas sudah, kamu punya SUAMI."
Airin menunduk."mas butuh penjelasan kamu, bukan tudukan kamu"bentak Aji mengangkat dagu Airin.
"Airin beneran gak kenal siapa mas Bram, Airin jadi kekasih pura-pura, hanya semata permohonan maaf"kata Airin menatap Aji takut.
"Permohonan maaf macam apa itu ha_ ?"
Airin menutup matanya saat Aji membentaknya. Airin merasa bersalah,"maafin Airin mas."
Aji terdiam menahan gejolak emosinya. Kemudian ia mengusap wajahnya dengan kasar. Dan meninggalkan Airin begitu saja, dengan pintu yang dihempaskan sangat kuat.
Airin memejamkan mata nya saat kaget mendengar pintu yang beradu. Airin mengikuti Aji yang kini menghampiri Sindi.
Airin berhenti,"mas mau kemana?"tanyanya lembut.Aji menoleh ke arahnya. Sindi pun juga sama.
"Maa mau pulang!"lagi-lagi dengan ucapan yang dingin tanpa menatap Airin lagi.
"Tapi kan udah waktunya mas tidur disini"
Aji tak mengumbris pernyataan dari Airin. Dia menarik lengan Sindi menuju mobil. Airin hanya diam ditempat. 'Sama sekali tak menoleh' gumam Airin.
Airin kembali ke kamarnya, untuk mengobati luka lembam di kaki nya akibat dari benturan anak tangga tadi.
*****
"kemana Airin?"
Bram menoleh kesumber suara,"tadi dia pamit untuk pulang"kata Bram berbohong.
Herman mengangguk,"papa setuju kalau kamu dengan Airin"kata Herman melirik Bram.
Bram hanya membalas dengan senyuman kecut,'bagaimana Bram bisa bersama Airin pa? Kenal saja tidak!' batin Bram membuat hatinya sedikit perih. Entahlah, dia tidak tahu mengapa hatinya merasa perih saat mengingat ia dan Airin hanya sebatas kekasih pura-pura.
"Papa tunggu kamu didalam"kata Herman menepuk pundak Bram sebelum ia pergi meninggalkan Bram didalam aula.
Bram tidak sendirian disini, ada beberapa karyawan yang sedang membongkar atau membereskan alat-alat pesta tadi.
Acara malam ini tidak sampai larut malam. Dikarenakan, takut membuat para tetangga terganggu dengan acara mereka.
"Airin?"gumam Bram merasa mengingat seseorang. Tapi dia lupa siapa orang itu. Mungkin ingatan nya belum semuanya kembali!
Bram bangkit dari duduknya saat para karyawan sudah pergi dengan membawa alat-alat pesta tadi.
*****
09.10 wib
Cafe kenangan"Maaf telat"kata wanita yang baru saja duduk disebrang Airin.
Airin menoleh dan wajahnya berubah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...