05.43 wib
Airin sedang memasak makanan kesukaan Aji.
Airin begitu semangat membuat lontong sayur, salah satu makanan kesukaan Aji.
"Tinggal tambah garam sedikit aja"kata Airin mencari-cari tempat garam.
Airin kembali mengetes rasa. Setelah yakin dengan buatannya. Airin mematikan kompor dan menata lontong sayur ke dalam tempat bekal.
Mulai dari lontong, mie-yang telah dimasak dengan bumbu-bumbu rempah, ayam goreng yang telah disuwir-suwir, kuah yang dimasak berbarengan dengan nangka sayur dan buncis, plus tambahin bawang goreng dan kerupuk.
Ops!
Jangan lupa tambahin telur baladonya. yuummy!makin endessz rasanya.
*****
"Mas berangkat dulu"teriak Aji saat ia telah selesai memasang sepetunya.
"Tunggu mas"
Langkah Aji terhenti, ketika Sindi memanggilnya. Aji menoleh kebelakang. Aji menaikan salah satu alisnya. Seolah sedang bertanya ada apa?
"Ini mas dasinya belum dipasang"kata Sindi memberikan dasi Aji.
Aji memasang dasi nya, sebelum mengecup singkat jidad istri keduanya itu.
"Ia udah. Mas pergi ya sayang"
Sindi mengangguk dan Aji meninggalkan perkarangan rumah menggunakan mobil Pajero sport milik nya.
Sindi kembali masuk kedalam rumah menuju dapur.
*****
"Eh-mba mau berangkat sekarang?"tanya Airin saat melihat Ike yang baru keluar dari kamarnya menyeret koper. Disusul dibelakangnya Ali menggendong Yuna yang sedang tertidur pulas.
Gimana gak tidur?
Bagi anak kecil jam segini masih terlalu pagi!
Ike menghampiri Airin yang sedang menunggu jawabannya sejak tadi."iya rin. Harus berangkat jam segini, keburu kesiangan"
Airin mengangguk mengerti."ow iya. Maaf ya mba Airin gak bisa antar ke bandara. Ini mau nganterin sarapan pagi buat mas Aji"kata Airin senyum-senyum menunjukan bekal yang akan diberikannya kepada Aji.
Ike mengusap-usap bahu Airin."ia gak papa. Pasti Aji suka tuh masakan kamu"puji Ike.
"Semoga aja"
Airin melirik Yuna yang tidur di gendongan Ali."uluh ponakan ante, tidurnya anteng banget"ucap Airin gemes.
"Ia udah yuk!mba takut terlambat nih"
Airin mengangguk. Dan berjalan dibelakang Ike menuju teras.
*****
08.21 wib
Pt.imdoHarl
"Pagi bu"sapa salah satu satpam perusahaan ibu mertua Airin.
"Eh-iya pagi pak kasep"balas Airin tersenyum ramah.
Airin mendekati pak Kasep."gimana pak kerjanya?lancar aja kan?"tanya Airin.
"alhamdulillah lancar buk,aman terkendali"ucapnya bangga.
"Bagus deh"kata Airin tersenyum,"Aji ada didalam kan pak?"
"Bos ada di dalam bu"
"Ya udah. Saya kedalam dulu ya pak"setelah mengucapkan itu Airin pergi begitu saja saat pak Kasep akan mengatakan sesuatu.
"Tap-"
Airin tak mendengar ucapan terakhir pak Kasep.
*****
"Pasti mas Aji suka"gumam Airin memperhatikan bekal yang dibawanya.
Tiing!
Pintu lift terbuka saat dilantai 6 dimana ruangan Aji berada.
Airin melangkah menuju ruangan Aji. Saat tiba didepan pintu, Airin membukanya perlahan.
Baru saja ia akan melangkah masuk.
"Gimana mas?enak gak?"tanya seorang wanita didalam sana sedang menyuapi Aji makanan.
Wanita itu tertawa bahagia bersama Aji.
"Ia enak. Kamu pandai memasaknya"puji Aji yang membuat hati Airin mencelos.
Wanita itu tertawa renyah."ia udah. Nih lagi, aku suapin aa ... a"kata wanita itu meminta Aji membuka mulutnya.
Kemesraan yang kedua insan itu lakukan membuat hati wanita yang sedang berdiri diabang pintu sakit.
Wanita itu duduk diatas meja membelakangi pintu. Sehingga, Airin yang masih berdiri didepan pintu yang terbuka sedikit tidak akan kelihatan.
"Kamu bener-bener pandai banget masaknya"puji Aji kedua kalinya.
Airin memutar badannya saat lelakinya mengutarakan itu kepada wanita lain.
Bagi Airin dia masih wanita lain.
Tidak tau kapan ia bisa menerima wanita itu dengan sepenuh hati.
Masih setengah?
Kemudian Airin berjalan menjauhi ruangan Aji dan memberikan bekal tadi kepada sekretaris.
'sudah ada orang baru yang membuatkan dan membawakan mas Aji sarapan Airin'batinnya kepada diri sendiri.
Aji tidak akan melihatnya yang pergi begitu saja, karena pandangan Aji akan tertutup oleh wanita itu.
ooOO*****OOoo
Lanjut gak guys?
Maaf ya typo bertebaran dimana mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...
