20.45 wib
Airin mondar-mandir memikirkan, bagaimana cara ia meminta izin kepada Aji.
"Gimana nih. Ya Allah bantu Airin ..."pintanya.
Airin duduk di kasur,"kenapa aku gak bisa bantah ajakan si om-om tadi sih"sesal Airin memilin-milin ujung hijab nya.
"Saya tidak menerima penolakan"ucap pria itu lantang dengan secepat kilat.
Airin mengangkat wajahnya saat pria itu mengatakan sesuatu yang membuat Airin lemas."tapi om saya beneran gak bisa, gimana kalau saya tukar.saya traktir om makan di cafe itu"tunjuk Airin pada salah satu cafe yang berada di sebrang jalan.
Pria itu melihat ke arah cafe yang ditunjuk Airin. Kemudian, dia melirik Airin kembali."kamu pikir saya miskin apa?saya gak perlu traktiran dari kamu"ucapnya emosi. Tidak lama, pria itu mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Dan menyerahkan card alamat rumah pria itu.
"Sudah saya katakan saya gak menerima penolakan. So,(kamu datang kerumah saya dan ini kartu nama saya, disitu tertulis alamat rumah saya)"
Airin menganga dan mengambil kartu itu dengan perlahan."tap-"
Belum sempat Airin menyanggah. Pria itu sudah pergi meninggalkan Airin dengan rasa yang bercampur aduk.
"Dasar om-om main pergi aja, gila tu orang"umpat Airin meneriaki pria itu sembari tangannya yang terkepal melayang-layang di udara
Airin mengusap wajahnya mengingat kejadian tadi dan kemudian merebahkan badanya,"mas Aji gak dirumah lagi"gumam Airin melihat langit-langit kamarnya.
Saat mengantarkan Airin pulang. Aji mendapatkan telepon dari Sindi, bahwa ia sedang terjatuh dikamar mandi. Sehingga membuat Aji batal untuk tidur dirumah Airin.
Airin mendengus,"pakai acara jatuh segala lagi"umpat Airin mengingat Aji yang rela pulang ke rumah Sindi saat mendengar madu nya itu terjatuh.
"Kan, aku gak ada yang nemani ke sana."Airin menutup wajahnya dengan bantal."gak mungkin pergi sendiri"ucap Airin cepat dan melempar bantal ke sembarang arah.
"Mana satu jam lagi, acara nya dimulai!"gerutu Airin berjalan ke kamar mandi.
*****
Suasana malam ini begitu meriah. Banyak orang-orang Besar disini sembari tangannya digelajut manja seorang perempuan.
'Mungkin istrinya' pikir Airin.
Airin berjalan menuju aula rumah ini. Bagi Airin rumah ini sangat megah. Bagaimana tidak!rumah ini saja di fasilitas gedung aula.
"Keren"batin Airin.
Airin menyapu setiap sudut ruangan. Didalam aula sudah tertata rapi meja dan kursi tamu. Disudut sebelah kanan didekat panggung, terdapat orgen tunggal.
Seperti acara pesta pernikahan saja.
"Sudah datang"suara itu membuat perhatian Airin teralihkan pada sosok yang baru saja tiba dihadapan Airin.
Pria yang sama, namun berbeda penampilannya. Pria yang berada dihadapannya ini, rambut bergaya- dan memakai Slim fit berwarna Latte. Sama seperti warna baju yang dikenakan Airin.
Pria inilah yang mengatur semua nya. Hingga, mereka memakai warna baju yang senada.
Airin begitu terkejut melihat penampilan pria ini. Gambaran om-om yang terlintas di kepala Airin berubah seketika, ketika melihat penampilan pria ini berbeda dari tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...