26. Author Pov

499 25 2
                                    


"Kemana sih dia?"tanya Sindi yang dari tadi mondar-mandir didepan rumahnya, menunggu Aji yang dari beberapa jam lalu belum kembali juga.

Sindi melirik jam tangan nya yang sudah menunjukan pukul 18.11 artinya adzan magrib sudah  berkumandang. Sindi berulang-ulang kali pula menghubungi Aji tapi tetap saja nihil, karena nomornya yang tidak dapat dijangkau.

"Kemana sih?"ucapnya khawatir.

"Atau jangan-jangan dia kerumah Airin!"katanya spontan karena dia mengingat bahwa minggu ini adalah jadwal Aji untuk tidur disana.

"Ia pasti dia kerumah Airin"ucapnya membenarkan ucapannya.

Lantas Sindi masuk kedalam rumah untuk mengambil tas dan kunci mobilnya. Kemudian, dia bergegas menuju mobil yang terparkir di carport.

Segera mungkin dia membawa mobil itu dengan sedikit cepat. Sepanjang perjalanan dia terus saja mengumpat."bisa-bisanya mas Aji tidur dirumah Airin tanpa seizin aku"umpatnya memukul stir mobil.

"Aargh"teriaknya memenuhi ruangan mobil.

"Gue paling gak suka dibohongi gini. Arrgh!"

"BERENGSEK"makin ya penuh dengan amarah.

Diujung jalan sana terdapat kemacetan yang membuat jalan Sindi terhambat. Dia sangat membenci situasi seperti ini."WOI MINGGIRIN KALIAN. EMANG JALAN BAPAK LO SEMUA HA?"teriak Sindi- membuka kaca pintu mobilnya- kepada anak-anak yang sedang berkerumun, sepertinya sedang adu trek-trekan.

"Woi ngapa ngegas mba"teriak salah satu anak berkaos oblong biru dengan celana pendeknya.

Sindi turun dari mobil dan menghadang anak tersebut."ngegas kamu ya. Kalau gue bilang minggir, ya minggir. Emang jalan bapak lo ha"maki Sindi dengan teriakan pula.

"Selow aja sih mba, ngomongnya. Gak perlu pakai urat juga"timpal teman anak tersebut.

"kalau lo mau gue selow, minggir lo semua. Jam segini masih aja lo trek-trekan"ucap Sindi memasuki mobilnya.

Tiiin

Beberapa kali Sindi mengklakson agar anak-anak itu minggir."minggir lo semua, bajingan"umpatnya dengan emosi.

"Huuuuuuu"sorak mereka semua.

"Dasar anak gembel"umpatnya didalam mobil.

"Kalau bukan karena gue buru-buru udah gue bantai lo semuanya".

"ini semua gara-gara Airin.Lo udah kelewatan rin. Lo benar-benar pingin gue singkirkan."

Lima menit berlalu akhirnya Sindi tiba dihalaman rumah Airin. Setelah turun dari mobil dia langsung saja masuk kedalam rumah Airin seenak jidadnya aja.

*****

"AIRIN .... KELUAR KAMU"panggil Sindi memasuki rumah.

"Airin. Airin. Airin"teriak Sindi menggelgar memanggil Airin.

Suaranya memekakan telinga bagi siapapun yang mendengarnya."ada apa ini nak Sindi teriak-teriak"tanya bi Ayum yang muncul dari kamarnya.

"AIRIN"teriaknya lagi, menyucueki perkataan bi Ayum. Bi Ayum mendekat kearahnya."jangan teriak-teriak nak. Malu sama tetangga."

Sindi menatap tajam bi Ayum yang menasehatinya seperti itu."mana Airin bi"bentaknya.

"Nak Airin lagi dikamar. Lagi istirahat, makanya jangan teriak-teriak."

Sindi berdecak dan berkacak pinggang."AIRI....N"teriaknya sekali lagi.

Kemudian, wanita bermukenah putih dan biru menuruni tangga dengan terburu-buru.

"Ada apa ini bi?"tanya Airin saat ia tiba didekat bi Ayum.

Bi Ayum hanya mengangkat kedua bahunya,"bibi gak tau nak,  datang-datang udah teriak seperti keserupan"celetuk bi Ayum.

Sindi hanya memberi tatapan tajam kepada bi Ayum,"mana suami gue?"teriaknya kepada Airin.

Airin mengerutkan keningnya,"mas Aji gak ada disini"ucap Airin menyelempangkan mukenahnya.

"Kamu jangan berbohong ya rin. Aku tau mas Aji ada disini"katanya tetap kekeh dengan kesok tahunya.

"Lo ngeyel banget jadi setan. Udah jelas dibilang, Aji gak ada disini masih juga ngotot"timpal Oca."Pakai acara teriak-teriak lagi, jangan kan orang, setan aja udah ngerasa kalau lo bukan alirannya lagi, tapi udah masuk ke aliran IBLIS"lanjut Oca dengan celetuk an kejamnya.

Sindi melirik Oca,"lo diam ya. Gue gak ngomong sama lo"katanya kasar menunjuk-nunjuk Oca.

Oca menepis tangannya"Hahaha. Lucu jadi setan ya. Lo kira gue mau gitu ngeladeni lo. Asal lo tau gue ladenin lo karena kuping gue pekak dengar teriakan iblis jahanam .... lo itu."

"Lagian, ngapain lo kemari cari lakik lo. Bukannya malam ini dia sama lo ya?atau... Jangan-jangan Aji udah sadar ternyata dia nikahi Wanita jelmaan Iblis berkepala tujuh"celetuk Oca dengan ejekan.

"Lo diam"

"LO YANG DIAM BANGKE"teriak Oca tak mau kalah.

"CUKU....P"teriak Airin saat kedua wanita yang dikenalnya sedang bersetenggang mulut.

"Gue udah ngomong sama lo ya Sin, sekali lagi mas Aji gak ada disini!"ucap Airin dengan tegas.

Bi Ayum yang menyaksikan hanya bergedik karena jijik melihat Sindi."Gue gak percaya"kata Sindi keras dan berjalan menaiki tangga.

"MAS AJI"

"MAS...."

"KAMU JANGAN BERSEMBUNYI YA"

"Lo mau kemana?"teriak Airin saat melihat Sindi yang berlalu dibelakangnya. Dan dia mengikuti kemana langkah Sindi, disusul Oca dan bi Ayum.

"Mas!"panggil Sindi membuka kamar tamu.

"mas Aji gak ada disini"ucap Airin mencegah Sindi untuk membuka kamar tersebut.

"Awas lo"suruh Sindi mendorong Airin ke belakang nya. Untung saja Oca menyambut Airin dengan cepat.

"Mas kamu dimana?"teriaknya saat memasuki kamar tersebut.

"Mas...."teriaknya lagi saat ia keluar dari kamar tersebut.

Begitu seterusnya, ia membuka satu persatu pintu kamar yang ada dirumah tersebut dengan meneriaki nama Aji.

Saat pintu kamar Airin akan dibuka, Airin menghalanginya lagi."jangan pernah lo buka-buka kamar ini"peringat Airin.

"Lo jangan halangi gue"kekeuh Sindi.

"Mas"panggil Sindi membuka pintu itu.

"Mas Aji gak ada didalam kamar ini"kata Airin.

"Lo awas, gue mau buka"kata Sindi kembali mendorong Airin. Saat Sindi memegang gagang pintu itu, Airin menghadangnya dan melayangkan tamparan di pipi Sindi.

Ptaak...

ooOO*****OOoo

Hai guys gimana kabarnya?

Semoga sehat selalu ya!aamiin

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang