11. Kemana aja?

386 17 0
                                    

"Kamu apa an sih?"ucap Airin sebel.

*****

"What! Kamu?"pekik orang itu sembari tertawa meledek."Sejak kapan lo manggil gue pakai kamyu ... kamyu"ledek si pria dengan kata 'kamu' digaya-gayain.

"Gak usah mancing-mancing deh!"gerutu Airin karena tingkah si penelpon.

"Masih jutek aja buk." Airin mendengus. Si pria tertawa karena berhasil membuat Airin kesal.

Airin memijat pelipisnya karena mendengar tawaan diseberang sana yang tak kunjung usai. Dia tidak kaget lagi dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.

Suka memancing emosi orang!

"Gaje lo tau gak"ucapnya tak bersahabat. Si pria terkekeh geli."Emang gue lagi ngelawak?"tanya Airin mendengus kasar.

Si pria yang diketahui namanya Marcel tertawa kencang."Cukup ... cukup"pinta nya 'ngos-ngosan' mencoba untuk mengatur nafas karena berhasil memancing emosi Airin."Gue minta maap. Baru bisa ngehubungin lo-"

"Syuhello, baru bisa? Bullshit banget"emosi Airin tak bisa lagi menjaga image didepan manusia jelly yang satu ini.

"Gue belum selesai ngomong, bacr*t"umpatnya kesal karena Airin mencela omongannya."Akhir-akhir ini gue sibuk banget ngurus kuliah gue"lanjutnya curhat.

Airin menghela napas kasar."Baru kali ini gue denger, ada ... orang sibuk sampai dua tahun karena kuliah. Emang gak ada gitu waktu sedikit doang?"ucap Airin menyindir.

Marcel menggaruk kepalanya yang tak gatal dan cengengesan."ya mon maap kali, kan anak pinter"ucap Marcel memuji diri sendiri.

"Gue sudah hapal dengan tingkah lo"ucap Airin santai.

"Baytheway, lo nomor baru ya?tanya Airin sok bingung. Marcel menyeringai, meskipun tak terlihat oleh Airin.

"Biasalah buk. Kayak gak tau aja"ucapnya menggaruk tengkuk kepalanya.Airin meng'oh ria kan jawaban Marcel, sebab sahabatnya yang satu ini suka gonta-ganti kartu.

"Dalam sebulan kan gue bisa dua pulih atau tiga puluh nomor"ucap Marcel santai macam di pantai.

Kan bener!

Udah kayak konter berjalan.

"Lurus amat tuh mulut ngomongnya"sindir Airin."sekalian aja lo jual kartu dipinggir jalan, kan lumayan untuk hidup disana. Heheehe"ucap Airin bergurau.

Marcel mendengus."Sorry and de morry lah yauw. Hidup gue gak kekurangan disini, isi kantong gue mulus banget, semulus jalan tol"ucap Marcel bangga.

"Mosok iyo?"tanya Airin menjahili."Gue denger-denger lo ngamen disana"ledek Airin.

"Sekate kate lambe turah!"sinis Marcel teremosi.

Airin terbahak-bahak karena berhasil membuat Marcel terpancing.

Satu sama!

Airin mengentikan tawanya."Ada angin apa lo bisa ngengubungin gue?"tanya Airin penasaran. sebab, kenapa baru sekarang Marcel menghubunginya."Oh iya. Sampai lupa"ucap Marcel menepuk jidadnya.

"Jadi gini, dua hari lagi gue mau seminar proposal. Jadi ... gue minta doa lo"ucap Marcel meminta.

"Itu mah pasti gue doa'in. Masa sahabat sendiri, lagi memperjuangkan masa depannya gak gue doa'in"Marcel tersenyum salting meskipun tak terlihat oleh Airin."Ayam buk maymunah aja gue doa'in pas mau ngejan. Hahahaha"canda Airin membuat senyum di wajah Marcel memudar.

"Yee. Gue masih inget yang itu"ucap Marcel mengontrol perasaannya.

Airin mengangguk, mengiyakan ucapan Marcel.

"Maaf nih. Gak bisa beri semangat secara langsung"ucap Airin tak enak hati.

Marcel tersenyum kecut."Dengan doa lo itu sudah cukup dan udah buat gue tenang"kata Marcel sok bijak.

Airin mengangguk."Btw. Kapan lo balik ke indo?"tanya Airin penasaran.

Marcel menimang-nimang perkataannya."ya tergantung sih. Kalau gue lulus seminar dan wisuda tahun ini. Mungkin tahun baru gue balik"terang Marcel semangat."lo kangen ya?"lanjut Marcel menggoda Airin.

"Menurut lo? udah dua tahun gak jumpa, gak ada hubungin gue. Itupun terakhir jumpa, dipernikahan gue"ucap Airin sedih mengingat masa itu.

"Yaelah. Heheheh"tawa palsu Marcel.

Percakapan dua sahabat itu, berlanjut hingga jam sepuluh malam. Mereka asik mengobrol kan masa sekolah mereka, dari Marsel yang sering dikejar-kejar cewek, hingga kejadian lucu lainnya yang mereka rasakan saat moment bersama-sama.

Marcel melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya. Sudah jam lima sore lewat limabelas menit.

'Pasti disana sudah malam'pikir Marcel.

"Udah larut nih. Gue mau tidur, capek nih"ucap Marcel berpura-pura capek. Sebab, ia tidak enak jika menelpon istri orang sampai selarut ini.

"Yee ... lo kira gue gak capek. Hahaha"kata Airin bercanda.

"Yo wes. Good morning istri orang"ucap Marcel tanpa pikir.

"Yakali Good morning. Good night kali"kata Airin memperbaiki ucapan Marcel dengan sedikit nada mengejek.

"Iyain aja biar kelar. Hahahah"tawa Marcel menyerah."assalammualaikum buk aji"lanjut Marcel berpamitan.

"Waalaikumsalam masjom(mas jomblo)"balas Airin tak mau kalah, karena sahabatnya yang satu ini paling anti dikatain jomblo.

"Hahahah, bi-"

"Marcel"

Panggilan itu membuat nada telphon terputus begitu saja. Suara itu sangat asing bagi Airin.

Rasanya hati Airin sedikit membaik.

Membaik ketika ... bisa berbicara dengan sahabatnya.

Suara siapa tadi?

Suara seorang wanita, yang asing bagi telinga Airin.

Suara ibu Marcel?

Tidak!

Orang tua Marcel tetap di Indonesia.

Kakaknya barang kali?

Marcel tidak memiliki kakak. Dia anak tunggal dari keluarga Cioz.

Lalu?

Teman wanita?

Tak mungkin semalam ini ada wanita di apartemen nya?

Airin mencoba untuk berpikir positif. Karena jam antara Indonesia lebih cepat dari London.

Jika sekarang jam sebelas lewat empat puluh tujuh waktu indonesia bagian barat, berarti disana sekitar jam lima atau enam lewat empat puluh tujuh sore kali.

Hanya berbeda 6 jam.

Mungkin saja itu teman wanitanya yang sedang berkunjung.Tapi setahu Airin, Marcel tidak begitu dekat dengan seorang wanita selain ia dan Oca.

Apalagi berkunjung ke Apartemen Marcel.

Aneh?

.....

ooOO*****OOoo

siapa ya kira2 wanita itu?

Kalian penasaran?

Kepoin terus ya cerita mimin.

Sengaja aku upload malam2 gini, hanya demi kalian😙

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang