4. Selamanya

526 30 0
                                    

"Wajahmu bagaikan rembulan. Tetap tersenyum meskipun kau tersakiti, tetap memancarkan kebahagiaan walaupun kau terluka"
"Aji indrajaya"

ooOO*****OOoo

Aji baru saja pulang dari kantornya. Baru beberapa jam yang lalu ia selesai dengan meeting dengan direktur perusahaan jepang.

Sekarang pukul 21.00 wib. Aji meraih handphone nya yang terletak diatas nankas, ia menghidupkan kembali handphone nya karena tadi ia matikan ketika bi Ayum terus-terus menghubungi nya karena takut terganggu acara meeting nya lantas Aji mematikan sementara handphone sampai meeting selesai.

*****

Aku rindu Airin, sudah lima hari aku tidak mendengar kabarnya. Dua hari lagi aku akan bertemu dengan Airin. Rasanya aku sangat-sangat rindu. Tapi mengapa Airin tak ada menelfon ku? Apakah dia tidak merindukanku.

Aku menekan nama Airin dan menelfon nya. Tidak aktif. Tidak biasanya nomor Airin tidak aktif.

Oh iya aku ingat. Bi ayum!

Lantas segera kucari nama bi Ayum.ku tekan tombol hijau dan tersambung.

"Assalammualaikum bi, Airin kemana ya bi, kenapa nomornya gak aktif?" tanyaku kepada bi ayum to the point.

"Wa-aalaikumsalam tuan, itu non Airin mm"jawab bi Ayum gugup.

"Aneh,kenapa bi ayum gugup ya" batinku.

"Kenapa dengan Airin bi?"tanyaku penasaran.

"Non Airin tuan, non Airin masuk rumah sakit"

Deg. Seketika jantungku berdetak, Airin masuk rumah sakit!

"Bibi sekarang di rumah sakit mana?" tanyaku

"Rumah sakit Medika Pertiwi tuan"Setelah bi Ayum mengucapkan itu, lantas aku langsung memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Segera kirain kunci mobil yang ku letakan tidak jauh dari posisi dudukku. Saat hendak keluar kamar, aku berpapasan dengan Sindi yang sedang membawa secangkir kopi untuk ku. Iya tadi setelah pulang dari kantor aku menyuruhnya membuatkan kopi untuk ku.

"Mas mau kemana"tanya sindi yang menghentikan langkahku.

"Aku mau kerumah sakit"kata ku dan sindi menaikan satu alisnya.
"Siapa yang sakit" tanyanya lagi

"Airin"kataku dan langsung pergi karena nanti sindi pasti banyak tanyanya.

*****

Beberapa menit kemudian aku sampai juga di rumah sakit dimana Airin dirawat.

Aku langsung mencari dimana kamar rawat Airin, sebelum kesini bi ayum sudah memberitahu aku lewat via wa dimana kamar rawat Airin. Ruang anggrek 043.

Baru saja aku menyentuh knop pintu. Dari dalam ku mendengar teriakan perempuan, Airin?

"Gak, gaaak mungkin kan bi, anak Airin masih ada. Bibi bohong kaan" teriakan Airin sangat keras.

Anak?, siapa yang dimaksud Airin?.

"Bi jawab bi, hiks hiks anak Airin masih ada kan bi hiks hiks" sekarang bukan teriakan nya yang kudengar, suaranya sudah memelan dan diiringin tangisan senggugukan nya.

Aku yang penasaran langsung membuka pintu dan ekspresi Airin kaget. Sedetik kemudian dia membuang muka. Saat ini dia sedang berada di pelukan bi Ayum.

Ku coba mendekat dan menggapai tangan nya tapi apa? Airin menepis tanganku.

"Airin ini mas"
"Pergi dari sini" teriak Airin menyuruh ku pergi.

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang